ICE LOTUS SAINT

Shen Jiewen maju, bocah itu mulai menunjukkan kecakapan pertempurannya yang sangat hebat. Dia bahkan berhasil meninju murid-murid dari sekte gunung suci, hingga membuat tubuh mereka terlempar beberapa meter ke belakang, akibat merasakan terkejut.

Awalnya mereka tidak menganggap ucapan bocah itu, namun saat merasakan serangan besar menghampirinya, mereka baru sadar, telah memprovokasi orang yang salah. Bocah di depannya bukanlah balita biasa, melainkan seorang elit dengan kekuatan tertinggi, sehingga bisa menanamkan begitu banyak kekuatan padanya.

Shen Jiewen berdiri dengan sangat tegap di atas tanah, dia sama sekali tidak merasa khawatir, walaupun orang-orang itu akan menemukan sekutu lain untuk menghadangnya, yang terpenting saat ini adalah menunggu pembukaan dimensi menengah dan mencari keuntungan di dalamnya.

Pihak lain mulai berlari sambil mengepalkan kedua tangan mereka, ini adalah aib, karena tidak mampu menahan satu serangan pun dari seorang bocah berusia tiga tahun. Mereka akan tutup mulut, agar tidak menjadi olok-olokan di masa depan.

Akhirnya dimensi menengah terbuka, semua orang bergegas masuk, agar menjadi orang pertama yang mendapatkan harta karun. Sedangkan Shen Jiewen berjalan dengan sangat santai dia hanya akan bergerak cepat pada saat menemukan harta berharga.

Perjalanan di dimensi menengah cukup sulit, selain terlalu banyak kultivator yang berdatangan ke sana, jumlah sumber daya yang disediakan pun sangat terbatas. Sehingga beberapa orang memilih untuk menunggu di pintu masuk dan merampok orang-orang yang berhasil mendapatkan keberuntungan.

Shen Jiewen melangkahkan kakinya dengan sangat riang, namun tiba-tiba saja bocah itu berhenti, membuat orang-orang yang mengikutinya juga melakukan hal yang serupa.

"Apa yang terjadi?" tanya tetua Lu, Shen Jiewen menggelengkan kepala sambil melemparkan senyuman tipis. Ada aura kelicikan yang terlintas di mata dingin bocah itu, tetua Lu bahkan seringkali merasakan merinding, jika terlalu dekat dengannya.

Jika bukan karena merasa tertarik dengan teknik yang digunakan oleh Shen Jiewen, mereka juga tidak perlu berepot-repot datang ke dimensi menengah. Namun bocah itu terlalu luar biasa, sehingga mampu mencuri herbal-herbal tingkat tinggi yang di tanam oleh tetua Lu, bahkan berhasil menerobos penghalang tanpa terluka sedikitpun.

Sudut bibir Shen Jiewen melengkungkan senyuman tipis, dia melirik ke arah Xu Jun. "Ayah, ada begitu banyak tanaman berharga di tempat ini. Apakah anda berniat untuk memilikinya?"

Xu Jun linglung, sejak tadi mereka berdiri di atas padang pasir yang sangat luas, tidak ada tanda-tanda kebun herbal di sekitar sana. Namun bocah itu seolah yakin, bahwa saat ini mereka berada di depan kebun obat.

"Dimana kebun obatnya?" tanya Xu Jun, Shen Jiewen menjentikkan jarinya, bersamaan dengan suara ctak, kabut yang menghalangi pandangan mereka juga perlahan-lahan menipis dan memperlihatkan kebun obat yang sangat luas, namun telah dipasangi formasi yang sangat sulit untuk diuraikan.

"Ini...?" Xu Jun hanya bisa mendesah, di antara mereka tidak ada satupun yang memiliki bakat tentang formasi. Tidak mungkin jika mereka harus menerobos begitu saja, apalagi mendorong seseorang untuk masuk ke tempat itu sebagai umpan meriam.

Shen Jiewen menggelengkan kepala, bocah itu langsung melewati formasi dengan sangat santai. Dia seolah-olah memiliki tubuh yang transparan, sehingga keberadaannya tidak berhasil dilacak oleh formasi kematian.

Shen Jiewen menatap lurus ke depan, sepertinya kali ini para penyergap tak lagi merupakan siswa akademi biasa, namun juga beberapa orang tuan manja yang berasal dari keluarga besar. Mereka mempergunakan latar belakangnya, untuk menakut-nakuti pihak lain, sehingga menyerahkan seluruh harta penemuannya pada wanita itu.

"Datang!" ucap Shen Jiewen sambil merentangkan kedua tangannya, puluhan herbal tingkat tinggi mulai tercabut dari akarnya, mereka seolah terkena hipnotis, sehingga langsung melesat ke arah bocah itu.

Hanya dengan lambaian tangan, akhirnya Shen Jiewen berhasil mendapatkan puluhan herbal yang sangat kuat. Dia segera menyiapkan batu hitam dan mulai menuliskan formasi, agar murid-murid dari sekte surga suci bisa melewati formasi itu tanpa merasakan kesulitan sedikitpun.

Weeeng...

Akhirnya formasi itu berhasil dinonaktifkan, sehingga murid-murid dari sekte surga suci bergegas masuk dengan sangat riang dan mulai memanen seluruh herbal yang ada di tempat itu. Mereka tidak memperdulikan jenis, saat kembali ke sekte surga suci, mereka bisa saling bertukar satu sama lain, jika memang membutuhkan herbal yang berbeda.

Wajah tetua Lu berkedut, akhirnya dia mengetahui metode yang digunakan oleh bocah itu untuk mencuri herbal miliknya. Tidak heran jika formasi yang dipasang di sana masih sama seperti sebelumnya, karena bocah itu benar-benar menguasai teknik batin, sehingga bisa membangunkan herbal-herbal itu dan mendatanginya.

Setelah seluruh herbal berhasil dipanen, mereka melanjutkan perjalanan, namun selama berhari-hari, keberuntungan yang dialami oleh kelompok besar itu benar-benar tidak ada.

Wajah mereka dipenuhi dengan semangat, meskipun waktu terus berlalu tanpa mendapatkan hasil apa pun. Mereka masih berkeyakinan, bahwa harta-harta berharga tersebut pasti akan disimpan di tempat yang tidak terduga, sehingga membuat pencarian semakin sulit.

Setelah berdiskusi beberapa saat, akhirnya kelompok itu mulai saling memisahkan diri. Mereka akan mencoba keberuntungan yang masing-masing, tanpa harus bergantung kepada Shen Jiewen.

Wajah bocah itu terlihat semakin cerah, saat tanpa sengaja seseorang menjatuhkan sepotong logam divine di hadapannya. Dia sangat yakin, jika masih ada banyak lagi potongan-potongan logam yang terkubur di sana.

Tanpa ragu, tangan bocah itu menggaruk tanah, dia terus menggali di bawah tatapan Xu Jun, Xu Ran, para tetua dan juga master sekte.

"Cukup bagus!" ucap Shen Jiewen setelah melihat potongan logam yang didapatkannya dari dalam tanah. Dia segera melemparkannya menuju cincin penyimpanan, agar tidak mengganggu gerak-geriknya.

Xu Jun dan Xu Ran saling berpandangan, tak lama kemudian, mereka juga melakukan hal yang serupa. Bahkan para tetua dan master sekte mulai goyah, mereka juga ikut mencakar tanah untuk mencari potongan-potongan logam berharga.

Banyak murid-murid dari sekte lain, maupun para tuan muda yang melewati tempat itu. Mereka tertawa sambil terus mengejek.

"Lihatlah! Sekumpulan udik yang hanya bisa mencakar tanah!"

"Apa yang kalian lakukan? Mungkinkah sedang mencari cacing? Sepertinya itu sia-sia, ini adalah gurun pasir dan bukan tanah lumpur!"

"Benar-benar seperti badut!"

Mereka terus saja melancarkan provokasi, namun tidak ada satupun yang menanggapinya. Masing-masing sibuk untuk mencari logam berharga, mereka berniat untuk menempanya agar menjadi pedang tingkat 1.

"Dapat!" Xu Jun tertawa riang, dia baru saja mendapatkan potongan logam sebesar telapak tangan. Tak lama kemudian, yang lain juga menunjukkan hasil kerjanya masing-masing, hingga membuat orang-orang yang sebelumnya menertawakan mereka langsung melotot.

"Sial! Cepat gali tanahnya dan temukan lebih banyak logam berharga!" salah seorang tuan muda bereaksi dengan cepat, dia memerintahkan bawahannya untuk segera bekerja.

Awalnya mereka terlihat enggan, namun saat menatap potongan-potongan logam yang dimiliki oleh pihak lain, membuat mata mereka panas. Akhirnya turun tangan sendiri dan ikut mencakar tanah untuk mencari keberuntungan.