One Night Stand With My Boss

Sedih rasanya melihat sang anak yang sangat ingin bertemu dengan papa nya tetapi Felysia bingung harus bagaimana karena ayah kandung dari anak ini tidak tahu tentang kehadiran nya di dunia ini, Adriel dari kecil memang sudah bertanya tentang keberadaan papanya membuat Felysia bingung harus berkata apa Felysia pun berkata kepada adriel kalau ayahnya sedang bekerja di luar negri dan akan kembali kalau Adriel baik dan juga pintar dan rajin.

Adriel memang sudah pintar sejak kecil bahkan di usianya yang belum genap satu tahun dia sudah bisa bicara banyak dan juga berjalan bahkan di usia ke dua tahun dia sudah bisa menggambar dan baca walau pun rada belepotan tapi di usia seperti itu sangat jarang sekali ada yang bisa seperti itu, bahkan mbk suci saja yang melihat perkembangan Adriel terheran-heran karena kepintaran Adriel.

Lambat laun memang wajah Adriel sangat mirip dengan ayah kandungnya bahkan siapa saja yang melihat Adriel akan langsung teringat Zico Pratama Adiguna jika mereka tahu orangnya, Adriel seperti cetakan maha secuil Zico dari segi ketampanannya hingga kepintaran dan kecerdasannya membuat Felysia merasa iri karena dia yang berjuang melahirkan sang anak tetapi malah anaknya mirip sekali dengan Zico yang sama sekali tidak tahu akan hadirnya buah hati karena kejadian waktu itu.

Setelah selesai mandi dan bersiap siap Adriel dan Felysia pun keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan, mereka menyantap hidangan sang sudah Felysia masak tadi yaitu nasi goreng dan juga telur mata sapi.

Setelah selesai Felysia pun membawa Riel untuk berangkat bekerja karena dia sudah berjanji dengan ibu Sarah bahwa dia akan membawa Riel bekerja hari ini, toko Felysia memang buka mulai hari senin sampai sabtu dan untuk hari minggu mereka akan libur.

Sampai di toko ternyata sudah ada Bu Sarah yang sepertinya juga Barus aja datang, Bu Sarah menyambut kedatangan Riel dan juga Felysia dengan senyuman hangat.

"Reil!" sapa Bu Sarah.

"Halo, ibu." balas Riel yang sangat pintar sekali.

"Aduh ibu kangen banget nih sama Riel," sahut Bu Sarah kemudian membawa Riel ke pangkuannya sedangkan Felysia bersiap siap untuk kerja.

Adriel pun bermain bersama dengan Bu Sarah, Felysia senang karena Bu Sarah sangat sayang dengan Adriel sehingga Felysia merasa tenang menitipkan sang anak dengan Bu Sarah.

Tak terasa sore pun menjelang mau tidak mau toko pun harus segera tutup dan Bu Sarah dan Adriel juga sudah kembali dari bermain di taman dekat dengan toko, saat akan pergi Bu Sarah memanggil Felysia sedang wajah serius.

"Fel, kamu bisa ke sini sebentar." panggil Bu Sarah.

Felysia pun mengangguk dan menuju ke Bu Sarah sedangkan Adriel duduk di sofa depan agar tidak ikut dengan sang mama ke dalam.

"Iya, Bu. Ada apa?" tanya Felysia.

"Ini gaji kamu fel," ucap Bu Sarah memberikan gaji Felysia yang memang sudah waktunya.

"Terima kasih Bu," balas Felysia merasa senang karena dengan gaji ini dia bisa membelikan susu untuk sang anak.

"Dan ini juga fel," sahut Bu Sarah memberikan amplop lainnya membuat Felysia bingung.

"Ini apa Bu?" tanya Felysia yang tidak tahu apa isi di dalam nya.

"Ini pesangon kamu," tutur Bu Sarah membuat Felysia terkejut.

"Kenapa Bu?" tanya Felysia.

"Mulai besok kamu gak usah kerja lagi ya karena ibu akan tutup toko," sahut Bu Sarah dengan raut wajah sedih.

"Kenapa Bu? bukannya kita jarang sekali rugi bahkan kalau Felysia lihat selalu profit pendapatan nya." sahut Felysia.

"Ibu akan pindah ke Jakarta fel karena anak ibu mau mengurus ibu di sana sedangkan di sini ibu tidak ada yang mengurus dan juga ibu akan buka toko bunga di sana saja," ucap Bu Sarah.

Mau tidak mau Felysia pun tidak bisa memaksa kehendak sang majikan, akhirnya Felysia pun dengan berat hati menerima pesangon yang di berikan dan segera pamit pulang karena Adriel sudah mencarinya.

Di sepanjang perjalanan Felysia di baluti dengan rasa cemas apa kah dia bisa mendapatkan pekerjaan lainnya karena dia harus membeli susu untuk sang anak dan juga mencukupi kebutuhan keluarganya, memikirkan hal itu membuat Felysia bingung.

Sampai di rumah sudah ada mbk suci dan juga mas Dimas yang seperti nya sedang menunggunya dari tadi membuat Felysia segera menyuruh Adriel untuk masuk ke dalam.

"Fel kita mau bicara sama kamu," sahut mbk suci dengan wajah seriusnya.

"Ada apa mbk, mas kok tumben serius banget sih?" tanya Felysia dan duduk di depan mbk suci dan mas Dimas.

"Felysia sebenarnya aku dan suci akan kembali ke Jakarta karena sekarang aku sudah di pindah kerjakan ke Jakarta lagi dan mungkin gak akan ke Lombok lagi karena masa pemindahan telah selesai," ucap mas Dimas menjelaskan semuanya membuat Felysia langsung blank tidak tahu harus apa karena tadi dia sudah di pecat tapi sekarang malah mbk suci dan mas dimas akan kembali ke Jakarta tempat yang tidak mungkin aku singgahi lagi.

"Dan wulia juga sudah mendapatkan pekerjaan di sana jadi dia akan ikut mbk ke Jakarta," lanjut Mbk suci.

"Fel," panggil mbk Mala yang juga masuk ke ruang tamu membuat Felysia melihat ke arahnya.

"Fel, mbk minta maaf karena mbk harus mengabarkan hal ini. Mbk juga harus ke Jakarta karena mbk juga mendapatkan pekerjaan di sana dan juga pacar mbk sudah berada di sana." lanjut Mbk Mala tambah membuat Felysia terkejut.

"Jadi kalian akan ke Jakarta semuanya?" tanya Felysia yang sudah dengan wajah bingung.

"Iya." jawab singkat semua orang.

Mbok Sumi pun datang dan menasehati Felysia karena menurutnya sekarang sudah saat nya Adriel untuk bertemu dengan ayahnya, Felysia tidak bisa selamanya menyembunyikan sang anak dari ayah kandungnya.

"Nduk, lebih baik kamu pertimbangkan lagi ya bagaimana enaknya karena mbok akan terus berada di samping kamu. Ingat nduk Adriel butuh sosok seorang ayah di hidupnya," sahut mbok Sumi.

Kemudian Felysia pun masuk ke dalam kamar dan memikirkan perkataan dan mbok Sumi dan juga yang lainnya, dia pun melihat Adriel yang sudah tidur karena tadi Riel sendiri yang menyiapkan tidurnya.

"Sayang, kamu mau ketemu papa?" gumam Felysia dengan air matanya.

Memikirkan hal itu membuat Felysia pun tertidur sambil memeluk sang anak, namun tak lama dia terbangun karena Adriel yang sepertinya sedang bermimpi.

"Papa papa, papa di mana?" gumamnya pelan tetapi Felysia masih bisa mendengarkan hal tersebut membuatnya tidak bisa menahan tangis di dalam hatinya, dia sadar bahwa selama ini dia sangat egois sehingga memisahkan sang anak dengan ayahnya yang selama ini Riel rindukan.

.

.

Bersambung..........

HAI READERS SEMUANYA 👋👋👋

BAGAIMANA NIH CERITANYA SERU GAK YA?? JANGAN LUPA TERUS DUKUNG AUTHOR YA SUPAYA AUTHOR BISA SEMANGAT BUAT UPDATE BAB BARU DAN JUGA SEMANGAT BUAT CERITA YANG LEBIH MENARIK LAGI😊

AUTHOR TUNGGU FOLLOW KALIAN DAN JANGAN LUPA LIKE, VOTE DAN KOMEN YA 😊😊

SALAM HANGAT DARI AUTHOR UNTUK READERS SEMUANYA 🙏🙏😊😊🥰🥰♥️♥️