Emanuel Abraham Lincoln seorang pria dewasa yang berumur 28 tahun merupakan CEO Dari perusahaan Besar yang bernama E,A Company
Emmanuel Merupakan suami dari seorang wanita cantik yang bernama Rossa, mereka sudah lama menikah dan di karuniai seorang
putra Yang Kini Berusia 2 tahun, putra mereka Di beri nama Kenzie Junior Abraham Lincoln.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emmanuel Cemburu
Setelah selesai memasak. Silvia pun kembali menghampiri Emmanuel dan Dafa sembari membawa nampan yang berisikan dua mangkuk sup ayam hangat.
Emmanuel dan Dafa pun seketika tergiur saat mencium aroma sedap dari sup ayam tersebut. Nampak kedua laki-laki tersebut sudah tidak sabar untuk menyantap hidangan yang dibawa Silvia untuk mereka.
"Ini. makanlah!" ujar Silvia sembari meletakkan nampan tersebut di hadapan Emmanuel dan Dafa.
"Terimakasih, Sayang," jawab Emmanuel dan Dafa bersamaan.
"Apa kau bilang?!" sentak Emmanuel dengan sangat marah. Tatapan tajam Emmanuel sontak mengarah pada Dafa karena tidak terima Silvia dipanggil sayang oleh Dafa.
"Aku refleks!" jawab Dafa dengan ketus.
"Sekali lagi kau menyebut Silvia, Sayang. Aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan wajahmu itu!" sungut Emmanuel dengan nada mengancam.
"Dasar posesif!" umpat Dafa bergumam.
"Sudah-sudah! Ayo makan!" tegas Silvia.
Emmanuel dan Dafa pun mulai makan dengan lahap. Rasa sup ayam buatan Silvia memang sangat enak sehingga membuat kedua pria itu sangat lahap.
"Wah ... masakan kamu enak sekali, Silvia. Aku sangat suka dengan sup buatanmu ini!" puji Dafa dengan sangat jujur. Silvia yang mendengar itu lantas tersipu dengan malu.
"Terimakasih, Tuan Dafa," ucap Silvia sembari tersenyum dengan lebar.
Kedua mata Emmanuel pun lantas langsung melotot ketika melihat senyuman Silvia itu yang tertuju pada Dafa. Api cemburu mulai membakar hati Emmanuel, dirinya tidak terima ketika Silvia tersenyum pada Dafa. Bagi Emmanuel senyuman Silvia itu hanyalah miliknya seorang dan siapapun tidak boleh melihatnya kecuali dirinya sendiri.
"Sama-sama, Silvia cantik," gombal Dafa ikut tersenyum pada Silvia.
Emmanuel yang melihat itu pun sudah tak dapat lagi menahan kesabarannya. Dengan sangat keras ia menendang kaki Dafa yang sedang duduk di sampingnya itu sehingga Dafa langsung memekik kesakitan.
"Akh—!" jerit Dafa.
"Kamu kenapa, Tuan Dafa? Apa kamu sakit?" tanya Silvia terlihat cemas ketika melihat Dafa menjerit.
"A--Aku tidak apa-apa," jawab Dafa terbata-bata. Dafa melirik ke arah Emmanuel lalu berbisik di telinga Emmanuel. 'Kenapa kau menendangku?' tanya Dafa dengan kesal, tetapi Emmanuel hanya diam saja dan tak menjawab.
"Kamu yakin tidak apa-apa, Tuan?" tanya Silvia semakin cemas.
"Aku tidak apa-apa. Tenang saja, Silvia," jawab Dafa.
"Ini minum dulu," ujar Silvia sembari memberikan segelas air pada Dafa.
"Terimakasih," ucap Dafa yang segera meminum segelas air tersebut. Sedangkan Emmanuel yang melihat itu lantas semakin terbakar api cemburu. Emmanuel benar-benar tidak terima ketika Silvia lebih memperhatikan Dafa dari pada dirinya.
"Sttt ... sakit," Emmanuel meringis kesakitan lalu memegangi dadanya yang terasa sangat sakit secara tiba-tiba.
Silvia yang mendengar itu lantas langsung menoleh. "Tuan El kenapa?"
"Dadaku sesak dan kepalaku tiba-tiba pusing," jawab Emmanuel dengan nada lemah.
"Ya ampun. Kok bisa tiba-tiba?" tanya Silvia seketika panik.
"Aku tidak tahu, Sayang," jawab Emmanuel semakin lemah.
"Apa jangan-jangan masakanku tidak enak jadi kalian berdua langsung sakit seperti ini?" tanyanya penuh kekhawatiran.
"Tidak. Ini bukan salah masakanmu. Masakanmu sangat enak, Sayang," ucap Emmanuel tak ingin Silvia menyalahkan masakannya sendiri, karena sebenarnya Emmanuel hanya berpura-pura sakit demi bisa mendapatkan perhatian dari Silvia.
"Ssttt ...." Emmanuel kembali berpura-pura di hadapan Silvia yang membuat Silvia semakin panik bukan main. Dengan segera gadis itu menghampiri Emmanuel lalu memeluk kepala Emmanuel.
Silvia mengusap puncuk kepala Emmanuel secara lembut berharap sakit yang dirasakan pria itu segera menghilang.
Emmanuel yang mendapatkan perlakuan seperti itu lantas tersenyum penuh kemenangan. Ia tak menyangka jika rencananya untuk berpura-pura sakit bisa berjalan sukses seperti ini.
Kedua mata Dafa pun langsung melotot dengan sempurna ketika ia tidak sengaja melihat Emmanuel yang tersenyum.
'Ck ... dia hanya berpura-pura demi mendapatkan perhatian dari Silvia. Dia benar-benar licik!' gumam Dafa sembari menggertakkan giginya dengan kuat.