Cassandra Yohana gadis berusia 17 tahun yang masih memakai seragam abu-abu. Hobinya suka bolos dan tidur ketika jam pelajaran. Tapi nilai raport nya selalu memuaskan sehingga membuat Casandra besar kepala.
"Untuk apa punya otak kalau ngak digunain, percuma kutu buku kalau otak lu aja masih lemah." Ucapan Casandra begitu pedas ketika melihat siswi kutu buku.
Hingga suatu saat kelasnya kedatangan seorang guru baru yang langsung membuat kebiasaan dan kehidupannya Casandra jungkir balik.
Arsenio Xalendra, pria matang yang memilki karisma, tapi tatapan matanya begitu tajam dan dingin membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Tapi bagi Casandra, Arsenio Xalendra adalah pria jahat dan kejam yang sudah membuat kehidupannya tidak lagi tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rooftof
Setelah beberapa hari dirumah sakit, akhirnya Casandra bisa kembali masuk sekolah lagi, seperti biasa gadis itu sama sekali tidak melirik siapapun yang menggodanya.
"Ceklek, kompakan banget sih hotdog sama lu." Ucap Greta yang melihat Arsen berjalan di lorong dengan seorang guru wanita.
"Apaan?" Tanya Casandra yang tidak mengerti dengan ucapan Greta.
"Dua hari lu gak masuk, guru hotdog juga." Jawab Greta sambil tertawa.
"Eleh, basi." Casandra berjalan santai menuju kelasnya, mekipun dirinya melihat Arsen yang berjalan didepanya.
"Pak Arsen Kenapa dua hari ngak ngajar pak, saya pikir bapak sakit loh."
Casandra mendengar apa yang guru wanita itu tanyakan.
"Em.. saya ada kesibukan lain Bu Siska." Arsen menatap Casandra yang berjalan berpapasan dengannya, sedangkan Casandra dengan tatapan cuek dan datarnya tidak melirik Arsen sama sekali.
"Pagi pak Arsen dan Bu Siska." Greta menyapa. "Bu Siska maaf Bu, tapi itu mata ibu masih ada beleknya." Ucap Greta pada guru wanita yang agresif pada Arsen.
"Eh.."Guru itupun buru-buru berbalik badan dan mencari kaca didalam tasnya.
Sedangkan Greta sudah tertawa keras dengan Casandra yang hanya menyunggingkan senyum di bibirnya.
Melihat guru wanita itu sibuk, Arsen buru-buru pergi meninggalkan guru itu yang membuatnya merasa risih.
"Gue yakin, setelah ini paket Arsen pasti bakalan terima kasih sama gue." Ucap Greta dengan senangnya.
Casandra hanya geleng kepala, keduanya masuk kedalam kelas yang sebentar lagi akan dimulai.
Tak lama Casandra kembali beranjak dari kursinya ketika bel akan berbunyi dua menit lagi.
"Eh, mau kemana?" Greta mencekal tangan Casandra yang ingin pergi.
"Ngadem panas gue." Jawaban yang membuat Greta melongo.
"Eh, jan ngadi-ngadi. AC udah dingin lu bilang panas. Bilang aja lu males ikut pelajaran hotdog." Kata Greta dengan tatapan memicing.
"Iya gue males." Casandra melepaskan tangannya dari Greta dan berlalu pergi.
"Ck, dia itu selalu begitu. Untung pinter." Gumam Greta.
Suara bel berbunyi bersamaan dengan Arsen yang masuk kelas. Semua murid memberi salam dan tebar pesona sebelum otak mereka berkerja keras karena mendapat mata pelajaran dadakan dari Arsen.
Arsen menatap muridnya satu persatu, dan dirinya melihat kursi tempat Casandra duduk kosong.
"Greta, dimana teman kamu?" tanya Arsen mengudang semua murid menatap Greta.
Greta yang di tangan meringis, dirinya bingung ingin menjawab apa.
"Casandra-"
"Bolos pak, apalagi. Dia memang siswi badung." Jawab Celine dengan senyum smirik.
"Iya pak, Casandra itu suka bolos."
Huuuuu
Mereka menyoraki teman mereka yang mengadu.
"Sudah hentikan, kerjakan soal kalian." Kata Arsen dengan tegas.
Greta hanya bisa tersenyum kecut, dirinya tidak tahu kenapa Casandra selalu suka bolos jika tidak menyukai guru yang mengajar.
Sedangkan Arsen malah berpikir jika Casandra masih takut dengan kejadian tempo lalu.
Sedangkan Casandra memilih untuk pergi ke roof top sekolah karena pikirnya jarang siswa kesana.
Casandra berdiri di pinggir pagar sebatas perutnya, dirinya menatap langit pagi menjelang siang begitu terik. Angin meniup rambutnya yang tergerai, Casandra menarik napas saat dirinya mencoba menghilangkan bayangan buruk yang selalu hadir.
"So, kau suka juga disini." Devan berdiri disamping Casandra dengan punggung bersandar pada pagar.
Casandra sama sekali tidak merespon, dirinya masih diam menikmati angin yang menerpa wajahnya saat itu.
Devan tersenyum tipis. "Kenapa hanya loe yang susah gue taklukin, loe punya apa sih." Ucap Devan dengan nada sedikit meledek.
"Do you have a price."
Casandra langung menatap Devan tajam. Tatapan matanya begitu geram dengan ucapan Devan.
"A man like you, is absolutely worthless." Cassandra tersenyum remeh. "Sampah..!" Tanganya mendorong bahu Devan, dan setelah itu pergi dengan rasa kesal.
"Dasar Bi*c*h!!" Geram Devan.
qp
,
,
,