Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Sorenya,seperti biasa bang Tara menjemput ku ke toko. Namun saat di jalan otak ku memikirkan kejadian tadi siang saat aku hendak ke kamar mandi.Aku melewati ruangan mbak Melda aku melihat sekilas pria yang mirip dengan bang Tara sedang bicara dengan mbak Melda. Namun sebelum aku sempat memastikan tiba-tiba rekan kerja ku memanggil agar aku segera kembali ke depan karena dia juga ingin ke kamar mandi.
"Aduh" ucapku saat kepalaku terkena helem banget Tara, karena bang Tara ngerem mendadak. "Ada apa bang? " tanya ku sambil melihat ke depan.
Mobil di depan berhenti mendadak"jawabnya dan benar saja saat ku lihat motorku menabrak mobil.
Keluarlah seorang cowok yang masih memakai seragam sekolah dan langsung menghampiri kami.
"Eh kalian gak bisa lihat apa? " bentaknya.
Aku hanya diam saja dan bang Tara bersikap biasa saja.
"Ganti rugi kalian! sudah bikin mobilku rusak" ucapnya lagi masih dengan nada marah.
"Bang gimana? " bisik ku pada bang Tara karena melihat dari kerusakan sepertinya parah.
Bang Tara malah turun dari motor lalu berkata "tunggu disini.Aku urus anak ingusan itu" ucapnya lalu menghampiri pemuda itu dan langsung menarik pemuda itu.
Tak lama bang Tara kembali namun wajahnya menunjukan ke marahan dan membuat aku sedikit takut dan berani bertanya hanya bisa mengikuti perintahnya.
saat sampai rumah bang Tara langsung masuk dan aku hanya mengikutinya dari belakang. Namun saat di dalam aku bertemu dengan mama.
"Suami kamu kenapa? " tanya mama mungkin melihat raut bang Tara yang kesal.
"Aku gak tau ma" jawab ku memang gak tau.
"Ya sudah kamu bersih-bersih dulu dulu nanti bantu mama di dapur" ucap mama dan aku pun langsung masuk kamar.
Aku melihat bang Tara duduk di tempat tidur dan memegang kepalanya. Aku mendekat lalu bertanya "abang sakit? ".
Bang Tara melepas kan tangannya lalu melihat ke arah ku. " Ada yang mau abang bicarakan"ucapnya.
Aku pun mengangguk lalu duduk di sampingnya.
"Aku tanya, mau bagaimana pernikahan ini? " tanya nya dan membuat aku meliriknya.
"Maksud aku kita nikah karena terpaksa dan apa kamu akan mengakhiri pernikahan ini atau melanjutkannya? " penjelasannya.
"Aku ingin nikah seumur hidup itu satu kali, tapi setelah kejadian ini aku tidak tahu karena aku pun bingung harus bagaimana" jawab ku.
"Bagiku pernikahan ini satu hal yang gak bisa di jadikan mainan maka dari itu mungkin aku akan mendaftar akan pernikahan ini secara negara" ucapnya.
Aku terkejut karena bang Tara punya pikiran seperti itu.
"Walau awalnya aku hanya ingin menyelamatkan nama baik mu dan keluarga, tapi setelah sebulan kita menjalaninya ternyata kamu wanita baik-baik" lanjutnya.
"Aku berterimakasih bang, karena abang mau berkorban untuk nama keluarga ku dan harga diri ku" ucapku.
"Tapi.... " ucapnya terhenti karena pintu kamar ada yang mengetuk. Aku pun beranjak untuk membuka pintu dan ternyata itu mama.
"Kamu belum ganti baju" ucap mama.
Aku tersenyum lalu menjawab "bentar ma, aku ganti dulu" lalu menutup pintu dan langsung mengganti baju setelah menyuruh bang Tara tutup mata.
Aku pun keluar dan menemui mama di dapur dan langsung membantunya. Namun aku kaget saat melihat banyak sayuran dan makanan di dapur.
"Mau ada acara apa ma? " tanya ku.
"Ayah ingin mengadakan pengajian atau syukuran atas pernikahan kamu" jawab mama membuat aku kaget.
"Ayah punya uang dari mana? " tanya ku.
"Adalah mungkin ayah dapat rezeki lebih" jawab mama sambil tersenyum.
Acara pun dimulai setelah magrib dan saat aku hendak masuk kamar tiba-tiba Alma memberiku sebuah paper bag.
"Apa ini? " tanya ku.
"itu baju buat bang Tara yang di belikan mama tadi siang untuk acara hari ini" jawab Alma.
Aku pun mengambilnya dan aku gak tau isinya apa. Aku masuk lalu menyerahkan paper bagian itu pada bang Tara.
"Apa ini? " tanya nya sambil menerima paper bang itu.
"Abang pakai itu untuk pengajian di rumah sekarang" ucap ku.
Bang Tara pun mengerti dan dia keluar menuju kamar mandi. Aku selesai memakai baju dan bang Tara masuk lalu aku keluar.
Aku duduk bersama Alma sang adik dan mama. Namun tiba-tiba Alma menyenggol tangan ku.
"Apaan sih dek? " tanya ku meliriknya.
"Lihat tuh" jawab nya sambil menggerakkan alisnya sebagai isyarat.
aku pun melihat arah tunjuk nya. Aku langsung terpesona melihat penampilan bang Tara yang memakai baju koko, sarung dan peci membuat kegantengannya bertambah.
"Ganteng banget dek" ucap ku pada Alma.
"Baru sadar atau baru tau" balas nya.
"Dih kamu ini" kesal ku.
"Makanya kakak harus bersyukur punya suami ganteng gitu jangan terus ingat mantan mulu" ujarnya dan langsung aku pukul karena ngeselin.
Bang Tara pun duduk di samping ku karena ayah yang menyuruh dan acara pun di mulai. Walau masih banyak ibu-ibu yang membicarakan kami.
Selesai mengaji semua orang di persilahkan makan dan saat aku hendak menyuruh bang Tara makan namun aku tidak menemukannya.
"Dek kamu lihat bang Tara? " tanya ku pada Alma yang baru masuk dari halaman belakang dan dia sepertinya kaget.
"Mereka di belakang kak" jawab nya dengan sedikit gugup.
"Kamu kenapa? " tanya ku.
"Enggak kok kak" jawab nya lalu pergi begitu saja.
Namun aku tak melanjutkan memanggil karena sepetinya mereka sedang bicara serius.
"Mana mereka? " tanya mama.
"Lagi bicara serius kayanya. " jawab ku.
"Bukannya di panggil" ucap kakak Bella sambil beranjak lalu pergi memanggil mereka
Mereka pun datang dan semua orang langsung makan. Setelah makan bang tara masuk lebih dulu dan aku membantu mama membereskan piring kotor
"Kamu tidur saja besok harus kerja" ucap mama dengan lembut.
Aku pun masuk kamar dan saat masuk ku lihat bang Tara masih belum tidur.
"Abang nunggu aku buat lanjutin pembicaraan tadi? " tanya ku.
"Enggak tapi karena kamu tanya ya sudah abang cuman mau bilang jika kita lanjutkan saja pernikahan ini dan aku daftarkan secara negara biar di akui" jawab nya.
"Tapi aku belum kenal keluarga abang" ucap ku.
"Yang terpenting sekarang kamu harus yakin dan percaya sama aku untuk kedepannya" balasnya.
Aku hanya mengangguk saja karena tidak mengerti dari ucapannya itu. Namun tiba-tiba bang Tara menarik ku dan membuat aku terjatuh dalam pelukannya. Aku pun hendak bangun namun di tahannya.
"Kita udah nikah satu bukan, kamu gak mau coba malam pertama? " tanya nya membuat aku terkejut lalu melepaskan diri.
Namun lagi-lagi bang Tara menari ku dan sekarang aku hanya pasrah dan saat menatap wajahnya aku kagum karena bang Tara ganteng banget dengan hidung mancung dan alis tebalnya.