NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Azura pun berjalan dengan santainya menuju parkiran, dia tau seperti biasanya Amalia selalu membawa barang-barang nya saat dia melewatkan tanya jawab seperti biasanya.

Beruntung handphone dan IDI card nya masih terpasang di leher nya, dia pun pergi menuju ke luar gerbang kampus seakan tak peduli dengan barang-barang nya.

Azura membuka handphone nya hendak menghubungi Rakha, tapi sedetik kemudian handphone tersebut berpindah tangan dan Azura pun langsung menghela nafas berat.

"Ikut aku."ucap pria itu langsung meraih pergelangan tangan Azura dan menariknya ke arah mobilnya.

Azura pun berusaha untuk melepaskan pergelangan tangannya yang digenggam oleh Diego dengan erat.

"Tolong lepaskan tangan saya."ujar Azura.

Diego pun langsung bergegas membuka pintu dan menarik tangan Azura membawa masuk gadis itu kedalam mobilnya dan memasang sabuk pengamannya dengan cepat.

Azura tidak bisa berkutik saat Diego sudah menutup pintu mobilnya dengan kasar hingga akhirnya mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah tempat yang tidak pernah Azura kunjungi.

Gedung pencakar langit yang bertuliskan D. Aston. Group.

Diego membawa gadis itu langsung masuk kedalam lift pribadinya yang membawa mereka ke lantai teratas gedung pencakar langit tersebut.

"Masuk dan tunggu di dalam."ucap Diego dingin setelah mereka memasuki ruang CEO.

"Saya tidak sedang menjual jasa saya jadi untuk apa anda bawa saya kemari, dan satu lagi tolong kembalikan handphone saya."ucap Azura yang kini menatap kearah meja kebesaran milik Diego yang kini sedang memeriksa file di meja tersebut.

"Aku sudah bilang masuk dan tunggu aku di dalam sana apa kau tuli."ucap Diego yang kini menatap dingin kearah Azura.

"Mr saya sudah bilang saya tidak sedang menjual jasa dan tolong berikan handphone saya keluarga saya sedang menunggu."ucap Azura tegas.

"Jasa apa yang kau jual?"ujar Diego yang kini terlihat semakin dingin.

"Tolong berikan hand" ucapan Azura terhenti karena dalam hitungan detik handphone itu sudah menjadi abu jalanan saat pria itu melempar handphone tersebut ke bawah gedung dimana jalan raya berada.

"Silahkan bicara jika nasibmu ingin seperti itu."ucap Diego tegas.

Azura pun hanya mengepalkan tangannya dengan sangat erat, hingga ia memasuki ruang istirahat milik Diego yang kini terlihat sangat nyaman dengan nuansa khas pria.

Tercium wangi maskulin yang sama dari tubuh pria itu, Azura masuk menatap cermin sambil memainkan IDI card miliknya hingga saat ia menguap dan merasa mengantuk lalu dia pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk itu.

Sampai saat seseorang masuk kedalam dan mengunci pintu ruangan itu lalu bergegas menghampiri gadis cantik yang kini terlihat sangat damai dengan wajah cantik alami dan mata terpejam.

Hal yang pertama dilakukan oleh Diego adalah menyesap wangi tubuh gadis itu tepat di leher jenjangnya.

Azura langsung terjaga dia sadar bahwa saat ini dia tidak sedang di rumah, tapi kasur itu sungguh nyaman dan membuat dia mengantuk.

Sementara pria itu terus menatap lekat pada Azura yang kini bangkit dari ranjang tersebut.

"Ah aku harus pulang bibi pasti sudah selesai menyiapkan semuanya."ucap Azura bergumam lirih tanpa menoleh kearah pria yang kini berbaring dengan tangan menjadi bantalannya sambil menatap kearah gadis yang seolah tak melihatnya.

"Sial dikunci."umpat Azura.

"Buka saja jika bisa."ucap seseorang yang membuat Azura langsung menoleh.

"Tuan ini tidak lucu saya sedang ada acara di rumah jadi harus segera pulang."ucap Azura.

"Kamu akan pulang tapi setelah menemaniku di sini."ucap Diego.

"Sudah saya bilang tuan, saya tidak menjual jasa saya."ucap Azura.

"Aku tidak peduli."ucap Diego yang kini bangkit kemudian memeluk tubuh indah yang sudah menjadi candu baginya sejak saat itu.

Tangan kekar itu menggerayangi tubuh putih nan mulus itu hingga pemiliknya terpejam karena tidak bisa menghindari sentuhan memabukkan dari pria tampan itu.

"Lepas aku mau pulang."ucap Azura yang tiba-tiba menghentikan pergerakan Alex yang kini terlihat sangat marah dan tatapan mata tajam itu sungguh membuat nyali Azura ciut.

"Maafkan saya tapi hari ini saya benar-benar sedang tidak bisa saya ada acara di rumah."ucap Azura yang membuat Diego mendengus kesal.

"Satu jam satu milyar."ucap Diego yang membuat Azura mematung di tempatnya.

Gadis itu berfikir keras, tapi kemudian dia menggeleng cepat dia benar-benar tidak bisa melakukan hal itu dia sudah putuskan untuk berhenti.

"Maafkan saya tuan saya benar-benar tidak bisa."ucap Azura.

"Aku tidak suka penolakan."ucap Diego yang kini melempar tubuh Azura keatas ranjang, Azura tau dia tidak akan bisa menolak pria itu hingga akhirnya ia pun menyerah saat Diego menarik t-shirt yang ia kenakan hingga terpampang jelas dua buah gunung kembar yang begitu menggoda iman Diego.

Diego juga langsung melepaskan celana jeans panjang yang dikenakan oleh Azura tanpa jeda sempurna semua itu terpampang nyata di hadapannya.

Azura langsung meringkuk menutupi area sensitifnya yang masih terbalut underwear berwarna hitam itu.

Namun Diego tidak membiarkan posisi itu terlalu lama, Diego menarik tangan Azura hingga dia terduduk di hadapan pria tampan yang kini hanya mengenakan celana panjang nya itu.

Azura menundukkan pandangannya sebelum Diego meraih tengkuk dan mencium bibirnya dengan sedikit gigitan kecil di bibir bawahnya.

Sialnya Azura tidak bisa menolak pesona dan kenikmatan yang diberikan oleh Diego yang kini mampu meluluhlantakkan jiwa raganya.

Hingga Azura mengeluarkan suaranya yang merdu yang membuat Diego semakin bersemangat untuk melanjutkan percintaan yang baru saja dimulai nya itu.

Azura pun dibuat tidak berdaya dibawah kungkungan seorang Diego Alexander hingga berbagai gaya percintaan itu dilakukan, mereka berdua larut dalam percintaan tersebut.

Hingga waktu yang ditentukan itu telah terlewati dan mereka selesai setelah dua jam.

Azura bangkit dari ranjang meskipun seperti biasanya lututnya itu sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri tapi dia teringat akan keluarganya di rumah dia pun meraih pakaian nya yang kini berserakan.

Azura memaksakan diri berjalan menuju kamar mandi yang terdapat di sana, dia langsung memasuki ruang head shower dan membuka keran air itu hingga air hangat itu mengguyur tubuhnya yang dipenuhi oleh keringat.

Azura langsung membersihkan tubuhnya hingga dirasa cukup bersih kecuali dosa-dosa nya yang mungkin tidak terampuni itu.

Sampai saat dia selesai menggunakan pakaian yang ia gunakan sebelumnya dan bergegas mengeringkan rambut karena disana juga ada alat untuk itu.

Setelah selesai dia keluar dari dalam kamar mandi terlihat pria tampan yang kini sudah menggunakan bokser nya dan berjalan menghampiri Azura.

"Tunggu aku sampai selesai mandi."ucap pria itu yang langsung bergegas memasuki kamar mandi.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Sementara Azura merapihkan tempat tidur yang super berantakan akibat ulah mereka tadi, dia tidak suka melihat semua berantakan meskipun disana dia melihat ada sisa-sisa percintaan tadi, sialnya dia tidak ingat menggunakan pengaman.

Jika sudah begitu Azura harus memeriksakan kewanitaannya ke dokter untuk beberapa hari kedepan karena dia takut ada penyakit atau pun benih yang tumbuh di dalam sana setelah percintaan itu.

Hingga saat Diego keluar dari dalam kamar dan kali ini dia sudah menggunakan bathrobe berwarna putih polos itu.

"Tolong ambilkan pakaian ku di lemari."ujar Diego yang kini dilaksanakan oleh Azura dengan cepat karena tidak ingin menunggu lama lagi.

Azura pun memilihkan kemeja dan stelan jas yang akan pria itu gunakan termasuk pakaian dalam nya setelah itu ia meminta kunci.

"Semua sudah siap tolong berikan kuncinya."ucap Azura.

Azura kembali mendapatkan tatapan datar dari pria yang tidak suka di bantah itu.

"Oh tuhan kenapa tidak jatuhkan saja aku tadi bersama ponsel ku jika akhirnya harus seperti ini."ujar Azura yang kini benar-benar kesal.

Pria itu dengan santainya berpakaian di depan Azura yang kini menatap kearah lain hingga Diego selesai berpakaian.

Semua tampak sangat rapi dan ketampanan pria itu semakin bertambah.

Diego membuka pintu dan berjalan keluar terlebih dahulu, Azura pun menyusul kemudian meraih tas miliknya yang entah sejak kapan ada di atas meja dengan cepat Azura melangkah hendak pergi tapi suara pria itu menghentikan langkahnya.

"Kau tidak akan bisa pergi tanpa tanda pengenal ku."ucap Diego yang kini menunjukkan IDI card miliknya.

"Tolong pinjamkan padaku tuan aku sudah benar-benar terlambat untuk pulang dan mungkin mereka sudah lapor polisi."ucap Azura tanpa jeda.

"Ambilah."ucap Diego yang kini menyodorkan black card bukan tanda pengenal untuk akses keluar masuk dari gedung pencakar langit tersebut.

"Bukan itu, tolong jangan buat saya semakin merasa bersalah dengan itu, saya hanya ingin keluar dari tempat ini dan kembali ke rumah itu saja!"ucap Azura yang akhirnya berteriak karena sudah tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya.

Diego tidak menggubris Azura dan dia kembali fokus pada pekerjaannya hingga gadis itu menggebrak meja."Tuan aku sudah kehilangan kesabaran cepat berikan kartu itu."ucap Azura yang kini benar-benar terlihat semakin marah.

"Tidak ada akses jika kamu tidak bisa bersikap baik-baik."ucap Diego.

Hingga akhirnya Azura bergegas pergi dan menendang pintu yang tidak kunjung terbuka itu sampai berulang kali tapi pintu itu tidak mau terbuka, akhirnya Azura terduduk di lantai sambil bersandar di pintu menunduk memeluk lutut karena putus asa.

Air mata nya mulai menggenang di pelupuk matanya, dia tidak tau apa akan keluar dari tempat itu atau justru akan terjebak untuk selamanya di dalam sana.

Hingga beberapa saat kemudian Diego menghampiri Azura dan membungkuk meraih tangan Azura yang kini ditepis oleh gadis itu.

"Jangan pegang-pegang aku!"ucap Azura .

Air mata gadis itu terlihat membasahi pipi nya, Alex langsung meraih Azura keadaan dekapannya meskipun Azura bersih keras menolak nya.

"Jangan membangkang lagi, mulai sekarang kau adalah wanita ku dan aku tidak ingin lagi melihat mu bersama dengan pria manapun atau aku akan membuat mereka semua lenyap dari muka bumi ini."ucap Diego yang kini memasukkan black card kedalam saku celana jeans yang kini Azura gunakan.

Azura hanya menatap kecewa terhadap pria yang kini membuka pintu ruangan tersebut dan merapikan rambut Azura dengan sentuhan jemarinya, tidak lupa menghapus air mata wanitanya itu.

Azura pun langsung berbalik dan pergi namun tangan kekar milik pria itu kembali meraih pinggang nya dan Diego berjalan sambil merangkul pinggang Azura.

Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore dan itu artinya sang bibi sudah selesai menyiapkan semuanya untuk acara tasyakuran nanti malam.

Sepanjang perjalanan Azura terus menatap kearah jendela mobil dan tidak mempedulikan pria yang sedari tadi meminta nya untuk mendekat ke arahnya sambil terus fokus menyetir.

"Turunkan aku di sana."ucap Azura yang kini menunjuk ke arah pertigaan jalan.

Namun pria itu tidak mendengar permintaan Azura, dan kini Diego sudah membawa mobilnya menuju jalan komplek perumahan tempat Azura tinggal.

"Besok aku tidak mengajar ingat jangan buat ulah lagi aku akan terus memantau mu dari jauh."ucap Diego tegas.

Azura tidak merespon pria itu, dia merogoh sakunya dan meraih black card tersebut kemudian meletakkan benda itu di atas dasbor mobil itu.

"Ambil atau aku tidak akan mengantar mu pulang."ancam Diego.

Azura pun kembali meraihnya sambil memejamkan matanya lalu menghela nafas panjang dia tidak tau sampai kapan dirinya akan diperlakukan seperti itu.

Hingga saat mobil itu berhenti tepat di depan pintu pagar rumah minimalis modern tersebut.

Azura pun langsung bergegas membuka seat belt dan hendak membuka pintu tapi tidak kunjung terbuka."Tolong buka pintunya."ucap Azura sambil menahan kesalnya.

"Mendekat lah"ucap Diego tegas.

Azura pun akhirnya mengalah dan mendekat ke arah Diego yang kini langsung meraih bibirnya tanpa aba-aba dan mereka kembali berciuman, beruntung kaca mobil itu tampak gelap dari luar meskipun dari dalam tampak terang.

Diego menarik Azura untuk duduk di pangkuannya dan Azura pun tidak bisa menolak. Sungguh perlu perjuangan untuk bisa lolos dari pria itu.

"Tuan tolong buka pintunya."ucap Azura yang kini menatap lekat wajah tampan pria dewasa itu.

Pintu mobil pun terbuka otomatis, Azura pun langsung bergegas keluar tanpa menoleh pada pria yang kini menahan kekesalannya karena Azura tidak mengerti dengan keinginannya.

Azura buru-buru masuk kedalam rumah yang kini tampak sepi itu.

"Bi aku pulang!"ucap Azura.

"Ah syukurlah jika kamu sudah pulang kami hampir lapor polisi karena tidak kunjung bisa dihubungi dan kau tidak ada saat aku menjemputmu tadi."ucap Rakha.

"Aku ada keperluan mendadak sepertinya semua sudah siap."ucap Azura yang melihat bingkisan tanda terimakasih dan berbagi kudapan lezat yang dibuat oleh bibinya dibantu oleh Rakha dan kekasihnya itu.

"Terimakasih semuanya, besok sebelum kalian pulang aku akan mengajak kalian bertiga jalan dan akan ku belikan apapun yang kalian mau."ucap Azura.

"Sepertinya boleh borong nih?"ucap Rakha.

"Terserah saja."ucap Azura yang kini berjalan menuju kamar utama untuk ganti baju, dan bersiap menunggu tamu yang hadir.

Azura sudah menggunakan pakaian yang terlihat sangat sopan meskipun tidak berhijab karena dia merasa akan berdosa dengan itu mengingat dosa-dosanya yang sudah sangat menumpuk.

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!