" Aku menyukaimu Ran. Aku sungguh-sungguh mencintaimu?"
" Pak, eling pak. Iih ngaco deh Pak Raga."
" Ran, aku serius."
Kieran Sahna Abinawa, ia tidak pernah menyangka akan mendapat ungkapan cinta dari seorang duda.
Duda itu adalah guru sejarah yang dulu mengajarnya di tingkat sekolah menengah atas. Araga Yusuf Satria, pria berusia 36 tahun itu belum lama menjadi duda. Dia diceraikan oleh istrinya karena katanya menderita IMPOTEN.
Jadi bagaiman Ran akan menanggapi perasaan pria yang merupakan mantan guru dan juga pernah menjadi kliennya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DDI 06: Apa Ada Jodoh yang Tertunda?
" Kenapa Ran?"
Ran yang sedari tadi mengacak rambutnya ternyata menarik perhatian sang ayah. Kai menghampiri putrinya, ia menarik kursi lalu duduk di depan Ran. Sebenarnya sudah dari tadi Kai memerhatikan anak perempuan satu-satunya itu ( ya karena tiga yang lain cowok semua). Tapi Kai baru menghampiri saat Ran terlihat begitu kusut wajahnya,
" Ada apa Ran?" Kai mengulang pertanyaannya.
" Eh Abi. Hehehe, ini Ran lagi pusing bener deh Bi. Ran itu dapat klien, nah ternyata klien Ran itu ternyata Pak Raga, guru SMA Ran dulu. Abi pasti kenal deh. Nah ini tuh ~"
Ran langsung menceritakan semuanya kepada Kai. Dan Kai mendengarkan dengan sepenuh hati. Kai memang selalu mendengarkan apapun yang anak-anaknya ceritakan. Meskipun usia Ran sudah 27 tahun, tapi bagi Kai putrinya itu tetaplah putri kecilnya. Sungguh tidak merubah apapun, kasih sayang Kai tetaplah sama seperti dulu.
" Hmm, jadi yang membuat kamu bingung adalah gurumu itu terima-terima aja begitu mau diceraikan dengan alasan begitu?" ucap Kai menegaskan kembali apa yang diceritakan sang putri.
Ran mengangguk kuat, bisa Kai lihat bahwa anak gadisnya saa ini sedang merasa sangat kesulitan. " Bukannya bagus, dia kan lebih mudah prosesnya," ungkap Kai lagi.
" Abiiii, nggak gitu juga dong. Itu kan namanya tuduhan. Nah belum tentu juga kan Pak Raga beneran impoten," elak Ran. Ia tidak setuju dengan pendapat sang ayah. Menurut Ran, Raga tidak harus menerima tuduhan itu dengan pasrah. Raga tetap harus menyangkal hal itu. Apalagi pihak penggugat seperti sengaja menyebarkan hal tersebut ke media sosial. Meskipun samar tapi tetap saja orang-orang yang mengenal mereka pasti akan paham dengan maksud Rena mengunggah hal itu.
" Belum tentu? Memangnya Ran sudah membuktikan Raga impoten apa nggak?"
" Eeh, belum juga sih, tapi kan~"
" Ran, tugas kamu tuh membantu apa yang diingkan klien. Jika Raga memang menginginkan pisah dengan membiarkan pihak sana beranggapan begitu, ya sudah bantu saja. Kamu tidak harus berusaha keras untuk mengubahnya. Bukannya tidak peduli tapi memang dia meminta jasamu untuk berlaku seperti itu."
Degh!
Kata-kata sang ayah langsung masuk ke dalam hatinya. Ia baru mengerti sekarang. Ambisinya untuk sempurna tidaklah berbanding lurus dengan apa yang diinginkan klien. Padahal sudah jelas Raga hanya ingin bercerai dan tidak peduli mau seperti apa dia dipandang, tapi Ran merasa bahwa tidak boleh seperti itu. Yang mana ternyata itu memenuhi hasrat pribadinya.
" Maaf Abi, Ran paham sekarang."
" Eih hahaha, mengapa Ran minta maafnya ke Abi. Lha wong Ran nggak punya salah ke Abi kok. Dah, Abi mau masuk kamar. Ummi mu dan nunggu itu."
Kai melenggang pergi dengan sebuah senyuman. Ia mengusap lembut kepala Dan dan menghilang masuk ke dalam kamar. Ran selalu merasa senang dan selalu mendapat hal baru jika bicara kepada ayahnya. Maka dari itu ia selalu menceritakan apa yang ia rasakan kepada Kai.
Kini dia tahu apa yang harus dilakukan. Dan ia menjadi yakin dengan apa yang akan dihadapinya nanti.
Ran kembali mempelajari kasus dari sang guru. Ia juga membuka akun Instagram milik Raga dan Rena. Jika di tempat Raga ia tidak menemukan apapun, maka berbeda dengan tempat Rena. Di sana dia menemukan banyak hal. Mulai dari keluh kesah Rena tentang pernikahannya sampai bagaimana wanita itu seperti menyudutkan Raga. Itu dari kaca mata Ran.
Rena banyak mengunggah ketidakpuasan dia sebagai seorang istri sehingga mengambil jalan untuk berpisah. Dan isinya sungguh menggiring opini publik bahwa Raga adalah pria yang sangat tidak baik. Di kolom komentar banyak sekali orang yang menghujat Raga. Dan sepertinya wanita itu sangat menikmati dikasihani.
" Kok aku jadi ngerasa ni wanita playing victim yak?"
Ran merasa curiga dengan ulah Rena yang menurutnya seperti mencari pembelaan atas apa yang dilakukan. Akan tetapi saat ini Ran tidak akan memberitahukan hal tersebut kepada Raga. Mungkin nanti saja jika sudah bertemu. Tapi Ran merasa tidak tenang dan pada akhirnya ia pun mengambil ponselnya untuk menelpon sang guru.
" Assalamu'alaikum Pak, selamat malam. Maaf mengganggu waktu istirahat Bapak. Ran hanya mau menanyakan sekali lagi, apakah Bapak sungguh tidak ada niatan untuk melawan. Maksud saya apa Pak Raga nggak ingin menyangkal hal yang dituduhkan oleh penggugat." Rupanya Ran menghubungi Raga bukan untuk melaporkan apa yang sudah Rena lakukan di akun instagramnya. Padahal tadi niat awalnya begitu, tapi dirasa memang tidak pas jika untuk dibahas di telepon.
" Walaaikumsalam. Selamat malam juga Ran. Nggak Ran, saya hanya ingin bercerai. Sudah begitu saja," sahut Raga dari sebrang sana.
" Baik kalau begitu. Besok kita akan bertemu di kantor. Saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa. Selamat malam Pak. Selamat beristirahat."
Tuuuut
Ran menutup panggilan ponselnya. Ia menghela nafasnya berat. Ada sebuah firasat bahwa mungkin kasus perceraian ini tidak akan berjalan dengan mulus. Ran bukan hanya sekali dua kali menangani kasus perceraian, dan ia merasa kali ini situasinya akan sedikit lebih berat.
" Apapun itu, aku yakin bisa menyelesaikannya. Demi Pak Raga!"
Ran beranjak dari tempatnya, meraup kertas-kertas yang sedikit berserakan di atas meja dan membawa ponselnya. Ia melenggang masuk ke dalam kamar.
Bruk
Ran melemparkan tubuhnya di atas ranjang. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Pak Raga. Dan tidak menyangka akan mendapati gurunya itu menjadi kliennya. Ran pikir kehidupan pernikahan itu selalu indah. Hidup ditengah-tengah keluarga yang harmonis dimana Abi dan Ummi nya masih terlihat romantis dan saling menunjukkan cinta setiap hari, ia menjadi sedikit syok saat sudah menjadi seorang pengacara. Banyak sekali pasangan menikah yang memilih bercerai. Dimana kasusnya pun berbeda-beda. Mulai dari perselingkuhan, ketidak cocokan dan juga faktor finansial.
Ran jadi ingat bahwa dulu neneknya juga bercerai karena faktor perselingkuhan. Dan akhirnya menemukan sang kakek yang benar-benar tulus mencintainya.
" Apa mungkin yang namanya jodoh itu bisa tertunda ya. Kakek Dani tidak berjodoh dengan Eyang Sita, dan akhirnya Eyang Sita menikah dengan Eyang Rama. Aihhh, bisa begitu. Mungkin Pak Raga bukan jodohnya Rena, dan jodohnya Pak Raga sedang on the way disiapkan. Halah, mikir apa to aku ini. Dah lah tidur. Besok akan jadi hari yang lumayan panjang."
Ran memejamkan matanya. Dia tidak tahu mengapa tiba-tiba ia bisa punya pemikiran seperti itu. Tapi yang jelas, kasus Raga ada di depan mata yang harus ia selesaikan.selain itu Ran juga berharap bahwa Raga tidak akan mendapat pandangan negatif dari masyarakat.
TBC