NovelToon NovelToon
My Murid My Jodoh

My Murid My Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:280.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: ils dyzdu

Cinta datang tanpa diundang. Cinta hadir tanpa diminta. Mungkin begitu yang dirasakan oleh Halim saat hatinya mulai menyukai dan mencintai Medina-gadis yang notabene adalah muridnya di sekolah tempat dia mengajar.

Halim merasakan sesuatu yang begitu menggebu untuk segera menikahi gadis itu. Agar Halim tidak mengulangi kesalahannya di masa lalu.

Apakah Halim berhasil mendapatkan hati Medina?
Apakah Medina menerima cinta dari Halim yang merupakan Gurunya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ils dyzdu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Seperti biasa, ketika Halim berada di kelas, murid-murid perempuan pasti akan datang menghampirinya ke meja.

Benar-benar memang tingkah mereka, pikir Halim. Seakan-akan baru ini melihat manusia. Manusia tampan seperti dirinya ini. Astaghfirullah! Kadang ada rasa sombong di hati. Tapi mau bagaimana lagi? Memang tampan, jadi gimana, dong?

Nona sudah mencak-mencak di tempat duduknya, melihat tingkah primitif teman-temannya.

“Memang! Gatal banget ‘sih mereka!”

Medina menyenggol lengan Nona. “Huss! Gak boleh ngomong gitu, Na!”

“Ya habisnya! Kan gue gak bisa dekatin Bapak itu!” ucapnya dengan nada genit.

Medina langsung menghunuskan tatapan tajamnya pada Nona.

Nona garuk-garuk kepala. “Ya ampun, Me. Maaf.”

“Ingat ‘kan pesan gue? Kita ini perempuan! Perempuan itu harus mahal! Jangan kita yang datangi laki-laki. Tapi laki-laki yang datangi kita. Itupun dengan syarat akan menjalin hubungan yang halal,” ucap Medina dengan wajah serius.

Nona berdecak kagum dan geleng-geleng kepala. “Ck, ck! Benar-benar elu spek bidadari, Me.”

Medina hanya bisa menghela nafas. Rasa-rasanya sudah lebih dari 100 kali Nona memujinya, kalau dia mengingatkan tentang menjalin hubungan yang halal.

Halim mengedarkan pandangannya di tengah murid-murid lain sedang sibuk ingin berkenalan dengannya.

Dan hup! Halim menemukan gadis yang belakangan ini tidak bisa membuatnya tidur.

Gadis itu duduk di baris ke 3 dari depan. Halim tersenyum. Tapi yang namanya Halim, tersenyum pun tidak akan kelihatan.

Medina yang tadinya masih sibuk-menatap kesal Nona-yang sekarang malah menatap cowok-cowok tampan idola sekolah di Ig, lantas menghela nafas.

Tanpa sengaja dia mengalihkan tatapannya pada Halim yang sedang memandanginya.

Medina terpaku sesaat. Tatapan Halim padanya begitu sulit dia artikan.

Karena dilihatin begitu oleh gurunya sendiri, Medina langsung menunduk sekilas, kemudian membawa pandangannya menatap objek lain.

Halim kemudian tersadar dari rasa terkesimanya pada Medina. Di kelas ini, hanya Medina satu-satunya Murid yang mengenakan jilbab panjang alias syar’i .

Halim tersenyum lagi. Dia mengerti, kalau Medina tidak nyaman dengan tatapannya tadi.

Tapi setidaknya, hati Halim begitu lega. Dia tidak akan lagi penasaran ada di kelas mana gadis yang sudah mencuri hatinya itu.

Ah! Tinggal namanya saja yang Halim tidak tahu.

“Ayo kalian kembali ke kursi masing-masing!”

Murid-murid perempuan yang ada di hadapan Halim langsung mencebik. Mereka masih tidak ikhlas disuruh duduk. Padahal, berdiri berjam-jam pun mereka akan tahan kalau untuk melihat wajah tampan Halim dari dekat.

Halim berdiri berhadapan dengan para anak muridnya. Dia tersenyum sekilas.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi. Mungkin kita baru ini bertemu. Karena kalian juga baru kembali dari praktek kerja lapangan ‘kan? Nah, ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Abiyan Halim. Biasa dipanggil Halim. Umur saya 28 tahun. Saya juga baru pindah tugas ke sekolah ini sekitar 3 bulan lalu. Kalau kalian belum tahu, saya guru Matematika kalian, menggantikan pak Samsul yang sudah pensiun.”

Lagi-lagi murid perempuan kembali heboh. Di saat seperti itu, Halim mencuri pandang pada Medina yang duduk dengan tenang dan tidak seheboh teman-temannya.

‘Ah! Aku makin kagum!’

Halim kembali duduk di kursinya. Karena rasa penasaran pada gadis itu, Halim menyuruh mereka untuk memperkenalkan diri masing-masing dari tempat duduk saja.

Satu persatu murid itu berdiri dan menyebutkan namanya. Bahkan sampai ada yang spill akun Ig mereka segala.

Sekarang tiba giliran Medina yang akan memperkenalkan dirinya.

Medina tersenyum sekilas pada Halim yang sudah sibuk menatapnya, bahkan sebelum gadis itu berdiri.

Jantung Halim bertalu-talu dengan indah, ketika merekam momen di mana Medina tersenyum padanya.

“Perkenalkan, nama saya Annisa Medina,” ucapnya dengan santai dan tenang.

“Pak. Medina anak paling pinter di sini, Pak!”

Tiba-tiba murid laki-laki buka suara. Yang tadinya mereka sunyi mirip kuburan, sekarang malah heboh bak konser ketika Medina mengenalkan diri.

“Iya, Pak! Sering ikut olimpiade matematika loh, Pak!”

Dan masih banyak lainnya seruan dari para murid laki-laki di kelas itu pada Medina.

Halim melirik sejenak pada Medina yang terkekeh dan geleng-geleng kepala.

“Oh, ya? Benarkah? Wah, bagus sekali.” Halim mengucapkannya dengan senyum pada Medina, yang langsung ditanggapi dengan menundukkan kepala oleh gadis itu.

“Bidadari aku, tuuuh!”

“Enak aja! Bidadari gue, ege!”

Halim mengernyit. Entah kenapa mendengar itu, Halim merasa tidak suka dan tidak nyaman saja. Lagi-lagi Halim mencuri pandang pada Medina yang malah tidak peduli apapun. Gadis itu malah sibuk membaca buku paket matematika.

‘Astaghfirullah. Apa yang terjadi dengan hatiku? Padahal aku bukan siapa-siapanya. Kenapa aku panas mendengar ocehan anak-anak itu?Tapi, sebenarnya aku suka padanya.’

Halim segera mengambil pulpen dan menulis ‘Annisa Medina’ dibuku catatannya. Setidaknya, Halim merasakan lega luar biasa setelah tahu nama gadis itu.

‘Nama yang indah. Seindah orangnya.’

Ingin rasanya, Halim memandangi Medina sepuasnya. Wajah cantiknya, benar-benar meneduhkan hati. Halim sampai tidak rela kalau ada orang lain yang memandangi Medina juga. Padahal dia sendiri tidak sadar, kalau dia pun bukan siapa-siapanya Medina.

“Baiklah. Kita mulai pelajaran kita.”

“Pak, tunggu, Pak!”

Halim menaikkan alisnya sebelah. “Ada apa?”

“Bapak kan belum spill Ig, Pak?”

Halim geleng-geleng kepala. “Astaghfirullah. Memang untuk apa kalian minta Ig saya? Apa kalian akan langsung pintar matematika setelah stalking Ig saya?”

Halim berucap dengan sarkastik. Bukannya diam, mereka malah semakin mendesak Halim.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikirannya.

‘Aku ‘kan ingin lebih dekat dengan Medina. Ya, ya! Bagus sekali ideku.’

“Baiklah. Nama akun Ig saya Abiyan Halim. Dan ya, siapa di sini ketua kelas?”

Salah satu murid angkat tangan. “Saya, Pak?”

“Oh, kamu Zain, ya?”

“Iya, Pak!”

“Hah, begini, Zain. Coba catat nomor kamu di kertas, lalu nanti kasih sama saya, ya?”

Zain garuk-garuk kepala. “Memang nomor saya untuk apa, Pak?”

“Nanti saya akan buat grup mata pelajaran matematika khusus kelas XI-2. Nomor kamu saya masukkan lebih dulu. Nah, selanjutnya nanti kamu yang masukkan nomor teman-teman kamu ke grup.”

“Baik, Pak.”

“Hah, gitu baru cocok, Pak!”

Dan bla, bla lainnya. Halim tidak memusingkan itu. Dia hanya fokus pada satu tujuannya, yaitu lebih berusaha mendekatkan diri pada Medina.

Mengingat itu, Halim kembali mencuri pandang pada Medina yang ternyata sedang menatapnya juga.

Karena ketahuan, Medina buru-buru mengalihkan matanya ke arah lain.

Halim tersenyum lebar di dalam hati. Rasanya seperti ada manis-manisnya gitu di dalam hatinya. Karena ternyata Medina juga curi-curi pandang padanya.

“Baiklah. Buka buku halaman 50. Pelajari dulu yang kalian bisa. Selebihnya nanti akan saya jelaskan di papan tulis.”

Selagi murid-muridnya sibuk membaca, Halim juga sibuk menulis sesuatu di buku catatannya.

Tapi di sela-sela itu, Halim terus-terusan mencuri pandang pada Medina. Dia tidak tahu, yang dia lakukan ini berdosa apa tidak, karena mencuri pandang dengan rasa suka pada seorang gadis muslimah seperti Medina.

“Ssstt, Me.” Nona menyolek lengan Medina.

“Hm?”

“Ssstt, Me?”

“Hm?”

Nona mendengus. Dia mencolek lagi lengan Medina dengan gemas.

“Me?”

Medina yang lagi konsen terpaksa menoleh pada Nona dengan sebal.

“Apa ‘sih, Na? Gue lagi fokus ini!”

“Me, perasaan gue aja atau gimana, ya?”

Medina mengernyit. “Apa? Perasaan apa? Cinta?” Medina kembali menarik bukunya dan mencoba untuk fokus lagi.

Tapi lagi-lagi, Nona mengacaukan fokusnya.

“Me, dengar dulu!”

Mulut Medina maju beberapa centi. “Puuffft. Apa? Nih, nih gue dengerin, nih?” Medina meletakkan tangannya di belakang telinga, lalu mencondongkan badannya ke Nona.

Medina tidak tahu saja, tingkahnya yang begitu sudah membuat orang yang memperhatikannya tersenyum-senyum sendiri di dalam hati.

“Me, gue rasa dari tadi Pak Halim sering banget curi pandang sama elu? Apa elu sudah pernah ketemu sama Pak Halim?” tanya Nona berbisik.

‘Eh?’

“Nanti gue ceritain, Na.”

“Me, lu yang bener, dong? Gue jadi penasaran, nih?”

Medina menggedikkan bahu. “Lagi pula wajar kali kalau guru perhatiin anak muridnya. Dah, ah! Gue mau baca dulu.”

Nona memasang wajah kesal. Medina tidak tahu saja, kalau Nona sudah memperhatikan tatapan Halim agak berbeda pada Medina.

‘Ah, elu, Me. Masa iya, guru cuma merhatiin satu muridnya doang?’

.........****........

1
Keisya Andriani
wah nona hadehhhhh.....nona nona
Hesty
buat mereka hancur thoooor
oca rm
lanjut kak
Irma Dwi
aq binggung mau komen apa, jadi aq kasih iklan ajah buat othor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐: jangan bingung lah Kak Ir, aku paling suka loh baca komen kakak.
maacih ya kak❤️🤗
total 1 replies
Dw🌞
aku kasih secangkir ☕ untuk author cantik. biar makin semangat 🤗
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐: waaah, maacih banyak kak🤗
total 1 replies
oca rm
nahkan berantem dah kalian kk adik rebut halim 🤣
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐: wuahaha. asal jangan Sampek saling Jambak rambut aja ya kan kak Oca 🤣
total 1 replies
oca rm
lanjut dong kak
Abdullah Rafif
lanjut kak
lidiaastuti@
semangat medina ,aq selalu mendukungmu!!!🔥🔥
Irma Dwi
aku transfer kekuatan untuk memaki janda gatel itu medina
Eva desiyana Desiyana
janda gatel,
oca rm
double up dong kak
oca rm
ayo medina labrak pelakor
Marya Dina
palingan si ono jendea itu heran deh.
lagian li limm istri a curkin ja
kan meigk kenal mereka
Atik R@hma
si janda gatel bnar hempaskan saja
Safta Anggraini
lanjuttt
Mika Saja
kacau..........Halim......inget istri ya......
Irma Dwi
kan kan kan, wanita hamil itu sensitif Halim, kamu kog tega ninggalin medina lama sih, jangan2 kamu ngak tau kalau medina mual2 di toilet,,,
Hesty
eh up gi thooorrr ko sedikit
Indah Nurhasanah
ada anaconda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!