Daffa Arsenio

Daffa tak mampu lagi menahan rasanya itu , dia tidak ingin lagi bersembunyi kali ini , dia bertekad akan mendapatkan hati Hana .

Dengan langkah riang dia mendekati Hana , tak lupa senyum miring itu menghiasi wajah tampan dengan rahang tegas .

" a-ada apa Daffa ? " ucap Hana terbata .

Daffa masih diam menatap mata cantik itu dari dekat , sudah dua kali mereka berdiri sedekat ini .

Melihat Daffa yang hanya terdiam sambil menatapnya itu membuat Hana semakin ketakutan tak karuan , apalagi tidak ada siapapun saat ini .

" a-aku sudah telat Daffa , aku____

" gue tunggu Lo pulang sekolah di belakang gudang ! " .

Hana yang mendengar itu semakin takut , ada apa ini ? Apa karna kemarin Daffa tahu jika dia anak penjual batagor dan akan membullynya atau ___

Berbagai macam pertanyaan itu hinggap di otak Hana , hingga membuatnya pusing dan hampir saja terjatuh jika tidak segera di tangkap Daffa .

Sejenak keduanya saling tatap , ada gelenyar aneh di hati Hana saat ini , sebisa mungkin dia tidak ingin jatuh pada pesona Daffa .

" a-apa aku punya salah ? " .

" gak ! " .

" emmm tapi aku nanti mau ke cafe " .

" ngapain ? " .

" hah ? " .

" Lo mau ngapain Han ? " .

" oh itu mau kerja ! " .

Daffa yang mendengarnya mengernyit heran , kenapa Hana harus bekerja bukankah mereka masih bersekolah saat ini.

" emmm daf aku pergi dulu ya ! " .

" jangan lupa gue tunggu ! Cuma sebentar saja kok " .

" tapi ____

" gue gak suka penolakan Hana " .

Glek

Hana menelan susah salivanya sendiri , dia takut akan di bully Daffa and the gang , jadi sebisa mungkin nanti dia akan berlari ketika bel berbunyi dan pergi dari sekolah .

Dia sudah bertekad seperti itu .

Hana pun tidak menjawab , dia justru lari dan menjauhi Daffa yang menatapnya aneh .

" hahhh setakut itu dia sama gue " gerutu Daffa .

Dia merasa seperti orang yang tidak berguna , karna gadia yang dia sukai itu ketakutan ketika bersama dirinya .

Teng teng

Dua jam pun berlalu dan bel pulang sekolah juga sudah berbunyi dengan nyaring , Hana segera menggeret Sinta untuk pulang .

Sinta yang merasa aneh dengan sikap Hana itu , dia pun terpaksa iya-iya saja mengikuti langkah Hana yang tampak tergesa-gesa itu .

Mereka pun akhirnya sampai di halte .

" han , gila ya Lo ! " ucap Sinta dengan nafas ngos-ngosan karna berlarian .

" sorry sin , gue takut ketinggalan angkutan " ucap Hana beralasan .

" hadeh tapi ya gak usah lari han , pegel nih kaki gue ! " .

" sssttt tuh angkutannya yuk ! " .

Kedua remaja itu pun segera menaiki angkutan umum untuk sampai di cafe milik om Sinta .

Sedangkan Daffa saat ini dia tengah menunggu kedatangan Hana dengan gusar , sedari tadi dia terlihat celingukan tapi tetap saja Hana tidak muncul .

Dia menghela nafasnya kasar , dengan gontai dia berjalan ke arah parkiran motor yang sudah tampak sepi itu .

Motor sport hitam itu pun membelah jalanan macet ibukota , dia pun berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah yang dia sebut dengan markas the Tiger .

Sebuah anggota geng motor yang dia dirikan saat SMP dulu bersama teman-teman yang lain .

" bro Daffa ! " sahut para anggota geng itu dengan riang .

Daffa tidak menjawab dia hanya mengangguk lemah , hal itu menimbulkan tanya.

Ares satu-satunya orang yang selama ini paling peka diantara mereka , menghampiri Daffa yang tampak tengah menyendiri sambil mengepulkan asap rokok dari bibir merahnya itu .

" kenapa bro ! " ucap Ares sambil menepuk ringan pundak Daffa.

" Lo kepikiran Bara ? " sahut Reza yang baru saja datang itu .

" ckk ngapain ? " .

" ya terus ? " .

Daffa menghela nafasnya kasar , tidak mungkin kan dia bilang jika dia baru saja di tolak oleh seorang gadis , bahkan gadis itu tampak seperti ketakutan dengan dirinya .

Bisa Daffa pastikan , dia akan menjadi bahan tertawaan mereka semua .

" kenapa sih ? " tanya Reza penasaran .

" putus dari Bella ? " ucap Ares .

" anjrit Lo galau daf " ucap Reza sambil menutup mulutnya tak percaya .

" ck.. Gue gak galauin Bella " .

" terus ? " .

" ckk lupain ! " .

" gak asik Lo ! " .

Daffa pun tidak perduli , dia mengambil ponselnya dan bermain game di aplikasi online .

" terimakasih pak , kalau begitu saya permisi dulu ! " ucap Hana sopan pada manager yang baru saja menerimanya bekerja .

Senyuman manis itu terukir di wajah ayu Hana saat ini , dia berjalan dengan riang menuju Sinta yang menunggunya di luar cafe .

" gimana han ? " .

" gue diterima sin ! Astaga gue seneng banget ! " .

" wah selamat ya han " .

Hana mengangguk , kemudian mereka berjalan untuk menyegat angkutan umum dan pulang ke rumah masing-masing.

Gadis itu seakan lupa dengan permintaan Daffa yang meminta dirinya untuk bertemu di belakang gudang .

Hana pun sampai di rumah sederhana miliknya itu , dengan riang dia bercerita pada sang ibu jika dia sudah di terima bekerja part time .

Ibunya pun ikut berbahagia , dia bersyukur meski hidup dengan kaki yang di amputasi tapi bisa melihat Hana bahagia adalah sumber kekuatannya .

Masih teringat dengan jelas bagaimana dia mendapatkan hinaan dari mantan majikannya dulu , hingga sang majikan membuat hidup keluarganya hancur .

Hana pun masuk kamar sederhana nya yang langsung menghadap jalan di depan rumahnya itu , dia pun penasaran dengan sosok pemuda yang selalu datang ke depan rumah nya .

Dia tidak begitu jelas dengan pemuda itu , karna dia tidak pernah melepas helmnya . Hana menjadi penasaran karna pemuda itu terlihat mirip dengan Daffa yang terkenal bengis itu.

Hana segera menepis prasangka nya , kenapa Daffa harus repot - repot datang kerumahnya setiap hari , selama satu tahun ini .

Dia selalu mengintip keluar jendela , jika ada suara motor itu , plat nomernya terlihat tidak terlihat tapi body motor itu terlihat persis dengan milik Daffa .

Malam pun tiba , Hana sedang asyik belajar di dalam kamarnya , dia buru-buru bangkit dan mengintip keluar jendela saat dia mendengar dengan jelas suara derungan motor itu lagi.

Pemilik sepeda motor itu terlihat duduk anteng dia atas motornya saat ini sambil menendang kamar Hana.

" apa gue samperin aja " gumam Hana .

Hana mondar mandir dia bimbang , antara langsung menghampiri pemuda itu atau tetap membiarkan rasa penasarannya.

Dia pun mengintip lagi , akhirnya dia bertekad untuk keluar dan menghampiri pemuda itu karna saking penasarannya.

Mata elang milik Daffa menatap Raka percaya , melihat pintu rumah itu terbuka dan menampilkan sosok gadis yang selama satu tahun ini mencuri hatinya .

Dengan pakaian piyama yang dia kenakan , Hana memberanikan diri menghampiri pemuda yang tampak anteng itu .

Daffa menjadi salah tingkah , ingin sekali dia kabur tapi masa harus kabur dia kan ketua geng pikirnya .

Hana menelisik pemuda itu yang tampak terpaku menatap mata Hana , Hana hanya melihat jika saat ini sorot mata pemuda itu terlihat gugup .