Karena sebuah kecelakaan, Arumi terpaksa menjadi istri kedua dari seorang Malik Al Rasyid juga menjadi ibu bagi Attar, putranya Malik.
Lantas apakah Arumi akan terus bertahan menjadi istri kedua Malik atau memilih untuk meninggalkannya setelah istri pertama Malik kembali juga setelah Arumi mengetahui fakta jika ia telah salah paham terhadap seseorang di masa lalu ?
Yuk ikuti ceritanya Arumi (spin of Bukan Surgaku)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami-Istri
Arumi telah berganti pakaian. Kini ia berada di kamar rawat Malik berdama dengan Attar dan Omar. Para tamu sudah pamit pulang, termasuk keluarga Arumi yang sudah kembali ke kediamannya.
" Tuan, Nyonya, saya permisi pulang. Besok pagi saya akan kembali lagi. Jika ada hal penting dan mendesak, hubungi saja saya " ucap Omar kepada Malik dan Arumi yang sedang menggendong Attar.
" Baiklah, terima kasih untuk semua kerja kerasmu " balas Malik kepada Omar. Ia begitu puas dengan apa yang dikerjakan oleh Omar.
Omar pun segera berlalu dari hadapan Malik.dan Arumi. Ia sengaja memberikan ruang kepada pengantin baru itu untuk lebih mengenal satu sama lain.
Hening, tak ada kalimat yang terucap dari mulut Malik. Begitu pula dengan Arumi. Ia justru merasa kikuk dengan keadaannya saat ini. Yang Arumi lakukan hanyalah menemani Attar.
" Attar sudah tidur ? " tanya Malik saat melihat Arumi menyelimuti sang anak.
" Sudah Tuan. Attar baru saja tidur " jawab Arumi.
Malik menautkan kedua alisnya saat mendengar jawaban dari Arumi.
" Jangan memanggilku dengan sebutan Tuan. Aku ini suamimu bukan tuanmu " sahut Malik ketus.
" Maaf, Tuan... Lalu saya harus memanggil apa ? " tanya Arumi dengan wajah polosnya.
" Terserah kau saja ! Yang jelas aku tak ingin dipanggil Tuan " jawab Malik melirik Arumi.
Arumi hanya mencebik karena Malik sama sekali tak memberikan solusi.
Lalu aku harus memanggilnya apa ? Sayangku ? Suamiku ?
Astaga... Ih, rasanya geli mendengarnya
Arumi menggidikkan bahunya dan itu tak luput dari perhatian Malik.
" Sudah kau putuskan kau akan memanggilku apa ? " selidik Malik membuat Arumi tergeragap.
" Eh, belum Tuan... Maksudku belum Mas " ucap Arumi spontan.
Malik menaikkan sebelah alisnya lalu menarik sebelah sudut bibirnya saat mendengar jawaban Arumi.
" Bagus... Aku suka mendengarnya " ucap Malik kemudian.
Hah ? Memangnya aku manggil dia apa sih ?
Arumi bertanya-tanya dalam hati. Namun kemudian ia menyadari jika menyebut kata Mas kepada Malik.
Baiklah, jadi Tuan besar ini ternyata suka dipanggil Mas. Oke, Arumi... Semangat, ikuti saja kemauannya. Asal dia senang !
Arumi bergumam dalam hatinya. Ia tidak menyadari jika sepasang mata sang suami terus tertuju menatapnya.
" Ehem... "
Malik berdehem dengan suara agak keras.
Arumi segera melihat ke arah Malik.
" Kenapa Mas ? " tanya Arumi menatap Malik.
" Tolong bersihkan tubuhku ! Rasanya badan ini sangat lengket " pinta Malik yang langsung membuat wajah Arumi pias.
" Em... Ok, sebentar aku panggilkan dulu perawat ya " sahut Arumi dengan senyum manis.
" Aku tidak ingin dibantu oleh perawat " tukas Malik dengan cepat.
" Lalu Mas mau bagaimana kalau menolak dibantu oleh perawat ? " heran Arumi.
" Ah, kalau begitu aku akan hubungi Tuan Omar agar bisa membantu... "
" Tidak perlu ! Apa kau lupa jika kau sekarang adalah istriku ? Berarti mulai sekarang semua yang terjadi padaku adalah tanggung jawabmu ! " potong Malik, ia memberikan penekanan di akhir kalimatnya.
" Jadi Mas ingin aku yang melakukannya ? " selidik Arumi memicingkan matanya.
" Tentu saja. Bukankah kita sudah menikah ? Jadi aku bebas melakukan apapun dengan istriku " Malik menjawab dengan seringai penuh di wajahnya.
Arumi sempat melihat wajah Malik yang terlihat sangat menyebalkan itu, sekaligus terlihat sangat tampan.
Arumi menghembus kasar nafasnya sebelum akhirnya menuruti permintaan Malik.
Baiklah Arumi, kamu pasti bisa ! Anggap saja sedang memandikan Ezar
Arumi menenangkan hatinya sendiri.
Sampai akhirnya, kini Arumi dan Malik telah berada di dalam kamar mandi.
Berulang kali Arumi menghembuskan nafasnya, hingga akhirnya ia mulai menyentuh pakaian yang membungkus tubuh Malik lalu membukanya perlahan.
Tangan Arumi bergetar saat tangannya melepaskan baju Malik hingga ia bisa melihat tubuh proporsional milik suaminya itu.
Setelah baju Malik terlepas, kini Arumi beralih untuk melepaskan celana panjang pria tersebut.
Arumi memejamkan matanya sesaat sebelum meloloskan celana Malik. Hingga akhirnya yang tersisa hanyalah pakaian dalam Malik saja.
Ya Allah, ampunilah mataku yang sudah ternoda ini
Ucap Arumi dalam hatinya.
Melihat sikap Arumi, membuat Malik merasa lucu dan gemas dengan sikap sang istri.
" Sampai kapan kau terus menutup matamu itu ? Kalau seperti ini, kapan kau akan membersihkan tubuhku ? " celetuk Malik membuat Arumi dengan segera membuka matanya.
" I, iya Mas. Maaf... " ucap Arumi kaget.
Arumi lantas mengambil shower untuk membasahi tubuh Malik, namun kemudian terhenti saat ia menyadari jika Malik masih berada di atas kursi rodanya.
Bagaimana caranya aku memandikannya ? Masa mandi disitu ? Nanti kursi rodanya basah dong
Arumi bergumam dalam hati.
" Ada apa ? " tanya Malik heran karena Arumi terlihat kebingungan.
" Em, anu Mas... Bagaimana caranya aku membersihkan tubuh Mas ? Disini kan Mas tidak bisa berendam. Masa aku harus menggendong Mas ? Mas kan bukan bayi " ucap Arumi dengan polosnya membuat Malik menahan tawa.
" Memangnya aku memintamu untuk memandikanku ? " tanya Malik.
" Bukannya tadi Mas suruh bersihkan tubuh Mas ? " Arumi balik bertanya.
" Apa aku menyuruhmu untuk memandikanku ? Aku kan hanya memintamu untuk membersihkan tubuhku. Kau kan bisa menyeka tubuhku dengan handuk basah " jawab Malik sambil menatap wajah gadis cantik yang sudah menjadi istrinya itu.
Arumi menundukkan wajah untuk menyembunyikan perubahan warna wajahnya.
Ya Allah... tengsin banget sih
Arumi merutuki kebodohannya sendiri.
" Sepertinya kamu sudah tak sabar untuk melakukan malam pertama. Apa kau mau kita melakukannya disini ? " tanya Malik menggoda Arumi.
Mata Arumi mendelik mendengar ucapan Malik itu.
" Idih, siapa juga yang mau begituan disini. Emangnya gak ada tempat yang lebih nyaman " gerutu Arumi dengan suara pelan.
Malik hampir saja terbahak karena mendengar ucapan Arumi itu, namun ia sengaja menahannya dengan memasang wajah datar.
" Ehem... Apa kau akan diam saja disitu ? Bisa-bisa aku mati kedinginan ini " ucap Malik.
" Baiklah, aku akan membersihkan tubuh anda, Tuan " sahut Arumi yang seketika menutup mulutnya saat menyadari tatapan tajam Malik akibat kata terakhir yang diucapkannya.
" I, iya Mas " Arumi langsung menundukkan kepala.
Arumi segera mengisi air hangat ke dalam wadah,lalu memasukkan handuk kecil ke dalamnya. Setelah itu, Arumi mulai menyeka tubuh tegap Malik.
Entah perasaan seperti apa yang dirasakan Arumi, yang jelas jantungnya tengah berdegup dengan kencangnya saat ia menyentuh tubuh Malik. Untuk pertama kalinya ia melihat secara langsung tubuh seorang pria dewasa. Biasanya ia melihat tubuh pria kecil, yaitu Ezar.
Arumi sudah selesai mengurus bayi besarnya. Kini ia membawa, Malik keluar dari kamar mandi. Dan betapa terkejutnya Arumi saat melihat Omar ada disana.
Omar pun tak kalah terkejut kala melihat Arumi keluar dari kamar mandi bersama dengan Malik yang terlihat lebih segar.
" Ada apa lagi kau kemari ? " tanya Malik saat melihat Omar disana.
" Maaf Tuan, tadinya saya pikir anda membutuhkan bantuan saya untuk membersihkan diri, oleh karena itu saya kembali lagi " jelas Omar.
" Kau tak perlu khawatir karena mulai sekarang istriku yang memenuhi semua kebutuhanku " timpal Malik.
Omar mengangguk kaku.
" Anda benar Tuan. Kalau begitu saya tidak akan mengganggu kegiatan suami-istri kalian berdua " ucap Omar kemudian pamit meninggalkan Malik dan Arumi.
" Astaghfirulloh... Tuan Omar pasti salah sangka " gumam Arumi setelah Omar meninggalkan mereka.
" Apanya yang salah ? " Malik mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Arumi. Ia bisa mendengar ucapan Arumi meskipun diucapkan pelan.
" Ucapan Omar itu tidak ada yang salah. Kita suami-istri dan sudah sewajarnya melakukan kegiatan suami-istri bersama " tambah Malik sambil menyeringai.
Glek !
Arumi menelan salivanya susah payah.
Ya Tuhan... Kenapa aku jadi ngeri mendengar kata suami-istri itu
wah gak terasa sudah happy Ending semua, bakalan kangen sama keuwuan mereka semua.
Terima kasih kak , karya kakak bagus banget, dapat menemani aktifitas ku sehari2 selama ini /Pray//Heart//Kiss//Kiss/
Ditunggu lanjutan cerita Nura, thor 🤗
Tinggal dijaga dengan baik spy sehat2 selalu