Jodoh Yang Tertunda
Di Mesir
Brak brak
Terdengar suara tabrakan mobil. Ricky langsung membelokkan mobil ke arah sumber suara. Ia turun dari mobilnya dan melihat apa yang terjadi. Rupanya ada seorang wanita terkapar di aspal jalan itu. Sepertinya wanita tersebut korban tabrak lari. Nampak jalan sudah sepi, karena sudah larut malam.
"Sepertinya masih hidup, aku harus segera membawanya ke rumah sakit!" Monolog Ricky.
Ia pun segera memapah wanita tersebut ke dalam mobilnya. Ricky melakukan mobil dengan kecepatan tinggi. Dan tidak sampai 10 menit ia sudah sampai di rumah sakit.
"Siapa pun tolong saya!"
Beberapa suster keluar dan mendorong brangkar untuk membawa pasien yang baru saja keluar dari mobil.
"Apa anda suaminya?"
"Tidak, bukan!"
"Harap tunggu di luar saja!"
Ricky pun segera menghubungi polisi agar kecelakaan tersebut bisa segera diusut. Mungkin ada CCTV di tempat kejadian yang bisa membantu penyelidikan polisi. Ricky pun sempat melihat dan menghafal nomer plat mobil yang menabrak wanita tersebut.
Perempuan tersebut dibawa sudah masuk ke ruang UGD oleh perawat. Ricky duduk dengan memangku tas wanita tersebut. Tanpa berpikir panjang, Ricky mencari sesuatu di dalam tas yang bisa menolongnya.
"Ada Handphone-nya! Mungkin aku bisa menghubungi seseorang."
Tertera nama seseorang di panggilan terakhir. Namanya Shanum.
"Hallo assalamu'alaikum..
"Hallo, wa'alaikum salam. Maaf ini siapa? Aisyah mana? Ini nomernya Aisyah!"
"Maaf saya orang yang sudah menolong wanita pemilik Handphone ini! Saat ini saya sedang berada di rumah sakit Indonesia."
"Ada apa dengan Aisyah?"
"Dia mengalami tabrak lari."
"Anda jangan berbohong! Jangan-jangan anda yang telah menabraknya?"
"Silahkan anda langsung datang je rumah sakit kalau tidak percaya!"
"Maaf, saya tidak bisa keluar malam-malam begini! Untuk sementara saya titip Aisyah! Nanti akan saya kabari Kakaknya."
"Baiklah, tolong segera kabari Kakaknya!"
Ricky mencari dompet wanita tersebut, berharap mendapatkan identitasnya. Beruntung ia menemukan kartu tanda penduduk di dompetnya.
"Tuan, tolong segera urus administrasi! Karena Nona ini akan kami pindahkan ke ruang rawat inap."
"Baiklah!"
Ricky segera ke tempat administrasi.
"Nama Pasien?"
"Aisyah Maharani."
"Usia?"
"21 tahun."
"Status?"
"Belum kawin."
"Anda siapa?"
"Saya yang membawanya ke sini. Dia mengalami tabrak lari."
"Oh, baiklah! Anda yang akan membayar adminstrasinya?"
"Iya."
"Silahkan ditandatangani formulirnya."
Ricky pun menandatanganinya. Aisyah dipindah ke ruang rawat inap.
"Nona Aisyah mengalami shock berat. Dan ada luka yang cukup parah di kaki dan sikunya. Selain itu tidak perlu ada yang dikhawatirkan."
"Terima kasih dokter."
"Iya sama-sama, kami permisi dulu."
"Silahkan!"
"Huh... gini nih kalau nggak dengerin omongan Bunda. Dilarang keluar larut malam, meskipun ngerjain tugas, masih saja dilanggar. Kualat kamu ky!" Gerutunya.
Aisyah tertidur lemah di brangkarnya. Karena merasa ngantuk Ricky pun tertidur di sofa dalam ruangan tersebut. Sampai akhirnya adzan Shubuh berkumandang. Ricky bangun dari posisi tidurnya yang kurang nyaman. Ia pergi ke kamar mandi kemudian shalat di Mushalla rumah sakit. Setelah itu dia kembali ke kamar Aisyah.
Nampak Aisyah sudah sadar. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing.
"Kamu baik- baik saja?"
"Siapa anda?"
"Saya yang membawamu ke sini semalam. Kamu terkapar di aspal, tidak ada yang menolongmu."
"Astagfirullahal 'adzim.... " Aisya mencoba untuk duduk, karena ia merasa badannya pegal. Sontak Ricky menawarkan diri untuk membantunya. Ricky pun membantunya untuk duduk. Sialnya kaki Ricky terpeleset dan ia justru tidak sengaja mencium pipi Aisyah. Teman Aisyah yang baru tiba di kamar itu pun melihatnya.
"Hei, apa yang kamu lakukan kepada Aisyah?"
Ricky langsung berdiri.
"Maaf Aisyah, barusan itu di luar kendaliku! Aku terpeleset."
Shanum malah menuduh Ricky yang bukan-bukan. Aisyah pun sudah memberi kesaksian,bahwa Ricky tidak berbuat macam-macam kepadanya. Namun Shanum tetap menuduh Ricky. Sialnya di dalam kamar itu tidak ada CCTV.
"Nona, saya tidak berbuat apa-apa. Demi Allah...."
Shanum melihat penampilan Ricky yang bisa dibilang kelihatan orang berada. Shanum menarik tangan Ricky untuk keluar dari ruangan Aisyah.
"Tuan aku mohon, kamu nikahi Aisyah! Ia dalam bahaya."
"Apa maksudmu?"
"Sebenarnya Aisyah di Mesir tinggal bersama Kakak angkatnya. Tapi Kakaknya itu ingin menjual Aisya untuk mengganti hutangnya kepada Tuan Yasir. Mungkin semalam Aisyah berusaha kabur dari rumah Kak Aqil karena ia dipaksa untuk menjadi budak Tuan Yasir."
"Astaghfirullah... masih ada perbudakan di zaman modern seperti sekarang. Pantas saja dia keluar larut malam. Lalu apakah kamu sudah menghubungi Kakak Aisyah?"
"Belum, aku takut Kak Aqil marah."
"Apa tidak ada cara lain untuk menolong Aisyah?"
"Sepertinya itu satu-satunya cara untuk bisa menolong Aisyah lepas dari Kakaknya. Karena meski diberi uang sebanyak apa-pun, Kak Aqil pasti akan tetap menjadikan Aisyah senjatanya. Kecuali Aisyah sudah memiliki suami. Dia pasti tidak akan berani macam-macam. Tolong pikirkan Tuan, saya mohon!" Shanum menangkupkan kedua tangannya seraya memohon kepada Ricky.
Ricky yang pada dasarnya memiliki kepedulian yang cukup besar terhadap orang lain pun menimbang permintaan Shanum.
Handphone Ricky berbunyi. Ada notif pesan masuk.
💌 Tita
Assalamu'alaikum, Kak.
Maaf sudah mengganggu waktu belajar Kakak. Kak, aku minta pendapat dong!
Abi dan Ummi ingin menjodohkanku dengan seseorang. Lalu aku harus gimana?"
💌Ricky
Wa'alaikum salam
Kamu pasti tahu yang terbaik untuk dirimu, Ta. Abi dan Ummi juga pasti sudah memilih yang terbaik. Ikuti kata hatimu, kamu berhak mendapatkan yang terbaik.
-
"Mana- mana Aisyah?" Tiba-tiba seorang laki-laki datang dengan tampang bengisnya. Shanum panik melihat laki-laki itu.
"Kak, Aisyah di rumah sakit! Dia kecelakaan!"
"Bodoh! Salahnya sendiri kabur dari rumah, kalau dia tidak kabur! Tidak mungkin akan begini!"
Sontak Ricky menyimpan Handphone-nya. Ia pun masuk ke kamar Aisyah. Ia melihat laki-laki itu kasar kepada Aisyah. Dan ternyata laki-laki tersebut adalah Aqil.
"Bangun! Ayo pulang! Jangan enak-enak kamu di sini!" Aqil menarik tangan Aisyah.
"Au, sakit Kak!"
"Tuan, tuan, lepaskan dia! Anda telah menyakitinya!"
Aqil menghempaskan tangan Ricky. Ricky terpental dan jatuh ke lantai.
"Kak lepaskan Aisyah! Kakak mau saya laporkan?" Pekik Shanum.
"Laporkan saja! Aku tidak takut!"
"Tuan, Aisyah calon istriku! Aku akan segera menikahinya!" Sahut Ricky.
Sebenarnya Ricky ingin sekali menonjok Aqil, tapi ia menahannya. Ia tidak ingin memperkeruh suasana. Apa lagi saat ini mereka sedang di rumah sakit.
Aqil melepaskan tangan Aisyah, ia menoleh kepada Ricky.
"Apa yang kamu katakan? Coba katakan sekali lagi!"
"Aku akan menikahi Aisyah."
prok prok prok
Aqil bertepuk tangan.
"Bagus... jika kamu ingin menikahinya keluarkan uang sebesar 100 ribu pound.Apa kamu sanggup?"
"Sanggup!"
"Wow luar biasa! Baik, aku tunggu besok di rumahku! Antarkan Aisyah nanti setelah dia keluar dari sini!"
Aqil keluar dari kamar Aisyah dengan harapan besar. Ia berharap Ricky benar-benar memberikan uang kepadanya agar dia bisa bebas dari hutangnya.
"Tu-tuan... kenapa anda berkata begitu kepada Kak Aqil?" Tanya Aisyah.
"Dengarkan aku! Aku akan membantumu! Menikahlah denganku! Bukankah itu satu-satunya cara untuk membawamu bebas dari Kakakmu itu? Selanjutnya, terserah nanti."
"Tapi kalau seperti itu apa bukan mut'ah namanya? Aku takut Allah melaknatku."
"Tidak, kita bukan menikah kontrak. Kita menikah layaknya pernikahan orang biasanya. Kita jalani seperti air yang mengalir."
"Aisyah, ini kesempatan untukmu." Ujar Shanum.
Bersambung..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lanjut yuk kak...
pemanasan dulu 😁
Terima kasih sudah mampir di novel author yang ke 4, semoga karya ini juga bisa diterima dengan baik sama readers 😍🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Desi Hernawati
thor aku kurang faham...kan ticky itu kan sama aisyah gk slaing mengenal ya ? tp ko ricky tau identitas aisyah ? apa ada ceitta mereka sblm ini ? hehe..maaf
2024-11-04
1
💗 AR Althafunisa 💗
oh... begitu toh awalnya 😔
2024-10-15
1
Yumi Modeong Kiay
next
2024-10-01
1