The Darkest Kiss

SEBUAH PENAWARAN KERJASAMA

“Apa narkoba itu berbahaya di tubuhnya?” tanya Jax yang saat ini berjalan bersama Hattie si tangan kirinya. Sedangkan Jacob sebagai tangan kanannya.

“Anda jangan khawatir. Aku sudah menyuruh dokter memberikan suntikan serum. Dia akan baik-baik saja!” balas Hattie tersenyum yakin.

Ya! Meksi tidak mengatakannya langsung, tapi Jax menunjukkan kepedulian dan kekhawatirannya kepada Gaby. Itu sangat terlihat jelas sekali.

“Jaga dia, aku akan pergi bersama Jacob ke pelabuhan. Jika terjadi sesuatu, maka kau yang akan bertanggung jawab.” Tegas Jax sehingga Hattie pasrah dengan senyuman serta anggukan kecil.

Pria tampan berkulit eksotis itu menoleh ke belakang, ke arah kamar Gaby lalu berjalan pergi di saat senja mulai terlihat.

Sementara Jax yang baru saja melangkah keluar, dia melihat Jacob sudah menunggunya dengan setelan jas rapi. “Apa barangnya sudah datang?” tanya Jax dengan serius.

“Iya Tuan. Anda bisa memeriksanya sekarang. Mari!” balas Jacob mempersilahkan Jax untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil mewah berwarna hitam.

Dari arah jendela besar yang menghadap ke arah halaman luar. Gaby berdiri menatap kepergian Jax yang melewati gerbang hitam Mansion Martinez.

Sungguh luar biasa. Pria itu menjadi seorang yang terpandang.

“Dia akan kembali saat tengah malam.” Tiba-tiba saja suara wanita mengagetkan Gaby sehingga dia berbalik badan saat terpergok mengamati kepergian Jax dari atas.

Hattie tersenyum miring seraya berjalan mendekatinya. Gaby yang memperhatikan penampilan Hattie, benar-benar terpukau akan kecantikan dan juga elegan dengan pakaian gelap.

“Namaku Hattie! Aku bekerja sebagai tangan kiri Tuan Jax!” wanita cantik dengan tahi lalat kecil di bibir atasnya yang seksi itu mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah.

Dengan gugup Gaby menerima jabatan tangannya. “Hm, senang bertemu denganmu!” balas wanita cantik dengan rambut lurus dan piyama panjang warna hitam.

“Jika kau membutuhkan sesuatu, panggil saja pelayan atau kau bisa memanggilku! Jangan sungkan jika ingin berkeliling di Mansion ini!” jelas Hattie begitu aktif sehingga Gaby bingung harus membalasnya apa.

Gaby hanya tersenyum saat Hattie memperhatikannya dengan lekat. “Buat dirimu senyaman mungkin di sini, itu akan membuat tuan Jax senang Mrs. Gaby!” ucap Hattie lalu pamit pergi.

Mendengar bagaimana wanita itu memanggil namanya dengan muda saat membuat Gaby bingung dan butuh penjelasan yang jelas dan detail.

***

Sebuah peti kayu warna hitam baru saja di buka. Jax menatap lekat dengan kerutan di kedua alisnya. Begitu banyak uang yang tersusun rapi di sana. Tentu saja penggelapan uang.

“Kelola dengan baik. Dan apa saja kendala saat perjalanan? Apakah seorang FBI memantau kalian?” tanya Jax kepada anak buahnya yang masih berada di atas kapal bersamanya dan juga barang-barang selundupan.

“Semuanya aman Tuan. Anda jangan khawatir, selagi tidak ada yang berkhianat, semua akan baik-baik saja.” Ujar Jacob dengan meyakinkan bosnya agar lebih percaya dan yakin dengan anak buahnya.

Karena selama ini Jacob yang memastikannya sendiri saat dia sibuk mencari keberadaan Jax Martin si pewaris tunggal keluarga Martinez.

Jax mengangguk kecil, laku turun dari kapal bersama dengan Jacob seusai memerintahkan yang lain untuk segera menyelesaikan tugas mereka sebelum jam malam.

“Tuan, besok jadwal Anda ke perusahaan. Saham hampir saja menurun karena tidak ada pemimpinnya. Dan sekarang, Anda lah yang akan menjadi penerusnya.” Jelas Jacob.

“Hm, aku mengerti! Ini akan semakin rumit!” balas Jax menghela napas berat. Sedangkan Jacob tersenyum kecil.

Tentu, Jax biasa bekerja layaknya seorang gangster. Tidak pernah mengelola perusahaan besar ataupun keuangan dan kekayaan yang melimpah. Tapi dia memiliki kecerdasan seperti kakeknya. Tak heran jika Jax sangat cekatan.

Saat Jax dan Jacob berjalan menuju ke arah mobil mereka yang terparkir. Tiba-tiba saja satu mobil putih datang tanpa diundang.

Jax menatap tegas hingga berkerut alis, sedangkan Jacob mencoba mengingat tentang klien bosnya namun dia yakin bahwa tidak ada pertemuan malam ini dengan siapapun.

Hingga seorang pria dengan setelan jas rapi dan bertubuh kekar keluar dari mobil mendekati Jax. “Tuan Martinez. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda, bos kami meminta Anda masuk ke dalam mobil karena dia menunggu di sana.” Jelas pria yang merupakan bodyguard itu dengan tutur kata sopan.

“Siapa bosmu?” tanya Jax bernada tegas.

“Nona Dasha Victorious.” Jawabnya sehingga Jax berkerut alis saat mendengar nama yang tidak asing di telinganya.

Jacob menoleh ke bosnya, lalu kembali menatap ke pria bodyguard tadi dengan tajam. “Jika ini konspirasi, maka kalian akan menerima akibatnya.” Ancam Jacob yang benar-benar menjaga keamanan bosnya.

“Tidak Jacob. Seorang wanita selalu menyerang lewat ucapan tidak dadakan. Kau tunggu di sini.” Pinta Jax dengan santai dia melangkah mengikuti bodyguard Dasha si mafia Rusia.

Tentu, dari dalam mobil, wanita itu melihat Jax yang melangkah mendekati mobilnya. Sambil menyeringai kecil dia menunggu Jax hingga akhirnya pria itu masuk ke dalam mobil.

“Nice to meet you Mr. Jax!” sapa Dasha dengan ramah dan senyuman cantiknya.

Sementara Jax hanya diam menatap lurus dan tajam.

“Katakan saja ke intinya.” Balas pria itu benar-benar membuat Dasha ingin mendekatinya.

Kini di dalam mobil, hanya ada mereka berdua karena itulah yang Dasha inginkan untuk berbicara empat mata dengan si Martinez.

“Keluargaku pernah menjalin kerjasama dengan ayahmu, Mr. Martinez! Dan semuanya berhenti mendadak karena kematian dari tuan Martinez. Tapi sekarang, aku ingin menawarkan hal yang sama kepadamu Mr. Jax!” jelas wanita berambut pirang cerah itu tersenyum menatap Jax yang kini juga menatapnya.

“Kerjasama apa yang kau maksud Nona?” tanya Jax yang kembali menatap lurus.

“Wedding!” jawab Dasha singkat dan jelas hingga Jax yang mendengarnya pun tak menoleh dan hanya menatap lurus dengan rahang tegas.

Sementara Dasha masih tersenyum penuh percaya diri.

Wanita itu menyerahkan sebuah dokumen yang bertuliskan jelas tentang keseluruhan harta dan kekuasaan yang dia miliki sebagai pewaris satu-satunya keluarga Victorious.

Jax yang menerima kertas tersebut dan membacanya lekat pun rasanya tak percaya ada seseorang yang melakukan perjanjian seperti keluarga Dasha.

“Jika kita menikah. Milikku akan menjadi milikmu, dan kekuasaan serta kekuatan Martinez akan lebih besar jika Victorious bersatu dengan Martinez!” jelas wanita itu seraya meneguk segelas wine yang disiapkan khusus. Jangan tanyakan tentang mobil mewahnya.

Membacanya saja sudah membuat Jax menyeringai kecil.

Wanita cantik berkulit putih susu itu meletakkan kembali gelas wine nya ke wadah khusus. Lalu jari telunjuknya yang lentik dengan kuku panjang warna putih itu membelai wajah Jax dari pelipis hingga ke rahang tegasnya.

“Aku menyukai aura mu Mr. Martinez! Dan ini adalah kesempatan emas untuk bisnis mu dan— ” Dasha mendekatkan bibir seksinya ke telinga Jax. “Dendam mu!” lanjutnya.

Jax menoleh sehingga kontak mata mereka bertemu dan wajah mereka begitu dekat.

“Brilliant idea (Ide yang cemerlang)!” ucap Jax tersenyum miring sehingga Dasha ikut tersenyum mendengarnya.