Raya Lituhayu (25) kecewa karena sang kekasih menikahi sekretaris pribadinya yang sudah hamil duluan. Bayu Agung Gunawan (27), menyimpan cinta untuk tetangga yang berprofesi sebagai pengacara dengan status janda.
Orangtua Raya dan Bayu berniat menjodohkan mereka untuk semakin mendekatkan dua keluarga. Tentu saja ditolak, apalagi hubungan mereka layaknya Tom and Jerry. Satu insiden membuat mereka akhirnya menerima pernikahan tersebut.
Kehidupan rumah tangga yang penuh drama dan canda, menimbulkan cinta. Namun, semua berantakan ketika kerjasama dua keluarga besar terpuruk. Bunda Bayu terluka dan Papi Raya harus mendekam di penjara. Hubungan Raya dan Bayu semakin renggang dan berujung perpisahan. Tidak mudah bagi Raya menjalani hidup setelah keterpurukan keluarga bahkan dalam kondisi hamil.
“Benci dan rindu itu batasnya tipis, sekarang kamu benci bentaran juga rindu sampai bucin. Ayolah, jangan jadikan kebencian ini mendarah sampai anak cucu kita."
===
Jangan menumpuk bab 😘😘😘🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 ~ Baik-baik Saja
Raya terjaga dan menyadari kalau dia …kesiangan. Gegas menuju ke toilet, Bayu sudah tidak ada di kamar. Mandi cepat dan memakai pakaian setelah mengeringkan rambutnya dengan cepat, lalu keluar dari kamar. Ada Bayu di meja makan sedang menyesap kopi, dari aromanya jelas itu kopi.
“Morning, Babe,” sapanya lalu menarik kursi tepat di sampingnya.
“Kok nggak bangunin aku sih. Kemarin udah telat, masa sekarang harus telat lagi.”
“Pengantin baru wajar kalau telat, lagian nggak tega bangunin lo. Nih, minum dulu.” Bayu mendorong cangkir lain ke hadapan Raya, berisi teh yang terlihat masih mengepul asapnya.
“Kita sarapan di luar,” ajak Bayu kemudian beranjak. “Ambil dompet dulu, sekalian langsung berangkat.”
Dalam perjalanan, Bayu sesekali melirik ke samping. Raya yang menyadari dan khawatir pria itu tidak fokus pun balik menatapnya.
“Kenapa sih?”
“Kenapa apanya?” tanya Bayu sambil fokus dengan kemudi.
“Kamu dari tadi, tengok-tengok terus. Lagi nyetir, fokus aja ke depan.,” titah Raya dan Bayu malah terkekeh.
“Mana bisa Ray, gue harus fokus ke depan kalau yang di samping gue lebih menarik. Gue jadi kebayang pas lo keenakan terus nyebut nama gue. Bayu … oh, aduh.” Bayu memekik karena Raya menyubit pinggangnya. “Kok nyubit sih.”
“Rese.”
“Manggil gue yang mesra dong, biar makin menggoda gitu.”
“Ogah.”
“Mas Bayu," ucap Bayu dengan suara lembut dan mendessah. " Kayaknya enak didengar." Raya hanya mengulum senyum.
Setelah mampir di warung bubur ayam sesuai permintaan Raya, Bayu seperti biasa mengantarkan istrinya sampai lobby.
“Aku duluan, kamu hati-hati,” ucap Raya.
“Hm, pasti lupa.”
Raya gegas mendekat dan mencium pipi suaminya.
“Ray, bibir belum,” ucap pria itu, tapi diabaikan oleh Raya yang sudah keluar dari mobil. “Kalau malu-malu gitu, malah makin menggemaskan. Arghh, pengen gue kurung aja di kamar. Kayaknya harus cari ide supaya Raya nggak usah kerja lagi. Kayak gue nggak mampu aja nafkahin dia.” Mobil yang dikendarai Bayu perlahan meninggalkan area gedung tempat Raya bekerja.
Siang harinya, Raya gegas ke lobby karena kedatangan Rama.
“Bang Rama,” tegur Raya.
Rama menoleh dan merentangkan tangannya, Raya pun langsung menghambur ke pelukan pria itu.
“Kangen gue, ya.”
“CK, kangen berantem,” sahut Raya. “Bang, Papi kenapa sih, jarang hubungi aku. Balas pesan juga pendek doang. Nanti sore, aku pulang deh.”
“Nggak usah, papi lagi sibuk. Sore ini gue mau ke Bandung, Papi juga rencana ke Jogja ada urusan. Ada masalah sedikit, makanya mau cepat diselesaikan. Lo nggak usah ke rumah, nggak akan ketemu siapa-siapa. Oh iya, ini kunci mobil lo. Udah gue parkir dan share loc, di basement ya.”
Setelah berbincang sebentar, Rama akhirnya pamit. Sempat juga titip salam untuk Bayu. Raya menghela nafasnya pelan, padahal sudah berencana pulang mengajak Bayu. Sepertinya rencana itu harus dia tunda.
***
Dua minggu sudah Raya dan Bayu dalam ikatan pernikahan. Pras masih sulit ditemui karena bolak balik ke luar kota. Raya hanya bisa bertemu dengan Rama yang masih ada di Jakarta. Malam ini Bayu mengajak Raya ke rumah orangtuanya, tidak terencana karena perintah dari Mario.
Memasuki area tempat tinggal kediaman keluarga Gunawan, Raya mengernyitkan dahi kala mobil Bayu melewati salah satu rumah di mana ada wanita yang dia kenal keluar dari mobil masuk ke rumah.
“Itu bukannya … mbak Yuli?” tanya Raya sambil menatap Bayu.
“Iya, dia ‘kan tinggal disitu.”
“Oh, jadi kalian tetanggaan. Pantes aja bisa dekat banget.”
“Tetangga juga nggak akur, Bunda nggak suka sama mbak Yuli dan kita nggak usah bahas dia. Cukup gue dan lo, nggak ada Yuli, Radit atau siapapun.”
Mobil sudah memasuki gerbang dan parkir rapi di carport. Saat Raya hendak keluar, tangannya ditahan oleh Bayu.
“Cium dulu dong.”
“Ya ampun, Mas Bayu.”
“Hihh, merinding gue kalau lo manggil Mas. Jadi pengen langsung masuk kamar, ayolah.”
Kedatangan Bayu dan Raya tentu saja disambut hangat oleh Erika. Wanita itu sangat baik dan terlihat sayang pada Raya, Bayu sempat berceletuk terasa seperti menantu bukan putra dari wanita itu.
“Kamu kalau ada apa-apa, bilang sama Bunda. Bayu nggak jahat dan kasar sama kamu ‘kan?” tanya Erika
“Astaga Bunda, aku ini pria baik dan bertanggung jawab. Rajin menabung dan tidak sombong, nggak ada sedikitpun jahat sama Raya. Bukan begitu sayang?” tanya Bayu sambil membenamkan wajahnya di bahu Raya.
“Pasti kamu ngajak lembur tiap malam, sama aja itu juga jahat. Raya jadi nggak ada istirahat.”
“Itu beda cerita Bun. Bukan karena aku jahat, tapi karena enak,” sahut Bayu. “Ayah kemana?”
“Itu di ….” Ucapan Erika terhenti karena Mario sudah berdiri di tengah pintu ruang kerjanya.
“Bayu, kemari!”
“Oke. Kamu jangan kangen ya, kalau ngantuk duluan aja ke kamar, nanti aku nyusul,” bisik Bayu sebelum beranjak memenuhi permintaan ayahnya.
Raya dan Ibu mertuanya masih berbincang, cukup lama. Sampai akhirnya ia pamit ke kamar, menunggu Bayu di sana.
Sedangkan di ruang kerja, Mario bertanya mengenai keluarga Raya.
“Aku belum bertemu Papi Pras juga Rama, yang aku dengar dari Raya. Beliau sedang sibuk di luar kota. Rama juga ikut bantu, ada masalah dengan usahanya,” jelas Bayu. “Ada apa, Yah?”
“Hm. tidak ada, kamu baik-baiklah dengan Raya,” sahut Mario, belum menceritakan masalah yang terjadi antara dirinya juga Prasetio. Berharap akan segera membaik, agar hubungan mereka tetap baik-baik saja dan tidak berimbas pada pernikahan Bayu dan Raya.
\=\=\=\=
Sambil nunggu update, mampir ke karya rekan author yukkk
double up dong Thor 🙏