NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 KABAR DUKA

"Ra, ada yang nyari tuh di depan," Anggika si bendahara kelas menghampiri Ameera. Di tangannya sudah ada buku yang siap untuk mencatat uang kas hari ini. "Sebelum keluar bayar dulu tapi."

"Hadehh, nih-nih,, 2000 doang kan. Masih pagi loh rajin kali malaknya."

Anggika tersenyum tipis, "Kalau gak gini kas gak penuh, Ra."

"Good, gak salah kita milih kamu," Ameera mengacungkan dua jempol. Masih terlalu nyaman duduk di bangkunya. Tanpa terburu-buru menemui orang yang mencarinya, Ameera memperhatikan Anggika yang asik mencatat nama yang telah membayar kas.

"Ngomong-ngomong siapa yang manggil aku," tanya Ameera.

"Bagas, dari kelas sebelah. Kamu kenal kan," jawab Anggika sambil mulai mencatat di buku kas.

"Aneh kalau aku ga tau. Orang setiap hari kesini, anter jemput kamu."

"Hahaha, iya ya. Siapa tau kamu gatau kan."

"Seantero sekolah juga tau, dia pacarmu Anggi," kata Ameera gemas.

"Hehe, ya sudah aku mau lanjut malak anak-anak lagi. Kamu temui aja, anaknya ada di depan.

"Ada perlu apa dia mencari ku."

"Aku juga gatau dia ada perlu apa. Kamu langsung tanyain aja ke orangnya."

"Gak apa-apa nih aku temuin, gak cemburu memangnya."

"Halah, kalau mau, ambil deh. Entar aku tinggal cari baru," balas Anggika bercanda.

"Wkwkwk, gak mungkin ah, dia kan cinta mati ma kamu," goda Ameera.

Anggika tersenyum malu-malu, "Apasih, Ra. Udah-udah gak selesai-selesai kas ku."

Melihat kepergian Anggika yang cepat, Ameera terkekeh kecil. Gadis itu lalu berdiri hendak menemui Bagas.

...----------------...

Di depan kelas.

Bagas duduk di bangku yang memang disediakan sekolah di setiap bagian depan kelas. Tak ada senyum di bibirnya, hanya ada tatapan cemas di mata nya. Dengan tak sabar dia bolak-balik menoleh ke arah pintu. Mencari keberadaan sosok Ameera.

Bahkan setelah melihat Ameera keluar dari kelas dan berjalan ke arahnya pun, Bagas tak nampak lega sama sekali.

"Ada apa, gas? Kata Anggi kamu mencari ku," tanya Ameera setelah berjarak lima langkah dari Bagas.

"Ehem, duduk dulu, Ra," Bagas tak langsung menyatakan tujuannya.

"Kenapa sih, kok kayak serius sekali," Meski mengatakan itu Ameera tetap duduk.

"Gamungkin kan ni anak mau ngelabrak aku juga. Kalau cewek yang dateng sih masih masuk akal. Lah ini sampai cowok juga. Memang susah jadi primadona," batin Ameera.

Tak heran jika dia berpikir begitu. Karena sebelumnya memang ada sekelompok kakak kelas yang pernah melabrak Ameera. Masalahnya jelas gak jauh-jauh dari cowok. Anehnya bukan karena pacar mereka menyukai Ameera. Tapi teman sekelas cowok mereka naksir pada gadis itu. Lantas apa urusannya dengan Mereka. Tak ada tentu saja.

Jika Ameera saja berpikir begitu, maka Cherry sahabatnya pun sedang memikirkan hal sama. Saat dia mendengar seseorang memanggil Ameera. Cherry pun sibuk mondar-mandir di dekat pintu masuk. Kalau-kalau sahabatnya benar-benar di labrak. Dia tak akan segan-segan untuk membantunya.

Setelah lama mempersiapkan kata-kata. Bagas mulai bicara, "Jadi emm, begini Ra. Jangan kaget ya,, kamu tenang dulu."

"Apasih, Gas,, tenang apaan."

Mendengar awalan Bagas yang tidak enak, Ameera yang semula tenang malah menjadi panik.

"Pokoknya kamu tenang dulu. Jangan kaget,, jangan panik. Aku dapet kabar... begini ibumu kecelakaan,, aku turut berduka cita ya."

Jederrrrr

Petir seolah menghantam tubuh Ameera. Gadis itu mematung tak percaya.

"Kamu bercanda kan, Gas!"

"Maaf, Ra...."

"Gak! ga mungkin. Ga mungkin, Gas,, ga mungkin,, buuuuu,, hikkksss. Ga mungkin bilang aku, kamu bohong,, Hikkss buuuu,, hikkss aku mau ibuu,, aku mau ibu hikkksss," tangis Ameera histeris.

Cherry yang mendengar semuanya, buru-buru menghampiri sahabatnya, dan memeluknya.

"Tenang Ra,, tenang..."

"Gakk-gakk,, ibuuu Cherr hiksss."

"Bude gak papa kok. Kamu tenang okey. Jangan berfikir yang tidak-tidak," Cherry mencoba menenangkan.

"Hikkss,, aku mau pulang,, huuu aku mau ibu," racau Ameera makin menjadi.

"Okey, kita pulang. Tunggu yaa... Ratu bisa tolong kamu panggilan ketua kelas."

"Iya, Cher."

Meski tak secepat Cherry yang telah berjaga-jaga sejak awal. Saat mendengar tangis Ameera Ratu langsung keluar mendekat.

"Ada apa?" Jordi sang ketua kelas menghampiri.

Keadaan kelas saat istirahat sebenarnya cukup ramai. Suara musik yang keras ditambah suara para pria yang asik bermain game. Membuat kejadian di depan kelas tak ada yang menyadarinya

Jordi yang melihat Ameera menangis di pelukan Cherry menjadi khawatir.

"Izinin, Ameera ya,, dia mau pulang. Ibunya kecelakaan," kata Cherry.

"Kec-,, okey aku ijinin. Jangan kamu yang mengantar, biar aku saja. Kondisinya seperti ini."

"Baiklah, tapi aku dan Ratu ikut dengan motor lain."

"Ok."

...----------------...

Pengaturan Jordi sangat cepat, dengan mudah mereka mendapat izin. Tanpa banyak keributan kini mereka sudah berada di perjalanan menuju ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit.

Dengan kondisi lemah Ameera dituntun oleh kedua sahabatnya, Jordi mengikuti tepat di belakangnya.

"Kalian tahu dimana ruangannya?" tanya Jordi.

"Tidak, Bagas tidak mengatakan apa-apa," jawab Cherry.

"Tunggu sebentar aku akan Bertanya," kata Jordi. Dia lantas menghampiri meja resepsionis. "Permisi, saya mau tanya,, ruangan dari korban kecelakaan, emm kecelakaan yang baru saja terjadi dimana ya?"

"Kecelakaan di daerah mana ya, dik. Kebetulan hari ini ada tiga kecelakaan. Yang satu masih di ruang UGD. Satunya lagi telah dipindahkan ke kamar inap. Dan yang lain telah dipindahkan ke ruang mayat."

'Deggh' Beruntung posisi Ameera cukup jauh. Jadi gadis itu tak akan mendengar. Jika tidak Jordi yakin, Ameera akan kembali histeris.

"Saya kurang mengetahuinya,, yang pasti korban bernama ibu Dona."

"Baik, sebentar saya check dulu."

"...."

"Bu Dona benar? Apa adik ini keluarganya."

"Bukan, tapi teman saya adalah anaknya. Kami buru-buru datang setelah mendengar kabarnya. Yang di kamar mayat,, bukan bu Dona kan?" tanya Jordi gugup.

Sang petugas hanya tersenyum tipis untuk menenangkan. "Bukan kok. Adik tidak perlu khawatir. Disini ditulis kalau bu Dona sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Tepatnya di kamar Anggrek,, adik tinggal lurus saja, nanti ada jalan ke kanan adik belok. Nah, ruangan nomor empat ya."

"Baik, terima kasih."

"Sama-sama."

Usai mendapat informasi yang dia perlukan, Jordi langsung kembali ke teman-temannya.

"Bagaimana?" tanya Cherry.

"Ibunya Ameera ada di ruang Anggrek," jawab Jordi.

Cherry mengangguk, "Ayo Ra, kita ke kamar Anggrek."

"Ibu gak apa-apa kan Cher?" tanya Ameera linglung. Gadis itu memang sudah tidak menangis. Tapi pikirannya masih sangat kacau.

Cherry tak langsung menjawab, karena dia juga tak tahu. Kabar yang diberikan Bagas memang sangatlah ambigu. Pria itu hanya menyampaikan bela sungkawa yang membuat siapa saja yang mendengarnya akan berpikir buruk. Dengan kebingungan tatapannya kembali mengarah pada Jordi seolah bertanya apa yang harus dia jawab.

Jordi yang di tatap pun hanya mengangguk.

"Gak apa-apa kok, bude baik-baik saja. Makanya kamu jangan nangis. Nanti bude malah ikutan sedih."

"Iya aku gak nangis lagi. Ayo Cher temui ibu."

"Iya ayo."

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!