NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Lari Saat Hamil
Popularitas:891.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahma AR

Baru kali ini Edna merasa sangat takut. Dia menyesali kebodohannya yang ngga minta ditemani Luna.

Tolong...... Mama....., tolong Edna.

Mata Edna terpejam dan tubuhnya terkulai dalam pelukan seseorang.

Satu jam kemudian Edna tersadar. Dia terkejut melihat dirinya sedang terbaring di atas tempat tidur dengan pakaiannya yang sudah ngga melekat lagi di tubuhnya.

sequel my ex crush

semoga suka ya.....♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi

Edna terpaksa menurutinya. Kedua wanita paruh baya itu menunggu di luar sampai akhirnya Edna membuka pintu kamar mandi.

Tangannya gemetar saat mengulurkan alat testpack itu ke arah ibu pemilik kontrakan.

Mama Edna hanya bisa memejamkan matanya melihat tanda dua garis merah yang terlihat jelas di sana.

Kini mereka bertiga duduk di ruang tamu dalam keheningan.

'Siapa ayah dari calon bayi kamu ini?"

Edna menggigit bibirnya dengan tubuh bergetar hebat.

Siapa?

Itulah yang ingin dia tau.

"Apa teman sekolah kamu?" tuduh ibu pemilik kontrakan lagi setelah ngga ada jawaban dari pertanyaannya yang pertama.

"Bukan," bantah Edna cepat..Dia ngga akan mempertaruhkan nama besar sekolahnya dengan nasib buruk yang dia terima sekarang.

Walaupun mungkin saja memang pelakunya adalah salah satu teman sekolahnya yang kaya raya dan punya kekuasaan besar itu. Dia ngga mungkin mengatakan tanpa bukti yang jelas.

Kalo itu sampai terjadi, nantinya dia ngga akan dianggap sebagai korban, tapi malahan bisa jadi tersangka. Karena sudah membuat sekolahnya mendapat cap buruk. Tentu saja orang orang ngga akan ada yang percaya kepadanya.

Tuduhannya pun bisa dianggap mencari kesempatan untuk menjauhkan kemiskinannya secara cepat dari garis hidupnya. Mamanya menoleh sedih.

"Tante beberapa kali lihat kamu turun dari mobil mewah. Kamu menjadi simpanan bos bos?" tuduhnya membuat Edna dan mamanya terperangah.

"Bu Rosa, anda jangan menuduh sembarangan," geram mama Edna ngga terima.

"Wajar saya betanya begitu. Apalagi Edna sampai hamil begini."

Mamanya terdiam dengan tangan bergetar. Beliau sedang menahan ledakan emosinya atas pernyataan penuh hinaan dari Bu Rosa-pemilik kontrakan.

Edna memejamkan mata. Mungkin nanti akan banyak lagi kata kata pedas dan hujatan yang akan diterimànya jika kabar kehanilannya sampai meluas diketahui masa

"Jadi kekasihmu? Tante ngga pernah lihat kamu sama laki laki."

"Ada yang menodaiku, tante, sebulan yang lalu. Aku ngga tau siapa." Mata Edna memanas. Memang itu yang sebenarnya terjadi. Dia ngga tau siapa pelakunya.

Mamanya merengkuhnya.

Ibu pemilik kontrakan terdiam. Dia pun menghela nafas panjang.

"Bukan saya ngga bersimpati. Tapi keadaan kamu akan menimbulkan pergunjingan jika kehamilanmu sudah membesar. Bukankah kamu juga bisa memalukan nama baik sekolah kamu."

Edna hanya menundukkan kepala dalam dekapan erat mamanya.

"Bu Tia, saya hanya bisa kasih anda waktu tiga hari umtuk membereskan segala urusan anda. Pindahlah dari sini. Kalo perlu dari kota ini. Saya ngga mau kontrakan saya jadi amukan masa karena ada warganya yang hamil tanpa menikah."

Bagai disambar petir, Edna dan mamanya terkejut mendengarnya. Mereka diusir padahal jatah kontrakan masih ada empat bulan lagi.

Memang benar, isu hamil tanpa suami sangat rentan menjadi cibiran bahkan amukan masa.

"Baiklah, Bu." Mama Edna terpaksa menyetujuinya.

"Saya pulang dulu. Saya bukan orang yang suka bergosip. Saya akan simpan cerita kehamilan putri kamu. Tiga hari ke depan saya harap kalian sudah pergi."

Sakit sekali rasanya hati Edna dan mamanya mendengar kata kata yang pedas dan merendahkan itu.

Terdengar helaan nafas mamanya yang berulangkali.

"Ayo, kamu tidurlah. Biar besok kamu cepat sehat. Mama akan menyelesaikan beberapa jahitan ini. Lumayan uangnya buat kita pindahan," senyum mamanya membuat hati Edna tambah hancur. Cita citanya untuk meringankan beban mamanya sudah lenyap ngga bersisa. Yang ada kedepannya dia akan terus menerus dan semakin menyusahkan mamanya.

Kenapa dia harus sakit di awal kehamilannya. Jika dia memaksakan tetap sekolah, mungkin Edna bisa menyembunyikan kehamilannya. Sampai dia bisa lulus dan menerima ijazah SMAnya.

Tapi sakitnya ini akan membongkar rahasianya. Karena dokter Jesica akan melakukan cek darah jika dia mengalami hal seperti tadi lagi. Jika itu terjadi maka semuanya akan tau kalu dia sedang mengandung.

*

*

*

Hari ini Edna ngga masuk sekolah. Dia mengalami rasa mual yang hebat. Edna hanya bisa membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lemah.

Semalaman mamanya terus menjahit. Apa mamanya ngga lelah? Edna selalu bertanya tanya dalam hatinya. Dia sedih tapi ngga bisa membantu apa apa. Rasa mual ini membuat tubuhnya semakin melemah.

Luna beberapa kali mengirim pesan padanya. Dia meminta Edna istirahat saja dulu di rumah agar cepat sehat. Mungkin besok dia baru bisa menjenguk. Hari ini terlalu banyak tugas yang diberikan guru guru mereka. Sahabatnya itu mengirimkannya beberapa tugas yang harus mereka kumpulkan besok.

Edna tersenyum miris. Hatinya sangat sedih karena harus meninggalkan sahabatnya tanpa bisa bercerita apa pun. Bahkan kata pamit akan sulit terucap di bibirnya saat dia akan pergi nanti.

Malam ini kesehatan Edna sudah mulai membaik. Dia sudah melepas kartu simnya di ponsel. Nantinya ponsel ini akan dijual saja. Cukup mamanya saja yang punya ponsel.

Mamanya sudah memanggil taksi online. Mereka akan berangkat di saat hari mulai larut. Dimana ngga ada tetangga mereka yang menyadari kepergian mereka.

Hebatnya mamanya sudah berhasil menyelesaikan beberapa jahitannya yang tersisa. Tadi para pemesan pun sudah datang. Bahkan ada yang memberi mamanya tips karena puas dengan hasil jahitannya serta waktu penyelesaiannya yang sangat cepat.

Mamanya belum mengatakan kemana mereka akan pergi. Mama pernah bercerita kalo dia anak tunggal dan yatim piatu. Beliau ngga punya satu pun saudara.

Tentang ayahnya, mamanya ngga pernah mau bercerita banyak. Hanya saja mamanya mengatakan kalo ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan. Saat dia bertanya apakah ayahnya punya keluarga, mamanya ngga pernah mau menjawab sampai sekarang.

Setelah hamil begini, Edna baru menyadari sesuatu. Bisa saja mamanya mengalami hal yang serupa dengannya. Hamil tanpa suami.Tapi Edna akui mamanya sangat kuat dan tabah bisa membesarkannya seorang diri.

Kadang Edna suka merasa heran melihat tubuh kurus mamanya ternyata punya kekuatan yang luar biasa. Mungkin dirinya adalah sumber kekuatan mamanya. Tapi sayangnya malah menyusahkannya.

"Kita berangkat sekarang." Mamanya sudah berdiri di depannya dengan senyum untuk menutupi wajah lelahnya.

Hanya ada satu koper yang berisi pakaian mereka dan mesin jahit potablenya. Mereka akan pergi dari kota yang sudah memberikan banyak kenangan indah sekaligus terburuknya.

Edna menganggukkan kepalanya sambil menggeret koper itu. Supir taksi menjemput mereka begitu berada di pertengahan gang dan membantu membawakan kopernya.

Selamat tinggal, pamit Edna sambil menoleh lagi ke rumah yang menyimpan banyak kenangan. Ini adalah rumah kontrakan terlama mereka, lima tahun.

Taksi membawa mereka ke stasiun kereta.

"Kita naek kereta eksekutif, ma?"

"Iya. Soalnya perjalanannya jauh."

Edna hanya menganggukkan kepalanya.

*

*

*

Eriel melirik bangku kosong di samping Luna.

Dia ngga masuk? Emangnya sakit apa, sih?

Mau bertanya pada Luna, Eriel agak gengsi. Lagi pula ngapain juga dia nanya nanya tentang cewe yang sudah menolaknya.

Luna pasti akan tambah ternganga kalo dia benar benar melakukannya. Kemarin saja gadis itu sempat bengong melihat dia yang datang datang langsung menggendong Edna.

Dia, Eriel yang banyak dipuja, ternyata sangat perhatian pada teman yang ngga pernah dia sapa saat berada di kelas, apalagi di luar kelas.

Bahkan membelikannya bubur. Waktu itu Eriel sempat bingung, mau beli bubur atau sup saja buat Edna. Dia sempat bertanya pada mamang kantin.

"Kalo untuk orang sakir, sebaiknya bubur tuan muda."

Karena itu Eriel membelikan Edna bubur.

"Yang spesial, Mang. Banyakin ayamnya."

"Siap tuan muda."

Baru kali ini dia membelikan makanan untuk seseorang. Apalagi cewe itu yang pernah ditolaknya. Anggap saja ini sedikit penebusan dosanya akibat tindakan brutalnya kemarin waktu menidurinya.

1
Reni Setia
makasih author untuk novelnya
Rahma AR: sama sama
total 1 replies
Purwanti Wanti
tisu mana tisu?
Anonymous
ok
Purwanti Wanti
banyak banget tokohnya jadi mumet ngapalinnya
Purwanti Wanti
emang tau alamat jalan ke neraka🤭🤭
Ana Gusri Siregar
bingung terlalu byk nama.tp santai ajalah krn ceritanya seru.
Rahma AR: ada pendahulunya hehe...
total 1 replies
Purwanti Wanti
owalah bapakmu ed
Nunung Ningrum
jarak 7 tahun sih masih mending, gak terlalu jauh, saya aja jarak 12 tahun dg suami tapi seneng seneng aja, malah enak banget/Smile/ selalu dituruti🤭
Suyudana Arta
banyak typo nya
Muhammad Arifin
knp karya kakak selalu banyak TYPO?
Empi Hungkul
cerita nya baguuus banget aku ska.... 💪💪💪
Lisa Natalia
part yg sangat mengandung bawang🥲🥲
Mr Grey😼
Buruk
Mr Grey😼
Kecewa
Fera Susanti
luar biasa
Lala Al Fadholi
dari sekian pasangan kenapa pasangan Fazza maksa amat masa sama anak SMA kls 1 LG...kesannya kaya kehabisan stok wanita yg imbang dgn Fazza...untung ceritanya terakhir JD walaupun ga cocok menurut sy tp dah selesai
Cis Siu
gantung
Rahma AR: lanjut ke mu baby girl ya.....
total 1 replies
Heny Susanti
Luar biasa
Siska Lenggo
😭😭😭😭
Lia Kiftia Usman
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!