Riky harus merelakan cintanya yang diam-diam ia pendam hanya karena kesalahpahaman yang terjadi. Ia harus menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali.
Aisyah wanita malang, korban tabrak lari yang berhasil disekamatkan oleh Riky pada malam itu. Riky terpaksa menikahi Aisyah dan mengubur cintanya kepada Tita, gadis yang selama ini ia kagumi dan ia cintai secara diam-diam.
Tita pun menerima pinangan Raja. Mereka sama-sama memiliki pasangan. Namun jodoh tidak ada yang tahu. Tuhan mempersatukan mereka, saat keduanya sudah sama-sama tidak memiliki pasangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan
Ricky tidak jadi berangkat ke hotel. Ia merenung di dalam kamarnya. Ia memikirkan perkataan Dokter Jameela.
"Ah tidak, tidak mungkin! Mana bisa Aisyah hamil? Aku belum sama sekali menyentuhnya! Atau jangan-jangan.... Tidak, aku harus bertanya langsung kepada Aisya." Ricky bermonolog.
Sementara di kamar Aisyah, ia menangis. Ia takut apa yang dikatakan Dokter menjadi kenyataan. Hatinya berkecamuk saat ini.
"Ya Allah, tolong jangan beri Hamba cobaan seberat ini! Hamba tidak kuat, hiks hiks..."
Aisyah benar-benar tidak keluar. Ia mengunci diri di dalam kamarnya. Ricky keluar dari kamarnya, ia mencari bahan makanan di dapur. Hanya ada mie instan yang bisa ia masak. Ricky pun memasak mie instan untuk sarapan. Bukan sarapan lagi sebenarnya, karena saat ini sudah jam 10.
Walau bagaimanapun Ricky adalah laki-laki baik yang tidak mungkin membiarkan wanita yang masih berstatus istrinya kelaparan. Ricky juga memasak mie instan untuk Aisyah.
Tok tok tok
"Aisyah buka pintunya! Makanlah dulu!"
Tidak ada jawaban.
"Aisyah, aku tahu kamu mendengarkan! Buka pintunya, atau aku dobrak!" Gertak Ricky.
Aisyah yang merasa kelaparan pun sudah tidak tahan lagi. Perutnya terasa perih. Ia pun membuka pintu. Namun sebelum pintu terbuka lebar Aisyah ambruk di lantai, ia pingsan.
"Aisyah..."
Ricky menaruh piring yang ia bawa di lantai.
"Aisyah, Aisyah bangun!"
Ia menepuk-nepuk pipi Aisyah. Namun belum sadar juga. Ricky pun mengangkat tubuh Aisyah dan membawanya keluar dari apartemen. Ricky membawanya ke rumah sakit yang tidak jauh dari apartemen. Lima menit kemudian mereka sudah sampai.
"Suster, tolong bantu saya..."
Perawat pun mendorong brangkar untuk membawa Aisyah masuk ke ruang UGD. Dokter pun memeriksa Aisyah. Aisyah belum sadarkan diri.
"Pasien terdeteksi asam lambungnya tinggi, namun ada kemungkinan lainnya."
"Dok bisa tolong rujuk istri saya ke dokter Obgyn?"
"Oh tentu bisa, rupanya anda juga mencurigai hal yang sama dengan saya Tuan? Suster tolong bawa pasien ini ke poli kandungan."
Perawat mendorong brangkar Aisyah ke poli kandungan, dan Ricky mengikutinya.
"Kenapa dengan pasien?""
"Dokter tolong periksa istri saya, ada dugaan kalau istri saya hamil. Dia pingsan karena asam lambungnya tinggi."
"Baik Tuan, tunggu sebentar."
Dokter menyingkap kemeja piala yang dipakai Aisyah. Sontak Ricky memalingkan wajahnya untuk menjaga pandangan. Ia lupa kalau yang ia lihat adalah orang yang halal baginya.
"Sepertinya memang sudah ada janin di rahimnya Tuan, lebih jelasnya biar saya USG saja."
Dokter pun melakukan pemeriksaan selanjutnya. Saat Dokter mengolesi jell di perut Aisyah, tiba-tiba Aisyah bergerak. Sepertinya ia telah sadar. Aisyah mengerjapkan matanya melihat yang ada di sekitarnya.
"Nyonya sudah sadar, saya akan memeriksa kandungan anda."
Jedaaarr...
Bagaikan disambar petir di siang hari. Aisyah tidak tahu harus berkata apa. Ia diam saat Dokter menunjukkan sesuatu di layar monitor. Sedangkan Ricky kakinya tersa lemas mendengarkan kenyataan ini.
"Nyonya apa anda merasa pusing?"
Aisyah menggelengkan kepala.
"Lihatlah Nyonya dan Tuan! Ada titik di kantongnya. Itu adalah bakal bayi kalian. Selamat ya, apa ini adalah anak pertama?"
Ricky dan Aisyah sama-sama tidak menjawab, mereka shock.
"Tuan..."
"Eh iya Dok!" Ricky baru tersadar. Pikirannya tidak menyatu dengan hatinya.
"Selamat ya, janinnya sudah berusia lima minggu. Jaga kesehatan, dan jaga pola makan anda Nyonya. Saya akan memberi resep untuk asam lambung dan vitamin penguat kandungan."
"Ja-di sudah boleh pulang Dok?"
"Iya, tidak perlu rawat inap. Karena ini kemungkinan juga bawaan bayi."
"Terima kasih Dok."
"Sama-sama Tuan."
Aisyah masih tidak bergeming di atas brangkar. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Aisyah, ayo pulang!" Ricky menahan amarahnya.
Ricky masih berbaik hati memapah tubuh Aisyah yang masih lemah. Meski saat ini di dalam hatinya ada rasa marah dan kecewa. Saat sudah sampai di luar rumah sakit Aisyah melepas tangan Ricky dari lengannya.
"Lepas Bang! Kamu tidak pantas memperlakukan aku dengan baik! Aku hanya wanita hina!" Aisya menghempaskan tangan Ricky.
"Aisyah, katakan kepadaku, siapa Ayah dari anak yang kamu kandung?" Ricky memegang kedua bahu Aisyah.
"Hiks hiks... " Hanya derai air mata yang jatuh di pipi Aisya. Ia tidak tahu harus menjawab apa!"
"Aisyah jawab aku!"
Tanpa aba-aba Aisyah berlari dan hendak menabrakkan diri ke mobil yang baru saja melintas di area parkiran.
"Aisyah...."
Beruntung Ricky bisa mengejarnya dan menyelamatkannya. Mereka jatuh berguling.
"Aisyah kamu gila, hah?"
"Aku ingin mati saja Bang, aku nggak kuat!"
"Lalu dengan mati apa semuanya akan selesai, iya? Kamu tidak takut dengan azab Allah? Kamu tidak takut dituntut oleh bagimu yang tidak berdosa itu? Mikir Aisyah... jalan pintas bukan jalan terbaik."
"Hiks hiks..." Ricky tidak tega melihat Aisyah menangis, ia memeluknya memberikan kekuatan. Baru kali ini Ricky memeluk seorang wanita selain Ibu dan saudaranya.
"Tenanglah, Aisyah! Allah memberi ujian bukan tanpa solusi. Kita bicarakan baik-baik, ceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi kepadamu?"
Flash Back On
Malam ini Aisyah bertekat untuk pergi dari rumah karena ia sudah tidak tahan dengan perlakuan Kakaknya. Kakaknya akan menjual Aisyah untuk membayar hutang. Aisyah akan pergi dibantu oleh kekasihnya yang bernama Mustafa. Mustafa sudah menunggu Aisyah di pinggir jalan yang tidak jauh dari rumah Aisya.
"Ayo Aisyah cepat naik, sebelum Kakakmu tahu."
Aisyah pun naik ke motor Ali. Aisyah berharap Mustafa bisa menjadi penyelamatnya. Namun saat sudah sampai di sebuah rumah kosong, Aisyah melihat gelagat aneh pada diri Mustafa.
"Mustafa.... kamu kenapa?"
"Gerah... panas Aisyah... Ah!"
Rupanya sepulang main dengan temannya tadi, Mustafa tidak sadar bahwa di dalam minumannya sudah diberi obat perangsang.
"Aisyah tolong aku!"
"Ti-tidak... maksudmu bagaimana?"
"Tolong aku Aisyah."
Mustafa membuka kemejanya. Ia sudah terbakar nafsu. Ditariknya pashmina Aisyah.
"Jangan... jangan sentuh aku! Mustafa... sadarlah!"
"Aku sadar Aisyah... maafkan aku."
Sekuat tenaga Aisyah menentang, namun kekuatannya tetap tidak sebanding dengan kekuatan Mustafa. Mustafa menyingkap gamis Aisyah, menurunkan celana dalam Aisyah. Dan akhirnya pertahanan Aisyah runtuh. Mustafa berhasil mempe*awaninya.
Setelah itu Mustafa terlelap di samping Aisyah. Aisyah membenarkan pakaiannya dan memakai pashminanya. Lalu dia berlari menjauh dari rumah kosong tersebut. Namun naas, Aisyah ditabrak mobil karena kesalahannya sendiri. Mobil tersebut melaju meninggalkan Aisyah terkapar di jalan.
Flash Back Off
Mereka berdua saat ini sudah pulang ke apartemen. Aisyah menceritakan semuanya kepada Ricky dengan penuh kesedihan.
"Kenapa kamu tidak menikah saja dengan Mustafa sebelum kejadian itu? Kamu tidak perlu lari dari rumahmu kan?"
"Mustafa bukan orang kaya, dia tidak akan mampu memberi uang kepada Kakak. Aku juga tidak tahu kerjaannya akan seperti ini! Lebih baik aku mati saja!" Aisyah memukul-mukul perutnya.
"Stop Aisyah! Kamu bisa membunuh bayimu!"
"Aku tidak mau bayi ini Bang! Aku tidak mau!"
"Aisyah, Allah sudah menitipkannya di rahim-mu. Berdosa jika kamu membunuhnya! Biarkan dia hidup!"
"Aku berjanji akan membiarkan anak ini hidup, tapi ceraikan aku Bang! Aku tidak pantas menjadi istrimu!"
"Baik akan aku lakukan jika itu maumu! Tapi sebelumnya aku akan mencari Mustafa."
Ricky membiarkan Aisyah sendiri di kamarnya. Lalu ia menghubungi Shanum untuk datang ke apartemen menemani Aisyah.
Bersambung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...