Warning!!!!!!!!
ini adalah novel yang sangat menguras emosi bagi yang tahan silahkan di lanjut kalau yang tidak yah, di skip aja
kalo mental baja sih aku yakin dia baca!!
Tak bisa memberikan anak adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi seorang wanita. Hal itu bisa meruntuhkan hubungan baik yang sudah tertata rapi dalam sebuah ikatan pernikahan. Dia adalah Rika, wanita yang berhayal setinggi langit namun yang di dapatkannya tak sesuai ekspektasi.
Dirinya mandul? entahlah, selama ini Rika merasa baik-baik saja. lalu kenapa sampai sekarang ini iya masih belum punya anak?
Mungkin ada yang salah.
Yukk!! ikuti kisahnya dalam menemukan kebenaran.
Kebenaran harus diketahui bukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrena Rhafani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Jika dipandang, ketampanan yang dimiliki Reyhan memang sangatlah alami.
Mata, hidung, serta rambut rapinya yang tersisir rapi, memang sangatlah memikat siapa saja. Ekspresi wajahnya yang terlihat dalam dan serius membuat orang tak bisa berpaling darinya. Belum lagi antara ke dua bibirnya.
Oh astaga, tampaknya Rika juga sudah terperdaya akan kesempurnaan itu.
Warna merah merona kini dengan jelas terlihat di wajahnya. Rasa malu tapi ingin tentu saja di rasakannya sekarang ini.
Yah, Rika memang sudah lama tak menerima sentuhan dari seorang pria. mendapatkan perlakuan seperti sekarang ini tentu saja memancing hasratnya. Dia itu wanita normal.
"Dakkk! Diikkk!! Dukk!"
Reyhan tersenyum manis setelah merasakan degupan cepat dari wanita dibawahnya itu.
"Hahahaha ...!! Ahhaah ...!! Hahahaha ...!!"tawa Reyhan yang menjegelegar di dalam mobil itu.
Iya tertawa terpingkal- pingkal sembari keluar dari dalam mobil. Rika yang melihat itu tentu saja heran dibuatnya.
"Lihat wajahmu hahahaha ...!! Tidakkah itu seperti udang rebus hahaha ...!!" Kata Reyhan campur tawa setiap kalimatnya.
Rika segera bangun dan ikut keluar dari dalam mobil.
"Apa yang kau pikirkan? Hahahah apa kau berfikir aku akan tertarik denganmu? Ahha lucu sekali." Perkataan Reyhan itu berhasil mengubah ekspresi heran Rika menjadi kemarahan besar.
"Plakkk!!"
" Dasar brengsekk!!"hardik Rika dengan tamparan keras yang dilayangkannya.
Ternyata, semua yang dilakukan Reyhan barusan itu hanyalah permainan sandiwara. Itu semua hanya untuk mempermalukan Rika.
"Kau pria tak tahu malu yang tak punya harga diri!! Aku membencimu!!" Pungkas Rika lalu pergi meninggalkan Reyhan.
Rika berlari dengan penuh kemarahan pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa iya dipermalukan seperti itu tadi. Reyhan yang kini telah menjadi seorang yang diakrapinya ternyata malah mempermainkannya.
Rika terus berlari meskipun iya tak tahu dimana arahnya sekarang ini. Hing hels serta tas yang dijinjingnya iya buang begitu saja. Semua itu merupakan bentuk pelampiasan kemarahannya.
Sementara itu, Reyhan masih terpaku di tempatnya dengan ekspresi dingin di wajah. Entah apa yang terjadi? Iya malah menambahi pukulan dari Rika. Beberapa tamparan iya layangkan ke wajahnya sendiri. Iya tampak sangat menyesal akan sesuatu.
Sebenarnya, iya juga merasakan apa yang barusan di rasakan Rika. Iya juga sangat tertarik dan jatuh hati kepada wanita yang tadi iya lukai itu. Hanya saja, iya tak punya keberanian. Belum lagi, Rika adalah wanita yang sudah bersuami. Itulah alasannya, kenapa iya tak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya iya rasakan.
"Dasar bodoh, aku memang bodoh!!"makinya pada diri sendiri.
****
"Hoekk!! Hoeekk!!" Reta berlari tipis-tipis dengan rasa mual di perutnya. Rasa tak nyaman terlihat jelas di wajahnya.
Dion yang tadinya sedang berbaring istirahat terbangun seketika.
"Ret! ada apa?? Kok mual begitu?" Tanyanya pada wanita yang barusan keluar dari kamar kecil.
Dengan lemas Reta kembali merebahkan tubuhnya di atas kursi sofa.
"Aduhh Mas! Aku mau pulang. Aku gak tahan dengan bau obat-obatan di sini. Aku mual Mas!! Aku mau pulang."
"Loh! Kalau kamu pulang, Mas sama siapa?"
"Terserah!!" sentak Reta bangkit dari duduknya.
"Aku gak mau tau. Sekarang juga, aku mau pulang!"kekeh istri kedua Dion itu.
"Reta, aku kan lagi sakit. Masa kamu tega ninggalin Mas." Mohon dion.
"Yah, tega gak tega. Pokoknya, aku mau pulang!! Bisa mati aku kalau di sini."pungkas Reta lalu meninggalkan Dion yang masih terbaring di atas ranjang pasien.
"Enak saja, masa aku yang jagain Mas Dion sih! Ibunya aja gak betah apa lagi aku." Cakap Reta sembari melangkahkan kakinya menuju lobby rumah sakit.
Kini tinggallah Dion seorang diri di kamar itu. Sedang tak berdaya begini malah tak ada satupun yang berada di sampingnya. Bu diana sudah pergi tadi siang. Alasannya, iya akan mengadakan pertemuan bersama teman-teman arisannya. Sedangkan rika, iya kan tak diharapkan. Makanya pergi.
Mungkin inilah balasan yang didapatkannya.
****
Malam harinya, Rika masih melangkah dengan kaki telanjangnya. Meskipun lelah letih, iya tetap berjalan menyusuri sepinya jalan raya dengan hutan belantara di kiri kanannya.
Rasa cemas gelisah mulai iya rasakan.
Bagaimana tidak? Sudah hampir seharian ini iya berada di tempah asing itu. Jangankan kendaraan, seseorang bahkan perumahan saja tak iya dapati di sisi jalanan. Oh astaga, tampaknya gadis malang ini memang bernasip kurang beruntung. Bagaimana jika ada binatang buas yang menerkamnya? Atau, bagaimana kalau ada orang jahat yang mengejarnya? Atau dan atau ...?
Entahlah.
Itulah ketakutan yang dirasakan seorang Rika sekarang ini.
"Jedddaaarrrrrr!!!"
Bunyi petir dahsyat seketika menyambar di langit. Hal itu membuat wanita tersesat itu terlonjak kaget.
Rika mendongak seraya memegang lengan kiri kanannya.
Di atas, tampak awan hitam yang berkerumun menjadi satu. Sudah sangat jelas bahwa air mata langit pasti akan turun membasahi bumi.
Tak menunggu lagi, setetes demi tetes air hujan pun jatuh dan membasahi tubuh gadis itu.
"Dasar payah, oh apa yang harus kulakukan? Aku basah sekarang." Keluhnya kessal.
Baru saja Rika hendak berlari untuk berteduh di bawah rindangnya pepohonan, tiba-tiba ...??
"Brangggg ...!!"
"Aduhhhh ....!!!!!"teriak Rika jatuh terpeleset. Seluruh dresnya kini penuh lumpur di mana-mana.
"Ahhh !! Astagaa, siapa yang menaruh air di sini? Dasar bodoh!!" Hardiknya kessal.
Setelah menuangkan amarah, Rika berusaha bangkit dari jatuhnya. Menunggu uluran tangan seseorang tak mungkin. Dia kan hanya seorang diri di tempat itu.
"Braanggg!!!" Rika kembali terjatuh ke dalam genangan air itu. Kini iya terlihat sangat kesakitan.
"Astagaa kakiku! apa kakiku patah? Ini sakit sekali." Ringisnya kesakitan. Iya sama sekali tak bisa bergerak dari posisi jatuhnya sekarang ini.
Rika clingak-clinguk untuk melihat di sekelilingnya. Iya berharap ada seseorang yang lewat dan menolong dirinya.
"Tolongg!!! Apa ada orang?? Tolong aku!!"
"Hahahaha ...!! tampaknya seekor kerbau betina sedang terjebak di sini,"ujar Reyhan dengan ledekan dari mulutnya.
Bukannya langsung menolong, iya malah menyempatkan diri untuk tertawa.
"Apa kau punya perasaan? Kemari, gendong aku!" Ketus Rika.
" Yahh!! Baiklah, kerbau malang."
Reyhan mengambil posisi jongkok membelakangi istri Dion itu.
Sementara Rika, iya berusaha bangkit dan memeluk pundak sang penolongnya. Dengan sekuat tenaga, Reyhan pun berhasil menaikkan Rika ke atas punggungnya.
"Pelan sedikit. Kakiku, sepertinya patah."lirihnya kesakitan.
"Tahanlah. Aku akan mengobatinya." Kata Reyhan yang kini sudah berjalan mencari sesuatu untuk berteduh.
Selang beberapa menit kemudian setelah berjalan cukup jauh, Reyhan akhirnya berhasil menemukan sebuah pondok kecil di sisi jalan. Tak menunggu lagi, langsung saja iya membawa wanita di pundaknya itu ke sana.
Reyhan meletakkan Rika di gubuk tak berpenghuni itu.
Dengan alis mengerut, Reyhan sedikit heran melihat kondisi wanita yang telah di selamatkannya. Dipanggilnya beberapa kali namun Rika tak menyahut sama sekali.
Tangan kanan besarnya kini mulai menyentuh wajah cantik putih itu.
"Sepertinya, tadi iya baik-baik saja. Lalu kenapa sekarang ...??"
.............. happy reading......
skip lah.. bosan