Caca…
Mahasiswi baru di kampus pertanian yg mendadak jadi pusat perhatian cowo-cowo di kampusnya dari mulai teman seangkatan hingga para seniornya, gegara maen basketnya yg jago.
Namun karna hal itu juga beberapa senior cewe tidak menyukainya hingga ada yg berusaha mencelakainya. Kesialan Caca pun datang bertubi-tubi. Inginnya Caca pindah kampus.
Tapi dia juga masuk kampus itu karena eyang tercintanya sudah menjodohkan dia dengan seseorang yg juga berkuliah disana.
Kira-kira siapa yaa jodoh Caca? Akankah Caca mencintainya? Atau membatalkan perjodohannya?
Ikutin kisahnya yuk readers… Happy reading!💙
Updatenya hampir setiap hari lho…☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trending Topik
“Ca.. ca..!” Elzi membangunkannya pagi itu.
Caca pun mengernyip berusaha membuka matanya lebar-lebar. Badannya sulit untuk digerakan. Terlalu lama dia tak berolahraga, sehingga kini badannya terasa remuk semua. Belum lagi lukanya akibat jatuh dijegal Siska, kini terasa berdenyut lagi.
Ah,,, andai saja hari ini bukan awal perkuliahan tentu dirinya memilih untuk tidak masuk kuliah.
“Kamu masuk jam brp El?”
“Jam 7 Ca.. ada praktikum nih!”
“Kayanya kamu duluan deh El.. Badanku sakit semua nih! Bakalan lama kalau kamu nunggu aku.. Lagian jam pertama kuliah aku juga jam 8, masih ada waktu sih sekarang kan baru jam set 7.”
“Oh.. okelah kalau begitu!”
Setelah Elzi pergi,, Caca berusaha bangun dari tidurnya dan bersiap pergi ke kampus. Dengan langkah berat Caca melipir dulu ke kantin asrama untuk mengisi perutnya agar lebih bertenaga.
“Pagi… neng Caca!” Bu Mimi menyapa lebih dulu. Biasanya selalu Caca yg menyapa duluan dengan ceria, tapi tidak pagi ini.
“Tumben lemes gtuh..” lanjut Bu Mimi.
“Iyaa bu, kmrin abis basket. Gini nih udah kelamaan ga olahraga. Badan jadinya ringsek semua.” Jwb Caca masih dengan ekspresi lemasnya.
Baru 2mingguan dia tinggal di asrama, tp sudah dekat saja dengan penjaga kantin disana. Caca menganggap bu Mimi seperti bi Asih dirumah eyang. Makanya tinggal di asrama sejauh ini cukup nyaman baginya.
Setelah membeli susu kotak dan roti coklat, Caca pun pamit ke bu Mimi dan bergegas menuju kampus dengan menggunakan angkutan khusus kampus yg memang sudah disediakan universitas. Kampus Caca memang terletak cukup jauh dari asrama.
Sampailah dia ditempat pemberhentian khusus angkutan dekat fakultasnya. Berjalan melewati parkiran menuju gedung 4 tempat dimana kuliah pagi ini berlangsung. Caca tak menyadari kalau sepanjang koridor banyak orang yg melihatnya dan mulai membicarakannya.
Sayup-sayup terdengar mereka membicarakan bagaimana dirinya bermain basket yg membuat Siska iri dan mencelakainya. Ya hanya dengan lemparan asal-asalan bisa mencetak 3 poin sekaligus.
Padahal jika menontonnya saat bertanding kemarin, Caca sangat terlihat ogah-ogahan. Makanya tak ada yg menyangka dirinya bisa seperti itu.
Depan gedung 4 teman-teman sekelasnya sudah berkumpul menunggu pukul 8.-. Dodo yg melihat Caca datang langsung meneriakinya.
”Wow ini diaa pebasket jagoan kita… Wellcome..!!!” Diikuti dengan riuhnya orang di sekitar sambil bertepuk tangan.
“Dikira cupu,, ternyata suhu…!!!” Dustin pun ikut menimpali yg membuat keadaan semakin ramai oleh gelak tawa, teriakan, dan tepuk tangan yg ditujukan kepada Caca.
Evan hanya terlihat senyum-senyum bangga sambil menatap wajah Caca yg sungguh sangat biasa aja, tanpa ekspresi!
“Berisik lu Do! Kaya yg baru liat aja orang maen basket!” Caca menyahut datar.
“Serius Ca baru banget gw liat yg maen basket asal-asalan kaya lu, tp tuh bola bisa melesat masuk ring! Sungguh aneh tapi nyata… Lu kan cewe lagi! Dustin aja yg doyan maen basket blum tentu bisa kan?”
“Apaan sih lu Do bawa-bawa gw!” sewot Dustin kesal. Merasa kalah dari Caca karena memang Dustin blum pernah berhasil melakukan hal tersebut. Dodo pun hanya bisa membalasnya dengan senyuman lebar tak menyangka Dustin akan sekesal itu.
Keramaian mereka pun dibubarkan dengan terlihatnya dosen yg akan masuk kelas untuk mengajar mereka. Semua beranjak masuk kelas mencari tempat ternyaman untuk kuliah.
Caca memilih duduk di deretan bangku tengah paling pinggir. Dekat jendela adalah tempat favoritnya karena dia bisa melihat pegunungan jika sudah mulai bosan mengikuti perkuliahan dikelas.
Evan duduk di sebelah kanannya, Dodo di belakang Caca, dan Dustin di belakang Evan. Selalu seperti ini posisi mereka duduk di setiap perkuliahan.
Tanpa Caca sadari diluar jendela lagi-lagi ada sepasang mata yg sedang memperhatikannya. Yaa kalau di gedung 4 ini, tempat yg diduduki Caca juga bisa melihat dengan jelas ke lapangan. Apalagi jendelanya begitu lebar sehingga gerak gerik Caca pun tampak jelas terlihat dari lapangan walau jaraknya lumayan jauh.
**
🙄mata,,mata,, hei..hei.. sapa dia?🙄 (auto nyanyi🤭)
Yuk readerss tekan tombol 💙. buat tau jawabannya…
Klo mau nebak juga boleh di kolom komentar yaa…
Thankyuu lho udah mau baca karya pertamaku…🙏🏻🙇🏻♀️🫰🏻😁
"Paham bu...."lirih.
perhatikan tanda baca,karna tanda baca adalah kunci untuk membuat sebuah karya menjadi hidup....
semangat thor..../Smile/
tapi menjelaskan nya pelang-pelang sambil mengikuti alur cerita,agar pembaca gak bosan,ok....
semagat/Determined/
karena berantem juga butuh energi...