NovelToon NovelToon
Kekasihku Dokter Tampan

Kekasihku Dokter Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:duniahiburan / Berbaikan / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Wahyu

Jasmine Abelia dan Dandelion Fiorello Rosen adalah dua manusia yang tidak tahu bagaimana caranya menjadi mantan. Mereka sudah putus, namun keduanya masih saling mencintai.

Sampai di suatu malam saat Jasmine pergi ke apartemen Lion untuk mengambil buku miliknya yang tertinggal pasca putus, keduanya tak sengaja menemukan bayi dan dengan terpaksa harus merawatnya dan tidak melapor pada polisi setelah membaca surat yang ditinggalkan oleh ibu si bayi.

Disisi lain Jasmine sudah memiliki pacar baru, namun seiring berjalannya waktu keduanya kembali jatuh cinta karena setiap hari bertemu hingga romantisme itu tercipta lagi.

Hubungan keduanya yang ditentang keluarga membuat semua menjadi serba salah. Mampukah keduanya bertahan dan kembali seperti dulu? lantas bagaimana dengan nasib bayi yang diasuh oleh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Wahyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling menyentuh

Malam hari setelah pulang dari rumah sakit, Lion sengaja datang ke apartemen Jasmine dan menghubungi gadis itu bahwa dirinya akan mampir.

Dipencet-nya bel apartemen milik sang kekasih dan tak berapa lama kemudian pintu kayu itu terbuka.

Lion tersenyum dan masuk, sementara Jasmine menutupi dahinya dengan poni agar benjolan yang dibuat oleh Amar tak terlihat oleh Lion.

"Kau sudah makan?"

Jasmine menggeleng, "Belum."

Lion meletakkan bawaannya karena dirinya baru saja membelikan roti untuk gadisnya yang terkadang tidak sempat sarapan.

Pria itu mengamati keadaan apartemen yang lebih kecil dari miliknya dan juga tampak sederhana.

Matanya melihat ke meja yang mana ada sebuah cup mie instan, mungkin Jasmine akan memakannya setelah menunggu mie itu matang.

"Kau dokter spesialis gizi. Kenapa malah mengonsumsi makanan instan?"

"Aku jarang sekali memakannya, terkadang ingin. Hehe..."

Lion menghela nafas gusar dan berjalan membawa belanjaannya ke dapur, hendak memasukkannya ke laci.

Jasmine berlari dan mencegah pria itu, "Kau mau kemana?"

"Dapur."

"Biar aku saja yang membawanya," Jasmine mencoba meraih tas belanjaan itu namun Lion lebih dulu meletakkannya di meja dapur dan membuka laci untuk menyimpannya.

Mata pria itu terkejut saat melihat banyak sekali stok mie instan dan membuat Jasmine memejamkan matanya bersiap untuk dimarahi.

"Kau bilang hanya sesekali? Lalu ini apa? Kau bahkan menyetok-nya."

Gadis itu menggaruk rambutnya tak gatal, "Itu lebih praktis, Lion."

Pria itu menghela nafas, "Buang semuanya!"

Mata cantik Jasmine membulat, "Hah? Aku membeli semuanya memakai uang. Kenapa harus dibuang? Huh."

"Ini tidak sehat. Kau bisa menghadapi penyakit yang serius jika terus mengonsumsinya tanpa aturan!"

Lion sudah menemui pasien dengan penyakit aneh-aneh, dirinya hanya tidak mau Jasmine mendapatkan masalah serupa.

"Aku akan menguranginya nanti," balas gadis itu cemberut.

Tak lama kemudian Lion mengambil ponselnya dan memesan makanan untuk mereka berdua.

"Aku memesan makanan. Berjanjilah untuk tidak lagi makan mie!"

Jasmine mengangguk tak rela, padahal mie instan enak sekali dan banyak rasa.

Singkat waktu, akhirnya keduanya duduk di ruang tengah di mana televisi menyala dan masih menunggu makanan datang.

"Apa ada seseorang yang baru datang?"

Jasmine mengangguk, "Amar datang kemari beberapa jam yang lalu."

Lion mengerutkan keningnya saat melihat poni Jasmine yang tak sengaja tersibak dan membuat pria itu langsung menyentuh wajah Jasmine hati-hati.

"Kenapa dengan dahimu?"

Jasmine tersadar dan menutupinya lagi dengan poni, "Oh, ini terhantuk meja tadi."

Merasa bahwa kekasihnya berbohong, Lion kemudian menebaknya.

"Kau membohongi dokter sepertiku, Jasmine. Jujur padaku, kau baru saja jatuh kan?"

Dokter seperti Lion pasti juga bisa mengenali setiap benturan yang terjadi.

"Dia melukaimu?"

Jasmine memilih untuk tidak menjawabnya dan Lion menyentuh dahi itu lalu memperhatikannya.

"Kau tak melawan?"

Diperhatikan benjolan itu dan Lion lantas menghela nafas, "Sudah diobati?"

Jasmine mengangguk, "Sudah."

"Sekarang katakan padaku kenapa hal ini bisa terjadi!" pintanya sedikit menekan.

Jasmine terlalu malu untuk jujur, apalagi ini terkait Amar yang merasa sakit hati tentang dirinya. Malu juga pada Lion karena dirinya salah memilih pengganti.

"Kau tidak mau jujur?"

Jasmine sedikit menjaga jarak dan menghela nafas, "Aku tidak mau membahasnya."

Kemudian Lion mengerti.

Mungkin ini masih cukup sensitif dan ia akan menanyakannya lagi ketika waktunya sudah pas.

Ting! Tong!

Lion bangkit dan mengambil pesanan yang sudah sampai kali ini. Sementara Jasmine mengelus dahinya yang masih nyut-nyutan karena ulah Amar tadi, beruntung hubungan mereka sudah berakhir.

~

Malam hari tiba dan saatnya kembali beristirahat, sama seperti Jasmine dan masih menikmati acara televisi bersama Lion dengan berpelukan.

"Kau pulang jam berapa?"

Lion menggeleng, "Bolehkah aku menginap?"

Jasmine terkejut, "Tidak ada ranjang yang lebih besar. Sofa-ku juga kecil, tidak akan muat dengan tubuhmu yang tinggi."

Lion lalu menatapi wajah cantik yang tengah bingung mencari solusi itu.

"Jasmine?"

Gadis tersebut balik menatapnya, "Ya?"

"Kau pernah tidur dengan Amar?"

Jasmine tidak menjawabnya dan menatap kembali televisi di depan mereka. Sementara Lion masih berusaha mendapatkan jawaban karena yakin dari gelagatnya, jika Jasmine dan Amar belum pernah menghabiskan malam bersama.

"Jasmine..."

Gadis itu tiba-tiba merinding saat Lion menghembuskan nafas di area lehernya dan membuat Jasmine memandangnya takut-takut.

"Lion, jangan seperti ini..." bisiknya.

Pria itu merindukan Jasmine. Reaksi otak dan hatinya sejalan, lantas kini Lion menginginkan sesuatu lebih.

"Aku merindukanmu sekian lama..."

Jantung gadis itu berdebar keras ketika Lion mengangkat tubuhnya ke pangkuan pria itu hingga tatapan keduanya bertemu.

"Bisa kita melakukannya lagi?"

Terlihat memaksa, namun Jasmine sendiri kembali sama seperti saat mereka pertama kali melakukannya dulu.

"Lion, aku..."

"Aku merindukannya. Merindukanmu, semuanya..."

Demi Tuhan, Jasmine juga.

Namun, tanpa jawaban Jasmine langsung mencium ganas bibir pria yang kini tengah melingkarkan lengannya pada leher kekasihnya.

Mereka berciuman, semakin dalam dan berperang dengan gerakan lidah yang dulu pernah menggelora.

Tangan Lion menaikkan pakaian Jasmine dan membuat tangan kekarnya bisa menyentuh dengan bebas buah dada yang membuatnya kembali terpancing.

Jasmine masih sama seperti itu, gadis itu bergerak ke lehernya dan membuka kancing kemeja Lion sehingga pria tersebut semakin intens meremas benda di kedua tangannya.

Sampai pada detik berikutnya, mereka sudah topless dan saling berpandangan lama.

"Kau membawa pengaman?" Jasmine ingin memastikan.

Lion mengangguk, "Aku membawanya tadi."

Merasa tidak perlu bingung kelanjutannya, Lion mengangkat Jasmine menuju kamar untuk melakukannya seperti dulu.

Di ranjang yang hanya muat 1 orang karena tempatnya ini hanya ditinggali oleh Jasmine, meski bed tersebut bisa dibongkar pasang dan muat 3 orang.

Pria itu mencumbuinya dan tangannya dengan cepat menurunkan busana terakhir Jasmine.

Tangannya meraih saku celananya dan mengeluarkan pengaman, tak lupa menanggalkan seluruh pakaiannya.

Lion terburu-buru dan semuanya sudah ia tahan selama berbulan-bulan, hanya Jasmine yang mampu membuatnya seperti ini.

"Ahh..."

Gadis itu mengeluarkan suara ketika Lion merasuki tubuh bawahnya seperti dulu.

"Sempit sekali..." keluhnya.

Jasmine sedikit meringis. Entah sudah berapa lama tidak seperti ini, tubuh bawahnya juga kurang pelumas sehingga membuat Lion sedikit kesulitan.

"Enghh..."

"Sakit?"

Jasmine menggeleng karena setelah ini mereka akan terbang ke langit ketujuh.

Pria itu lantas menenggelamkan miliknya dan membuat Jasmine meremas selimut di bawahnya.

"Ahhh..."

Sebuah desahan keluar saat Lion menggerakkannya cepat, Jasmine meracau dan membuat pria itu semakin bersemangat.

"Enghhh... Ahhh... Oohh..."

Dicumbui-nya lagi Jasmine yang memeluk lehernya dan menikmati gerakan mereka dengan mata terpejam.

"Aghhh... Engghhh... Ohhh..."

Lion tersenyum disela olahraga malam ini dan bersyukur Jasmine kembali padanya.

1
Yani Cuhayanih
bilang saja macan liar adalah lion
Yani Cuhayanih
sebaiknya lion cepat menikah dengan jasmine walaupun hanya di saksikan oleh tuan dion sendiri
Assyifa Nabila Saputri
up donk thor
Yani Cuhayanih
semoga berahir baik
Assyifa Nabila Saputri
up thor
Yani Cuhayanih
lion kau memperkeruh suasana....gawaaaat runyaaaam boleh kah aku paketkan nyonya dahlia ke taman bunga di afrika dekat gurun pasir sekalian..jd orang sombong amaaaaat ....
Sahduati
lanjutt😘
Olny Julia N
cepet lanjutin ga thor!!!
Olny Julia N
gue suka gaya lu jasmine!!
Olny Julia N
karna ulah kau kanaa!!!!!
Yani Cuhayanih
kenapa harus berpisah hanya karena masalah beda status kekayaan
Yani Cuhayanih
menarik cuuus lanjuuut
Maito
Jatuh cinta 💖
Habibah Habibah
Karakter-karakter dalam cerita ini memiliki dinamika yang menarik.
Pena_Penantian99
kak dian.... semangat 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!