Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

"Kenapa bude repot-repot seperti ini sih ? Nisa kan jadi tidak enak ." Ucap Nisa saat dirinya di suruh mengenakan baju yang di belikan oleh bude Sira tadi .

Desi tersenyum mendengar nya.  "Is mbak nya sekali-kali harus terima . Mbak pasti cantik pake baju ini " ucap Desi .

"Tapi Des , mbak --"

"Sudah Nisa , anggap saja ini rezeki kamu . Alhamdulillah bude punya rezeki lebih buat belikan ini buat kamu " sela bude Sira yang tau betul bagaimana sifat wanita ini . Nisa pasti enggan menerima barang seperti ini .

"Tapi baru saja kemarin bang Doni belikan baju buat aku bude . Baju aku banyak . " Ucap Nisa .

Bude Sira dan Desi tersenyum kecut mendengar nya . Mereka tau jika Nisa berbohong, mereka tau Nisa mengatakan hal itu karena ingin tetap menjaga Marwah suami nya . Sungguh mereka berdua tersentuh mendengar nya . Padahal yang mereka tau sejak awal menikah sampai saat sekarang ini , baju yang di kenakan oleh Nisa itu-itu saja.  Baju nya juga tampak sudah sangat lusuh akibat sering di gunakan berulangkali .

Sedih sekali rasanya, tapi Nisa masih menjaga Marwah suami nya .

"Nisa enggak pernah make bude . Nisa simpan saja . Jadi baju ini berikan saja pada Desi bude.  Maaf sekali , bukannya Nisa menolak nya . Tapi Nisa masih punya baju ."

Jujur Nisa merasa tidak enak , sungguh bude Sira dan keluarga nya terlalu baik kepada dirinya . Tidak mungkin dirinya memanfaatkan kebaikan wanita itu.

Sudah cukup dirinya di berikan pekerjaan dan makanan setiap hari nya .

"Nis , sudah , anggap ini hadiah dari bude . Kamu pakai ya . " Ucap bude Sira .

"Tapi bude --"

"Mbak , kalau enggak make nanti aku ngambek loh, karena aku yang milihin baju nya . " Celetuk Desi sambil mengerucutkan bibirnya, Desi ingin berusaha agar Nisa mau menerima yang di berikan oleh ibu nya .

Nisa jadi bingung kalau begini . "Yasudah , tapi Nisa ambil satu saja ya bude , Desi . Kalau tiga kayak nya kebanyakan deh . "

Ya memang bude Sira membelikan baju untuk Nisa ada tiga pasang gamis serta warna hijab senada dengan gamis tersebut .

"Ambil semua nya Nisa . Enggak baik kalau menolak rezeki . Oiya sebentar , bude punya sesuatu buat kamu.  " Wanita paruh baya itu langsung masuk ke dalam kamar nya , lalu tidak lama datang dengan membawa sesuatu yang ada di tangan nya .

"Ini " bude Sira memberikan sekantung kresek sesuatu pada Nisa .

Nisa menerima nya dengan kening yang berlipat . "Ini apa Bude ?" Tanya Nisa .

"Ini vitamin . Tadi bude sekalian minta obat di klinik . Sakit pinggang bude kambuh tadi.  Eh enggak sengaja lihat ada ibu-ibu hamil minta vitamin buat kandungan nya.  Bude ingat kamu , jadi sekalian bude belikan buat kamu . " Ucap bude Sira jelas tentu berbohong . Padahal tadi dirinya dan Desi memang sengaja ke klinik dan meminta ibu bidan memberikan vitamin untuk kesehatan kandungan Nisa . Bude Sira tidak mungkin berkata jujur , karena pasti nya Nisa  akan merasa sungkan nanti nya .

Semakin tidak enak rasa di hati Nisa . " Bude , ini terlalu merepotkan bude . Ini pasti mahal ."  Ucap Nisa yang memang tidak mau merepotkan siapa pun .

Bude Sira tersenyum mendengar nya . "Ambil Nis . Ini rezeki buat anak yang ada di dalam kandungan kamu, kamu harus minum biar makin sehat.  Kamu jangan menolak rezeki Nis , tidak baik "

Langsung terisak Nisa saat mendengar perkataan dari bude Sira . Wanita paruh baya itu sungguh sangat baik hati . Tidak tau Nisa bagaimana nanti dirinya membalas semua budi kebaikan yang telah bude Sira berikan kepada dirinya.

Nisa langsung berhamburan memeluk bude Sira . "Ya Allah bude.  Kenapa baik sekali . Nisa -- hiks hiks "

"Nis , sudah ya.  " Bude Sira mengelus punggung Nisa dengan sayang ,air mata nya juga ikut menetes , bagaimana pun dirinya tau sesakit apa hidup wanita yang ada di dalam pelukan nya ini.

Jauh dari keluarga nya, tidak ada tempat berkeluh kesah sama sekali.  Wanita itu memendam luka nya sendirian , tidak tau bagaimana sanggup nya wanita itu memendam nya.

Sungguh wanita yang kuat . Nisa wanita baik .

Desi yang memang berada di sana tidak sanggup menahan air mata yang keluar , dirinya juga langsung menangis melihat nya . Dirinya seorang perempuan, dirinya sungguh tidak habis pikir bagaimana kalau dirinya yang menjadi seorang Nisa .

Wanita itu sungguh sangat tegar ,

Sedangkan Tiar yang memang mengintip di sebalik pintu, hati nya memanas , tangan nya terkepal dengan erat.  Tanpa bertanya kepada siapa pun lagi, Tiar sudah mampu mendeskripsikan bagaimana kehidupan Nisa saat sekarang ini.

•

"Bang pelan-pelan , nanti suara nya  bisa kedengaran sama orang. " Ucap Kemuning sambil menahan desahan nya.

Joko mana peduli , dirinya tetap memacu dengan cepat di atas tubuh Kemuning . Suara bunyi kecipak- kecipik itu sangat terdengar, beruntung di rumah Mirna sedang tidak ada orang.  Mirna sudah di beri uang oleh Kemuning untuk pergi berbelanja sesuka hati wanita itu . Sedangkan Abang nya entah kemana , kalau kakak ipar nya juga dirinya tidak tau entah kemana . Dan Kemuning tidak peduli.  Yang terpenting kondisi rumah sudah sepi . Beruntung jauh dari tetangga, hanya rumah bude nya saja yang dekat , tapi tadi Kemuning juga sudah memastikan jika warung bude nya sedang sepi .

"Ahhhhh" lolongan panjang Joko ucapkan sesaat dirinya sudah puas dengan percintaan nya.

Joko mencabut milik nya , lalu buru-buru memakai pakaian nya kembali .

"Aku mau duduk di depan dulu ya " ucap Joko.

"Iya , aku mau mandi dulu . Nanti aku buatkan kopi buat kamu " ucap Kemuning.

Joko tidak menjawab nya lagi, dirinya langsung keluar dari dalam kamar milik Kemuning .

Joko duduk di kursi rotan di depan televisi , dirinya meraih sebungkus rokok dan menarik nya satu .

Joko menghisap rokok, hingga asap nya mengepul memenuhi ruangan itu.  Mata nya melirik ke sana kemari , dirinya memandangi rumah sederhana milik kekasih nya itu .

Cklek 

Tidak lama pintu depan terbuka , dan menampilkan sosok perempuan , dan hal itu membuat Joko dan perempuan itu sama-sama terkejut .

Joko sampai mematung melihat wanita yang ada di depan pintu .

Sedangkan Nisa dirinya awal nya penasaran , namun saat mengingat wajah pria yang sedang duduk di kursi rotan itu , dirinya ingat jika itu wajah yang sama persis seperti foto yang ada di dalam kamar Kemuning . Kemuning selalu mewanti-wanti dirinya agar tidak sampai menjatuhkan foto sang kekasih saat Nisa membersihkan kamar perempuan itu.

Nisa langsung saja melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kamar yang di tempati oleh dirinya dan suami nya , tanpa mau bertegur sapa dengan pria yang tidak dirinya kenal sama sekali ,

Sedangkan Joko , pria itu langsung tersenyum menyeringai saat melihat nya.  "Pakaian nya lusuh , tapi cantik juga.  Itu siapa ya ? Boleh juga tuh " ucap Joko.