NovelToon NovelToon
Suami Tulang Lunak

Suami Tulang Lunak

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kebayang gak punya suami tulang lunak alias banci? Mudah-mudahan gak ya..., novel ini hanya imajinasi author saja, semoga suka dengan jalan ceritanya...

***
Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.

Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 - Rahasia kelam

Prolog

Ketika Nathan berusia tujuh tahun, hidupnya berubah drastis. Ayahnya, Hartono, memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang wanita cantik bernama Widia, yang telah memiliki seorang putra bernama Wiliam.

Pernikahan ini terjadi saat ibunya Nathan masih hidup, meskipun sering sakit-sakitan. Nathan kecil tidak pernah menyangka bahwa langkah ayahnya untuk mencari kebahagiaan baru akan membawa malapetaka besar dalam hidupnya.

Pada suatu malam, ketika Hartono pergi berbisnis ke luar kota, Nathan merasa kesepian dan ingin tidur bersama ibunya. Namun, saat ia hendak masuk ke kamar orang tuanya, ia dihadapkan pada pemandangan yang membuatnya syok dan trauma.

Di balik pintu yang terbuka sedikit, Nathan melihat Widia sedang mencoba membunuh ibunya dengan menutup wajahnya dengan bantal. Ibunya berjuang, tetapi kelemahannya karena penyakit membuatnya tidak berdaya.

"Akhirnya, satu penghalang untuk mendapat warisan Hartono sudah tewas," gumam Widia dengan dingin. "Aku akan menyingkirkan setiap orang yang akan menghalangiku mendapat kekayaan!."

Nathan berdiri kaku di depan pintu, ketakutan dan tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Tubuh kecilnya gemetar mendengar ancaman dari wanita yang kini menjadi ibu tirinya itu.

Malam itu, ibunya meninggal dunia, dan Nathan menyaksikan semuanya tanpa bisa berbuat apa-apa.

Sejak malam itu, Nathan berubah. Dia menjadi anak yang pemurung dan sering mengurung diri di kamar. Trauma menyaksikan kematian ibunya perlahan membuatnya bersikap aneh.

Ia mulai berpakaian dan berperilaku seperti perempuan, seolah-olah mencoba melarikan diri dari kenyataan pahit yang dialaminya.

Saat dewasa, tingkah lakunya malah semakin menjadi-jadi. Nathan hanya hidup untuk bersenang-senang dan mengabaikan bisnis keluarganya, meskipun ayahnya selalu memintanya untuk ikut mengurus perusahaan.

Dalam hati dan pikirannya, tertanam keyakinan bahwa jika ia menjadi laki-laki normal dan pewaris sah perusahaan, ia akan menjadi target pembunuhan selanjutnya.

Dengan begitu, ia menjadi seseorang yang tidak diharapkan oleh keluarganya, Nathan merasa bisa menyelamatkan diri dari ancaman yang selalu menghantui dengan dia menjdia seorang banci.

Nathan memilih untuk menjalani hidup dengan berpoya-poya, meninggalkan segala tanggung jawab dan harapan yang ditanamkan oleh ayahnya.

Setiap hari adalah usaha untuk melupakan tragedi yang ia saksikan dan menjaga dirinya aman dari ancaman yang tak terlihat.

Kehidupan Nathan menjadi serangkaian keputusan untuk bertahan, meski itu berarti hidup dalam bayangan seorang banci yang selalu menghindari kenyataan.

This time...

Nathan sedang duduk di sofa dengan kakinya yang dilipat, ia asyik melihat layar ponselnya ketika Vina memasuki kamar dengan wajah tegang.

"Nathan, aku ingin pergi menemui orang tuaku, setelah menikah dan selama dua bulan ini, aku belum pernah mengunjungi mereka," kata Vina dengan nada tegas.

Nathan mengangkat wajahnya sedikit, tapi tetap fokus pada ponselnya. "Lantas, apa hubungannya dengan eke?," jawabnya santai.

Vina menghela napas panjang karena merasa frustrasi. "Benar, kita memang tidak ada hubungan apa pun selain perjanjian di atas kertas, percuma juga aku bicara padamu!," serunya, lalu keluar kamar dengan langkah cepat, membanting pintu di belakangnya hingga terdengar suara keras yang menggema di sebagian rumah.

Widia, yang sedang berada tidak jauh dari sana, mendengar suara bising itu dan mengerutkan keningnya. "Ck, ada apa lagi dengan mereka? Lagi pula, wanita mana yang akan bertahan jika ia tidak pernah disentuh oleh suaminya," gumam Widia menertawakan sinis.

Seperti kebiasaan di rumah orang tuanya, sore ini Vina hendak berolahraga. Ia mengenakan pakaian olahraga dan berlari di pekarangan rumah yang luas tanpa keluar gerbang.

Setelah beberapa kali putaran, Vina merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan membaringkan tubuhnya di rumput hijau.

Tiba-tiba, suara Wiliam mengusik ketenangannya sore itu. "Kau pasti lelah, mau minum?," ujar Wiliam sambil menghampiri Vina dan memberikan sebotol minuman untuknya.

Vina terkesiap dan segera bangkit dari tidurnya. Tatapan Wiliam yang sulit diartikan membuatnya merasa tidak nyaman. Sementara, peluh yang membasahi wajahnya membuat Wiliam memicingkan mata seraya menggigit bibirnya.

Vina melirik sejenak, lalu langsung memalingkan wajahnya dan melanjutkan olahraganya tanpa menerima tawaran minum dari Wiliam. "Lho pikir gue cewek murahan! Dasar playboy!," gumam Vina jijik.

Wiliam hanya tersenyum tipis, lalu meneguk minumannya sendiri. "Vina, kau tahu, kita bisa saja menjadi teman yang baik," katanya dengan nada yang berusaha terdengar ramah, tapi Vina bisa merasakan sesuatu yang tidak tulus di balik kata-kata itu.

Vina berhenti berlari dan berbalik menatap Wiliam dengan tajam. "Dengar, Wiliam, aku tidak tertarik dengan perhatianmu yang palsu, aku di sini bukan untuk menjadi mainan siapa pun, termasuk kamu!."

Wiliam terkekeh pelan, seolah menikmati kemarahan Vina. "Tenang saja, Vina, aku hanya ingin bersahabat," katanya, tapi matanya mengisyaratkan niat yang berbeda.

Vina mengabaikan Wiliam dan berlari menjauh, mencoba menenangkan pikirannya yang penuh dengan kemarahan. Di dalam hatinya, Vina tahu bahwa hidupnya di rumah ini semakin rumit, dengan suami yang tidak peduli dan keluarga tiri yang penuh intrik.

Namun, ia bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun merendahkannya atau mengganggu ketenangannya. Lalu, setelah berolahraga, Vina kembali ke kamar dengan tubuhnya yang lelah.

Melihat kamar yang sunyi, Vina tidak terlalu memikirkannya karena merasa tidak peduli pada laki-laki yang bergelar suaminya itu. Saat hari mulai larut malam, Vina yang belum sempat makan malam keluar dari kamarnya untuk mencari makan.

Nathan, yang hampir setiap malamnya pergi ke pesta, kini belum terlihat batang hidungnya. "Aku lapar sekali," gumamnya.

Tanpa segan-segan, Vina membuka kulkas dan mengecek dapur, berharap menemukan sesuatu untuk dimakan. Beruntung, rumah itu tidak pernah kekurangan makanan, hingga Vina pun bersiap makan dengan hidangan yang cukup banyak di meja makan.

"Sepi sekali rumah ini," pikirnya sambil mengunyah makanan.

Ketika asyik menyantap makanan demi makanan, tiba-tiba saja Vina melihat ibu mertuanya keluar dari sebuah ruangan bersama seorang laki-laki muda.

Vina melongo dan menghentikan sejenak mulutnya yang tak henti mengunyah karena terkejut. "*Sedang apa mereka malam-malam begini? Berdua di kamar itu*?," batinnya.

Widia, yang terkejut melihat kehadiran Vina yang menatapnya, segera menghampiri Vina seolah tidak terjadi apa-apa lalu menyuruh laki-laki muda itu untuk segera pergi.

"Vina, kamu pasti lapar ya? Makan malam-malam begini," tanya Widia dengan nada ramah yang dipaksakan, mencoba menghilangkan keterkejutannya. Namun, Vina hanya acuh dan mengabaikan Widia, lalu melanjutkan makanannya.

Tidak mendapat respon dari Vina, Widia pun mulai bersikap kasar. Dengan cepat, ia menjambak rambut Vina dengan keras. "Hei, dengar gadis miskin! Jika kau memberitahu Hartono tentang ini, aku tidak akan melepaskanmu! Mengerti?," ancamnya dengan suara rendah tapi penuh amarah.

"Aw! Lepaskan! Apa maksudmu!," ucap Vina sambil melepaskan tangan Widia secara kasar. "Memangnya ada apa? Apa yang akan aku katakan pada Pak Hartono? Jangan-jangan berondong itu selingkuhanmu ya!," balas Vina dengan senyum sinis seraya merapikan rambutnya.

Widia hanya bisa menatap Vina dengan tatapan membunuh, tapi tidak berani bertindak lebih jauh. Lalu, Vina melanjutkan makannya dan berusaha bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Tapi dalam hatinya, ia mulai merasa jijik dengan situasi di rumah ini. Semua orang tampaknya punya rahasia kelam mereka sendiri.

Setelah selesai makan, Vina kembali ke kamarnya dan berbaring di tempat tidur. Ia merenung tentang apa yang baru saja terjadi. "Sepertinya aku harus lebih waspada," pikirnya. "Rumah ini penuh dengan rahasia dan orang-orang berbahaya, aku harus bertahan, tidak peduli seberapa sulitnya."

1
Lippe
kayaknya sosok misterius itu Nathan deh.
Aurora: Lanjut kak...
total 1 replies
Lippe
nama samaran : Janeth😭😭😭
Plesetan dari nama Jamet(h) pasti 🤣🤣🤣
Aurora: Wkwkwk bisa jadi bisa jadi 🤣🤣🤣
total 1 replies
Lippe
EYKE gak suukaaaa
Gak mau, gak suka Gelaay
💅💅💅💅💅💅💅💅💅
yunita
ayoo jangan lama...lamaa...buat bongkar widia thourrrr kasihan vina yg slalu berkoban buat nathan ayooo....buat widia / tuti bongkar kebusukanya thourrr
Suanti
nathan suruh detektif cari tau tentang widia biar tau siapa widia jdi orang jgn terlalu baik malahan di manfaatin 😅😅😅
Aurora: Operasi plastik emang canggih 😂😅
total 1 replies
Suanti
pasang lah cctv setiap sudut biar ketahuan kebusukan widia melalui cctv, setelah ketahuan jeblos kan ke penjara
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
🤲🤲🤲aminn
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
👍👍👍👍
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
sabarr🤭
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
ikuttttt🏃🏃🏃
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
semga nnti kembar anknya
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
kukira dh hamil
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
hamilll yaa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
waduhh 🤣🤣🤣🤣🤣
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
bisaa ada di balik sofaa
Aurora: Kayaknya pas buka dasinya pas lagi beradegan.... 🤫😄
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
habis olahraga Bu.🤭🤭🤭🙈
Aurora: Aw, selalu, kan Vina demen olahraga apalagi sama Nathan 🏃🏃🏃🏃😅
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
gtu dongg kn enak
Reza Muna
Luar biasa
yunita
hla kpn mak lampir matiii thourrrr ajyr tenan iki jummmm.....
Suanti
semoga cpt punya momongan tapi jgn keturunan bpk nya banci 😂😂😂
Aurora: Wkwkwk mending kalau nanti dapet istri kaya Vina ya, kalau nggak, ya gitu deh 😅🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!