NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Perjuangan

Antara Cinta Dan Perjuangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Cinta Murni
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Raira Megumi

Ahmad Hanafi, seorang laki-laki cerdas dan tangguh yang ikut serta dalam perjuangan memerdekaan bangsa Indonesia dari jajahan negeri asing yang telah menjajah bangsanya lebih dari 300 tahun.
Saat mengabdikan seluruh jiwa dan raganya demi bangsa yang dicintainya, ia dibenturkan pada cinta yang lain. Cinta lain yang ia miliki untuk seorang gadis cantik yang sulit ia gapai.
Rosanne Wilemina Van Dijk adalah nama gadis yang telah memporak-porandakan keyakinan Ahmad Hanafi akan cintanya pada bangsa dan negaranya.
Cintanya pada dua hal yang berbeda memberikan kebimbangan luar biasa pada diri seorang Hanafi.
Pada akhirnya, cinta siapa yang akan dipilih Hanafi? Cintanya pada bangsa Indonesia? atau pada Rosanne? atau ada wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Tidak Menyerah

Satu jam kemudian, Hanafi selesai dengan aktivitasnya. Ia melihat kepala Rosanne terkulai di atas kursi.

Sepertinya Rosanne tertidur karena lama menunggu. Hanafi sedikit sungkan untuk membangunkan Rosanne.

Hanafi memanggil salah seorang murid perempuan untuk membangunkan Rosanne. Setelah beberapa guncangan yang dilakukan anak perempuan itu, Rosanne membuka matanya perlahan.

“Oh, maafkan saya. Saya tertidur.” Rosanne lamgsung berdiri dan merapihkan topi dan gaunnya.

“Sepertinya Anda lelah karena menunggu.”

“Oh, bukan seperti itu. Saya hanya kurang tidur saja.”

“Kenapa Anda tidak cukup tidur?” tanya Hanafi penasaran. Entah kenapa ia ingin tahu alasan Rosanne kurang tidur semalam.

“Eh, tidak. Bukan apa-apa. Saya hanya tidak bisa tidur memikirkan pelajaran seperti bagaimana yang akan saya berikan kepada anak-anak.”

“Hm…”

Rosanne terkejut mendengar pertanyaan Hanafi yang tidak biasa. Ia terbiasa dengan sikap Hanafi yang dingin. Terpaksa ia berbohong atas alasan yang ia berikan kepada Hanafi. Mana mungkin ia mengatakan alasan yang sebenarnya kalau semalaman ia menangis dan tidak bisa tidur karena laki-laki dingin di hadapannya itu.

Sudah hampir satu bulan, Rosanne mengajari anak-anak membaca dan bernyanyi. Anak-anak menyukai Rosanne yang cantik dan baik. Tidak jarang Rosanne membawakan hadiah untuk anak-anak.

************

“Hanafi, aku mendengar kamu sedang dekat dengan nona Belanda. Benarkah kabar yang aku dengar?” tanya Ramli saat mereka selesai melakukan pertemuan.

“Dengar dari mana, Bang?” tanya Hanafi sedikit terkejut karena kabar mengenai Rosanne yang sering berkunjung ke rumahnya sudah tersebar.

“Ada orang yang menyampaikan kabar tersebut. Itulah mengapa aku bertanya padamu. Aku tidak ingin mendengar kabar dari satu pihak saja.”

“Benar, Bang. Tetapi tidak seperti yang mungkin Abang pikirkan. Kami tidak dekat sebagai seorang laki-laki dan perempuan. Nona Rosanne mengajar baca dan tulis pada anak-anak yang mengaji di rumah.”

“Aku pikir sebaiknya kamu menjaga jarak dengan perempuan itu. Aku tidak ingin beredar kabar yang tidak-tidak mengenai kamu dan nona Belanada itu.”

“Baik, Bang. Terima kasih atas perhatiannya.”

*******

“Selamat pagi, Tuan Hanafi!” sapa Rosanne

“Untuk apa Anda datang sepagi ini?” tanya Hanafi sedikit ketus. Ia masih sangat mengingat teguran Ramli tadi malam untuk tidak terlalu dekat dengan Rosanne. Sebenarnya, ia sudah sering bersikap tidak ramah pada Rosanne tapi entah kenapa sikap ketusnya tidak membuat Rosanne menjauh darinya.

“Setidaknya jawablah sapaan saya, Tuan Hanafi.”

“Bisakah Anda tidak memanggil saya dengan sebutan tuan. Saya tidak terbiasa dengan sebutan itu.”

“Sebutan seperti apa yang seharusnya saya pakai untuk memanggil Anda? Hanafi? Abang Hanafi? Atau minj liefste?”

“Anda bisa memanggil saya Hanafi.”

“Baiklah, minj liefste.”

“Hm…”

“Bisakah Anda tidak menggunakan sebutan Anda kepada saya?” pinta Rosanne.

“Kenapa?”

“Sebutan ‘Anda’ terlalu formal. Kau bisa memanggilku Anne.”

“Itu terlalu intim. Saya bukan keluarga atau pun teman Anda.”

“Oh, engkau kaku sekali, Hanafi.”

“Saya tidak terbiasa dengan kebiasaan Anda, Nona.”

“Baiklah, Hanafi, minj liefste.” Rosanne mengulum senyum saat memberikan panggilan sayang pada Hanafi. Tentu saja Hanafi tidak memahami panggilan yang digunakan Rosanne kepadanya.

“Ada keperluan apa Anda menemui saya, Nona Rosanne?”

“Oh, saya membawa sarapan untukmu. Ini kue-kue yang saya buat.”

“Sudah saya katakan kalau saya tidak menyukai kue. Saya hanya menyukai makanan sederhana seperti singkong atau ubi rebus saja.”

Tiba-tiba Roseanne memasukkan sebuah kue langsung ke mulut Hanafi.

“Hmpp… Apa yang kamu lakukan?” bentak Hanafi. Ia tidak menyangka Rosanne akan seberani itu bertindak.

“Bagaimana rasanya? Enak?” tanya Rosanne polos.

Hanafi memuntahkan sisa kue yang tadi dijejalkan Rosanne ke dalam mulutnya.

“Apa yang kamu lakukan, hah?” bentak Hanafi geram. Wajahnya memerah menahan gejolak emosi.

Rosanne sedikit terkejut mendengar amarah dalam nada suara Hanafi.

“S-s-saya hanya ingin kamu mencoba kue buatan sa…”

“Hentikan semua omong kosong ini. Kalau kamu tidak menghormati saya sebagai manusia, sebaiknya kamu tidak perlu datang kembali ke sini.”

“M-maaf, saya hanya ingin…”

“Sebaiknya kamu pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi.”

“T-tapi bagaimana dengan anak-anak?”

“Sebelum kamu datang pun mereka baik-baik saja. Saya yang akan mengajarkan mereka membaca dan menulis. Anak-anak tidak memerlukanmu.”

“Tapi…”

“Pergi sekarang juga!”

“Oh…”

********

Satu minggu Rosanne tidak datang ke rumah Hanafi untuk mengajar. Ia masih merasa khawatir jika Hanafi akan mengusirnya kembali. Rosanne memang seorang gadis yang kuat dan pantang menyerah tetapi sikap dingin dan keras Hanafi membuatnya gentar.

Rosanne menyadari jika ia sangat menyukai Hanafi. Mungkin belum dalam tahap mencintai tetapi perasaan suka Rosanne pada Hanafi sungguh begitu tulus. Ia selalu ingin bertemu dan berdekatan dengan laki-laki dingin yang telah mencuri hatinya itu. Walaupun hanya mengobrol santai atau memandang wajah teduh Hanafi, Rosanne sudah cukup puas.

Rosanne tidak mengharapkan perasaan sukanya berbalas, tetapi ia tidak akan menolak jika Hanafi pun menaruh hati padanya dan membalas perasaannya. Namun, berdasarkan sikap dingin Hanafi kepadanya, ia berpikir bahwa tidak mungkin Hanafi membalas rasa cintanya. Jangankan membalas rasa suka atau cinta, bersikap ramah saja sungguh sangat jauh panggang dari api.

Tidak dikunjungi Rosanne selama satu minggu membuat Hanafi bernafas lega. Setelah pembicaraannya dengan Ramli mengenai kemunculan Rosanne yang kerap mendatangi rumahnya, Hanafi didera rasa bersalah pada teman-teman perjuangannya. Ia merasa bersalah karena dekat dengan orang yang dianggap musuh. Namun, ketidakhadiran Rosanne pun membuat ruang di sudut hatinya terasa kosong. Ada rasa aneh yang menghinggapi perasaannya. Hanafi belum menyadari perasaan aneh yang ia rasakan terhadap Rosanne.

“Pak Ustadz, apakah Ibu Guru Rosanne tidak akan mengajar kami kembali?” tanya salah seorang murid Hanafi.

“Nona Rosanne sangat sibuk dengan pekerjaannya yang lain. Dia tidak akan mengajar kalian lagi. Untuk selanjutnya, pelajaran membaca dan menulis akan diajarkan oleh orang lain. Nanti Pak Ustadz berusaha untuk mencarikan guru yang lain atau kalau tidak ada guru yang lain, Pak Ustadz yang akan mengajar kalian.”

Beberapa orang murid mendesah kecewa. Mereka sudah kadung senang berlajar bersama Rosanne. Bagi anak-anak yang mengaji di rumah Hanafi, Rosanne dipandang sebagai guru yang menyenangkan. Selain cantik dan baik, cara mengajar Rosanne membuat anak-anak merasa nyaman.

“Kapan Ibu Guru Rosanne mengajar lagi Pak Ustadz?” tanya seorang murid perempuan berusia sekitar tujuh tahun.

“Ibu Guru Rosanne tidak akan mengajar lagi di sini!” ucap Hanafi sedikit kesal karena hampir setiap hari mereka selalu menanyakan tentang Rosanne.

“Ah, itu Ibu Guru Rosanne!” seru salah seorang murid laki-laki.

**********

to be continued...

1
Nurgusnawati Nunung
Hanafi mulai berubah, jd luluh
Nurgusnawati Nunung
Hanafi orang yang tegas..
Nurgusnawati Nunung
hadir...
Anna Kusbandiana
lanjut ya, thor...👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!