Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Reno mengaduh karena merasa sangat kesakitan. Ia tidak menyangka akan terkena serangan dadakan dari Mawar. Ia pikir mungkin kali ini Mawar akan luluh.
Ia lupa, kalau dari dulu Mawar memang tidak suka di sentuh sembarangan. Mawar sangat menjaga diri nya. Sama seperti nama yang di sematkan pada nya. Sekuntum bunga mawar yang indah, ketika di sentuh pasti akan melukai orang yang di sentuh nya.
Mawar berduri, yang bisa menjaga tubuh nya dari kejam nya dunia yang ada di luar sana. Karena hal itu lah, Reno bisa sampai berpaling.
Ia tergoda tubuh sintal Maharani yang sering di pertontonkan secara gratis. Padahal pernikahan mereka hanya tinggal menghitung hari, akan tetapi hanya karena nafsu sesaat hilang lah semua kepercayaan itu.
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Rani tiba-tiba saat melihat suami nya meringis.
Mawar yang melihat kejadian itu hanya biasa saja. Ia bahkan sudah tidak peduli mereka mau ngapain. Mawar langsung masuk ke dalam rumah nya dan ingin mandi.
Perasaannya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Ia kesal sekali dengan Reno yang mencoba melecehkan nya.
"Kak Mawar, kakak itu kenapa? Masih belum bisa move on?"
Tangan Mawar di cekal oleh Rani saat akan masuk kedalam kamar.
"Maksud kamu apa? Siapa juga yang belum bisa move on? Kamu ini lagi hamil jangan aneh-aneh deh." Ucap Mawar sambil melepas cekalan tangan Rani.
"Kenapa kakak tiba-tiba mukul suami aku? Apa karena dia nggak mau kalau kakak ngajak selingkuh?"
"What's ? Situ waras?" Ucap Mawar sambil meraba kening adik nya.
"Apaan sih kak. Jawab aja yang jujur. Nggak usah mengalihkan perhatian."
"Ada apa ini? Kok kalian ribut-ribut?" Tanya Nyonya Kantil saat melihat Mawar dan Maharani bersiteru.
Reno yang baru datang pun ikut melihat perseteruan itu.
"Ini, Ma. Kak Mawar nggak terima kalau suami aku nggak mau di ajak selingkuh sama dia. Trus dia malah mukulin suami Rani. Kan kasihan Bang Reno."
"Mawar, kamu itu kelewatan." Ucap Nyonya Kantil tanpa ingin tahu masalah yang sebenarnya.
"Stop! Aku mau mandi. Kalau kalian masih mau main drama telenovela, silahkan sana jauh-jauh. Mengganggu tahu nggak sih."
Bam....
Pintu kamar Mawar langsung di tutup begitu saja. Membuat Ibu dan Anak itu sangat kesal. Mawar tidak peduli. Biarkan saja mereka mengomel sampe habis suara.
Meladeni Ibu dan anak itu tidak akan ada habis nya. Mawar tidak ingin hal itu mengganggu waktu nya untuk bersantai.
Ting...
Satu pesan masuk ke ponsel milik Mawar. Nomor itu sama sekali belum ada di kontak nya.
"Besok siap-siap. Kita akan bertemu Papa."
"Siapa ni ?"Tanya Mawar.
"Calon suami mu."
Brak,, kaki Mawar ke sandung kaki meja saat melihat pesan itu. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Angga benar-benar mau menikah dengan wanita seperti nya.
"Sial."
*****
Seperti malam-malam sebelumnya, jika Pak Budi ada dirumah, mereka akan makan malam bersama. Tapi malam ini, Maharani tidak tampak batang hidung nya. Entah kemana anak itu, Mawar tidak peduli.
Ia makan dengan lahap sekali malam ini tanpa di ganggu oleh dua pasangan dari neraka.
Karena biasa nya mereka akan membuat pemandangan yang buruk bagi mata Mawar. Sehingga nafsu makan nya pun hilang.
Yang aneh nya lagi, orang tua nya malah tidak menegur tingkah laku dua sejoli itu. Sungguh sangat membagongkan.
"Lahap sekali makan mu malam ini, Mawar?" Tanya bapak nya Mawar.
"Ya jelas aja dia makan nya lahap. Tadi habis buat adik nya sedih. Coba lihat, tidak sedikit pun dia peduli pada Rani." Ucap Nyonya Kantil yang seperti nya masih menaruh dendam.
"Memang apa lagi yang dilakukan Mawar?"Tanya Pak Budi pada istri nya itu.
Sebelum Nyonya Kantil menjawab pertanyaan sang suami, Mawar lebih dulu memotong pembicaraan itu.
" Pak, besok Mawar dan Angga akan bertemu dengan papa nya."Ucap Mawar sambil tersenyum mengejek ke arah Nyonya Kantil.
" Oh ya, jam berapa? Apa Tuan ada bilang kalau Bapak juga harus ikut? "Tanya Pak Budi dengan semangat.
Nyonya Kantil yang melihat senyum Mawar seketika tidak bisa menahan amarah nya. Tidak biasa nya ia di abaikan begini oleh sang suami.
Prangggg....
Nyonya Kantil yang marah langsung membanting gelas dan piring. Ia merasa kesal sekali. Niat ingin membuat Mawar di marahi oleh suami nya lagi. Akan tetapi harus gagal.
"Apaan sih marah-marah kayak anak kecil aja. Itu piring sama gelas beli nya pake uang bukan pake daun. Nggak pernah kerja sih makanya nggak tahu gimana cari uang. Tahu nya marah-marah aja nggak jelas." Ucap Mawar sambil menambah minyak pada kompor yang hampir meleduk itu.
" Pak! Lihat anak mu itu. Dia,,, dia,, sangat kurang ajar. "
" Ya maklum lah aku jadi begini pak. Kan yang ngajarin aku selama ini tu dia. "Ucap Mawar menimpali.
" Sudah diam! Apa-apa an kalian ini. Berantem terus kaya anak kecil. Padahal udah sama-sama tua."
Mawar hanya tertawa saat di nasehati. Hal itu membuat Nyonya Kantil semakin murka. Ia ingin mengambil sup panas dan melemparkan nya pada Mawar. Namun, ia telat. Mawar pintar mengelak.
"Hey, Anda sudah kelewatan kali ini Ibu Tiri. Kalau dulu anda sering memukul saya karena saya masih kecil itu wajar. Tapi sekarang saya tidak pantas di perlakukan seperti tadi. Ingat! Dulu kau itu di nikahi bapak ku untuk menjaga dan menyayangi ku. Tapi sepertinya sekarang kau sudah lupa status mu. "
" Mawar! " Bentak pak Budi.
" Bela trus Si Ibu Tiri yang tidak pernah ada baik nya ini. Apalagi pak. Mawar lagi yang salah. Kalau seandainya sup tadi kena wajah Mawar gimana? Apa bapak nggak mikir? Atau memang bapak ingin Mawar buruk rupa selama nya? Oh iya, Mawar lupa kalau sekarang Bapak sudah punya Maharani yang super ja-lang itu."
" Diam Mawar." lagi-lagi Pak Budi membentak.
" Tidak. Mawar tidak akan diam. Ini rumah Mawar dari dulu. Jika ada yang harus diam itu mereka. Jika bapak tidak tegas, maka Mawar akan pergi dari rumah ini. Silahkan nikah kan anak ja-lang kesayangan kalian itu sekali lagi."
Setelah berkata seperti itu Mawar pergi ke kamar nya. Ia sangat kesal sekali. Tidak sanggup ia bayangkan jika sup panas itu mengenai nya tadi.
Paling si Nyonya Kantil hanya akan berkata tidak sengaja. Dan berpura-pura meminta maaf. Dan Mawar, ia akan menanggung rasa sakit seperti biasa nya.