NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan Saga

Kesayangan Tuan Saga

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / CEO / Romansa
Popularitas:13.2M
Nilai: 5
Nama Author: LaSheira

TMTM Musim Spesial dimulai 💖

Novel ini akan bercerita tentang keseharian hidup Tuan Saga dan orang-orang yang ia sayangi.


selamat membaca ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KTS 10. Tidur Di Sofa

Kali ini harus berhasil. Batin Daniah, ini akan jadi terakhir kalinya deh. Ia benar, ini untuk terakhir kalinya. Dia juga lelah karena jadi seperti dia yang dikerjai. Keadaan berubah arah dengan sangat cepat, sampai dia kewalahan sendiri. Itu yang sedang dipikirkan masak-masak oleh gadis yang sudah duduk di tempat tidur itu. Selimut menutupi lututnya. Sambil menepuk-nepuk bantal yang ada di depannya. Senyumnya langsung menghilang saat pintu ruang ganti baju terbuka. Dia menarik nafas dalam untuk terakhir kalinya. Memasang wajah santai seperti tidak berniat melakukan apa pun.

Itu yang terlihat di mata Saga dia mendorong pintu keluar dari ruang ganti baju. Setelah mandi, berganti piyama dia ingin memeluk Daniah. Melihat istrinya yang sedang duduk di tepi tempat tidur sambil mendekap bantal. Tidak ada gelagat yang mencurigakan. Sepertinya dia benar-benar sudah menyerah untuk melakukan hal aneh, gumam Saga sambil mendekat.

Aku ingin mengisi energi dengan memeluk Niah dan anakku.

Saat sudah mau sampai ke tempat tidur, dia mengucek matanya, berhenti melangkah ketika aura yang terpancar dari istrinya sedikit berbeda. Senyumnya terlihat mengancam. Dan benar saja, dari semua keisengan Daniah dia paling membenci ini.

Kau mulai lagi ya, aku pikir kau sudah menyerah.

“Sayang, kamu tidur di sofa ya.” Daniah melemparkan bantal, bantal yang melayang itu refleks ditepis tangan Saga. Daniah langsung manyun kecewa. Dia kan berharap bantal itu mengenai wajah suaminya. Bukannya ditangkap, refleks tangannya bagus sekali pikir Daniah. Beralih ke Saga yang menatap kesal pada bantal yang teronggok tidak berdosa di lantai. Dia injak bantal itu semakin menistakannya.

Aku mau memelukmu!

“Tidak mau!” Sekarang, Saga menendang bantal dengan gusar, jauh terpental ke bawah meja rias. Membentur tembok. Daniah terlihat sedikit menciut ngeri, dia menarik selimut. Apa aku berlebihan ya, gumamnya agak takut dan mengurungkan keisengannya. “Aku kan sudah bilang, aku akan melakukan apa pun kecuali yang satu itu.” Menyalak kesal sambil menatap bantal yang baru dia tendang.

Raksa saja boleh peluk-peluk, kenapa aku tidak boleh!

“Kenapa?”

Deg, amarah Saga langsung menurun drastis saat intonasi suara Daniah terdengar pilu. Daniah menunjukkan mimik sedih sambil menempelkan jari-jarinya yang terkepal di bibir. Terlihat menggemaskan sekali di mata Saga. Laki-laki sekuat tenaga menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

“Anakku, sepertinya ayahmu lupa kalau dulu ibumu juga tidur di sofa setelah menikah.” Tangan Daniah sekarang meraih bantal. Menutupi wajahnya, bersuara dengan suara parau yang terdengar menyedihkan. “Hiks. Hiks. Padahal, aku hanya ingin mereka ulang kejadian itu supaya ayahmu tahu rasanya.” Hiks.

Apa berhasil ya. Sepertinya berhasil pikir Daniah karena suaminya tidak bereaksi apa pun. Daniah mengintip dari balik bantal.

Kau sedang menjalankan aksi lanjutan di catatan keramatmu itu lagi ya, lucu sekali. Baiklah, aku akan meladenimu sekali ini saja. Karena suara dan mimik wajahmu menggemaskan begitu.

“Hah, baiklah Niah, kalau itu mau bayi kita, aku bisa apa lagi. Aku akan tidur di sofa demi kamu dan anak kita.” Mengibaskan tangannya kalau dia baik-baik saja.

Kau senang sekali sepertinya.

“Sekarang tidurlah, aku akan tidur di sofa.” Berbalik.

“Matikan lampu.” Suara Daniah ketus terdengar, tapi menyusul suara terkikik di balik bantal.

Haha, kau benar-benar lucu sekali. Saga tergelak saat intonasi suara Daniah yang menyuruhnya mematikan lampu sama persis dengan caranya bicara dulu. Dia berjalan mendekati saklar lampu. Pendar lampu tidur langsung menyergap saat kegelapan menggantikan cahaya lampu yang padam.

Saga berjalan menuju sofa. Menendang sofa, memastikan benda itu bisa dipakainya tidur. Sempit gumamnya. Kalau tubuh mungil istrinya memang tidak masalah. Bahkan sofa ini masih cukup lebar kalau ditempati olehnya. Tapi untuknya. Hah, dia mendesah kesal lalu menjatuhkan tubuh. Mengangkat kakinya naik. Benar saja, sofa ini sama sekali tidak nyaman dipakai tidur. Dia memaksa berbaring, lalu menggoyangkan tubuh ke kanan dan ke kiri. Mencari posisi nyaman. Kesal menendang kaki ke ujung sofa yang tidak muat dengan kaki panjangnya. Tubuhnya yang tinggi tidak tertampung panjang sofa secara keseluruhan, membuatnya kesal. Kakinya menggantung membuatnya benar-benar tidak nyaman.

Aaaa, menyebalkan membuat kesal saja.

Sudah kesal karena tidak bisa memeluk istrinya, semakin kesal karena  ukuran panjang sofa yang tidak bisa dia pakai tidur.

Saga bangun dengan menjejakkan kaki. Lalu langsung keluar kamar.  Daniah di tempat tidur kebingungan. Karena gelap dia tidak tahu kenapa tiba-tiba suaminya keluar. Dia menduga-duga, apa suaminya marah dan memilih untuk tidur di kamar lain. Daniah turun dari tempat tidur, mengintip ke luar pintu. Tidak ada siapa-siapa. Dia menyalakan lampu lagi. Hening.

Hah! Bagaimana ini sepertinya dia marah.

Daniah bolak balik mengintip ke luar kamar, tidak ada siapa-siapa.  Dia gelagapan saat  masih duduk bersandar di sofa tiba-tiba pintu  terbuka,  Saga muncul.

“Sayang, kamu marah ya?”

Eh, eh, kenapa!

Saga mengangkat tubuh mungil Daniah dalam pelukannya, membawanya ke tempat tidur. Menyelimuti tubuh Daniah yang cuma memakai baju tidur seperti biasanya. Daniah meringkuk semakin kebingungan di bawah selimut. Pertanyaannya juga tidak digubris suaminya.

“Masuk Pak.” Suara keras Saga terdengar sampai keluar kamar.

Pak Mun muncul, membuka pintu lebar. Setelah itu empat orang laki-laki masuk, tim keamanan dan pelayan laki-laki sepertinya. Saga berdiri tepat di depan Daniah membuat gadis itu tidak melihat apa yang dilakukan Pak Mun dan ke empat laki-laki itu. Itu pun dia lakukan supaya tidak ada yang melirik ke arah istrinya. Padahal tidak perlu begitu pun, tidak akan ada yang berani melihat ke arah tempat tidur. Aturan tiga detik itu masih masuk dalam tata aturan wajib yang harus dipatuhi para pelayan di rumah utama.

Hei Tuan Saga, aku juga mau lihat juga apa yang dilakukan mereka!

Terlihat sedikit setelah Daniah memiringkan kepala. Para laki-laki itu mengangkat sofa yang jadi sumber kekesalan Saga ke luar kamar tadi.

Eh, eh, itu kan mau jadi tempat tidur Tuan Saga, kenapa kalian membawanya keluar. Begitu sepertinya jeritan Daniah di bawah selimut.

Dasar licik, kenapa kau melibatkan Pak Mun.

Belum selesai keterkejutan Daniah karena suaminya sampai kepikiran mengeluarkan sofa, keempat orang tadi muncul lagi. Tidak dengan tangan kosong tentunya. Mereka membawa sofa yang lainnya. Terlihat jauh lebih besar dari sofa yang tadi. Sambil menunduk pelan-pelan meletakan sofa di tempat sofa pertama tadi.

Apa! Dia ganti dengan sofa bed Curang!

Mau heran, tapi sekarang Daniah berhadapan dengan laki-laki bernama Tuan Saga. Akhirnya dia hanya menyimak saat Pak Mun memberi perintah ini dan itu. Dia masuk ke dalam ruang ganti, keluar membawa bantal dan selimut dalam pelukannya. Pertama dia membentangkan seprei di atas sofa, lalu meletakkan bantal dan selimut. Merapikan setiap sudutnya. Setelah puas dia menundukkan kepala pada Saga.

“Selamat malam Tuan Muda selamat istirahat.”

“Hemm, terimakasih Pak.”

Pak Mun menunduk lagi, tidak terlihat dia dipenuhi tanda tanya, padahal dia baru saja melakukan pekerjaan yang tidak biasa, Pak Mun berjalan menuju pintu, menutup pintu. Setelah tenang.

Huaaah! Daniah membuang selimut yang menutupi tubuhnya dengan gerakan kasar.

“Sayang, apa-apan itu?”

Saga memutar tubuh. Meraih dagu Daniah.

“Kenapa? Kau kan cuma minta aku tidur di sofa kan.” Tersenyum menyeringai. “Mau tidur denganku di sofa sekarang?” Tergelak saat bibir  Daniah manyun. Kalah lagi, aku kalah lagi, gadis itu berteriak dalam hati. "Tidurlah, aku akan mengalah malam ini, tapi." nada serius mulai keluar dalam.intonasi suara Saga. "Aku benci tidur tanpa memelukmu." Satu kecupan di bibir Daniah mengagetkan gadis itu. "Jadi, ini terakhir kalinya ya."

Mereka benar-benar tidur terpisah malam ini, saat Daniah memanggil tidak ada sahutan. Gadis itu malah gelisah karena bolak balik memeluk guling. Akhirnya dia bangun dan berjalan berjinjit, masuk ke dalam selimut Tuan Saga yang sedang tertidur di sofa.

Aku benar-benar sudah terbiasa dengannya, sampai tidak bisa tidur kalau tidak dipeluk olehnya.

Bahkan Daniah pun mulai menyadari, kalau hatinya telah terikat kuat pada laki-laki yang sedang terlelap ini. Dia memberi kecupan di semua bagian wajah Saga sambil bergumam, terimakasih sayang, sudah meladeni keisenganku.

"Aku mencintaimu sayang, ini terakhir kalinya kok." Beringsut dalam pelukan Saga, memindahkan tangan suaminya untuk merengkuhnya.

Tengah malam. Di luar masih dipenuhi kegelapan.

Saga mengerjapkan mata masih sedikit mengantuk. Ada yang berat menempel di tubuhnya. Padahal dia ingat dia tidur di sofa. Saat membuka mata dan mengumpulkan kesadaran secara sempurna, dia tergelak pelan. Senyumnya terkembang. Daniah istrinya sedang bergumam sambil memeluknya. Mereka tidur di bawah selimut yang sama.

“Bodoh! Bagaimana kalau kau jatuh nanti.” Saga menggeser tubuhnya, lalau mengangkat Daniah pelan semakin ke tengah sofa. “Untung saja Pak Mun mengganti sofanya.”

Saga memperhatikan wajah istrinya dengan seksama. Membuat lekuk-lekuk dipipi Daniah dengan jarinya. Dia tersenyum lagi. Lalu menghujani wajah Daniah dengan ciuman. Gadis itu hanya menggeliat.

“Ternyata mulutmu saja ya yang bilang tidak mau di peluk. Padahal tubuhmu menginginkannya.”

Tadinya Saga kesal saat berangkat tidur. Tapi begitu terbangun melihat Daniah yang memeluknya semua rasa kesalnya langsung lenyap. Kejadian malam ini menyadarkannya, kalau apa yang dilakukan Daniah selama awal kehamilannya ini hanyalah keisengan. Tidak ada.kebencian dalam balas dendam atau rencana-rencana jahat yang dia tulis di buku rahasianya itu.

Baiklah, aku akan meladeni semua yang kau inginkan sekarang dengan senang hati. Aku tidak akan protes dan mengalah.

"Hehe." Saga menarik tali baju tidur Daniah sampai melorot. Tergelak kecil sebentar sambil menyusuri leher istrinya. Dalam sekejap dia sudah membenamkan wajah di area favoritnya. Menggeliat beberapa kali sampai berubah posisi.

"Hemm, sayang." Mulut Daniah bergumam tapi matanya terpejam. "Aaaa!" Matanya langsung terbuka, kesadarannya langsung terkumpul saat bibir suaminya memberi kecupan keras di lehernya.

"Ah, kau bangun ya. Maaf, kau harus membayar uang sewa karena tidur di sofa ku." Terkikik, sambil menarik baju Daniah. Membuangnya ke luar selimut yang sekarang sudah menutupi tubuh keduanya. "Tidur di sofa ini sewanya tidak murah Niah sayang." Bisikan yang membuat merinding di telinga Daniah.

Aaaaaa, semalam kan rencananya aku mau pindah setelah menciumnya. Aaaaaaa!

Sofa itu bergoyang di tengah malam.

...***...

Kejadian di tengah malam itu membuat Daniah kapok mengerjai Saga. Padahal di malam itu pun Saga berjanji akan meladeni kemauan istrinya apa pun itu dengan senang hati. Karena laki-laki itu pun mendapatkan hadiah yang membuatnya sangat bahagia. Pindahnya Daniah ke sofa baginya adalah hadiah terbaik yang diberikan Daniah untuknya.

Dan waktu pun bergulir dengan tenang. Sampai kehamilan Daniah memasuki usia tuju bulan.

Gerakan bayi dalam perutnya semakin menguat. Kebahagiaan yang dirasakan calon ibu dan ayah itu semakin terasa, saat tangan mereka merasai tendangan kecil dari bayi. Keadaan rumah utama terasa semakin berubah menuju ke arah yang lebih baik.

Saga sedang membereskan pekerjaan di ruang kerjanya, Pak Mun masuk membawa nampan berisi air dingin. Saga menghabiskan dalam beberapa kali tegukan, setelah itu Pak Mun baru bicara.

"Tuan Muda, nyonya minta izin untuk membuat pesta untuk kehamilan Nona Daniah."

"Ibu?"

"Ia Tuan Muda. Nyonya sekarang diam-diam selalu memperhatikan nona, makanan dan camilan juga disiapkan sesuai perintah nyonya. Dan nyonya ingin mengadakan pesta mengundang keluarga nona juga."

Hah! Ibu? Saga nyaris sanksi dengan apa yang dia dengar. Namun saat Pak Mun menceritakan hal-hal yang sudah dilakukan ibu untuk Daniah, dia terlihat senang.

Ibu saja berubah, Niah, kau memang hadiah Tuhan untuk keluargaku.

"Siapkan saja semuanya Pak, berikan yang diminta ibu. Aku akan berterimakasih langsung nanti pada ibu."

"Baik Tuan Muda."

Pak Mun menatap Saga dengan pandangan hangat. Makin hari, kebahagiaan rumah ini terasa sempurna. Semoga akan berlangsung lama gumam Pak Mun sambil melihat ke langit-langit ruang kerja.

"Pak." Suara Saga membuyarkan pikiran Pak Mun yang sedang memikirkan tuan besar.

"Ia Tuan Muda."

"Sekarang sudah saatnya aku melepaskan Han kan, membiarkannya dengan wanita itu untuk bersama." Saga menghela nafas yang terasa berat. "Walaupun begitu, aku juga takut, apa dia benar-benar gadis yang bisa membuat Han bahagia." Siapa pun dia namanya, apa dia bisa membuat Han bahagia. Apa keluarga gadis itu menerima Han. Walaupun tidak pernah mengatakan apa pun pada Han, Saga memikirkan masalah itu sesekali dalam lamunannya.

"Anda jangan khawatir Tuan Muda, Sekretaris Han pasti memilihnya karena gadis itu layak untuk dia pilih. Walaupun agak sembrono dan ceroboh, tapi dia bekerja dengan baik menjaga nona. Nona Daniah juga menyayanginya. Hari-hari nona selama di rumah lebih ceria dengan adanya dia." Kata-kata Pak Mun menenangkan hati. "Dia juga ceria dan selalu tersenyum, bukankah itu bisa melengkapi hidup Sekretaris Han menjadi sempurna."

"Haha, kau benar juga." Saga menutup pekerjaannya dan bangun dari duduk. "Dimana Niah?"

"Nona sedang mengobrol bersama Nona Jen dan Nona Sofia. Nyonya juga ada."

Ah, semoga semua bisa berjalan dengan baik. Bukan hanya untukku dan Niah. Kau juga Han, aku adalah orang yang paling ingin melihatmu hidup bahagia. Ya, siapa pun dia namanya, asalkan kau yang memilihnya aku akan merestui.

Pintu ruang kerja tertutup, gelak tawa dan celotehan Jen sudah terdengar dari ruang keluarga.

Bersambung

Salam dari LaSheira

Alhamdulillah lanjut lagi Daniah dan Saga Aku deg-degkan pas mau mulai menulisnya, memunculkan situasi yang membuat hatiku berdebar lagi waktu memikirkan pasangan ini. Menulis sekuel rasanya memang jauh lebih berat ketimbang memulai kisah baru buat aku, tapi semoga perjalanan novel KTS ini akan sama menyenangkannya saat aku menulis TMTM. Doakan lancar ya semuanya.

Semoga menjadi obat kangen kalian ya Terimakasih banyak untuk cinta dan dukungan kalian. Sampai jumpa di update selanjutnya ^_^

1
Asri Dina
suka banget sama cerita" ka sheira , ditunggu krya" selanjutnya ka 😍
Chantika Putri
Lanjutin dong Kak novelnya Masa cuman sampai bab 76 doang.
Aku masih penasaran nih sama ceritanya Tuan sagA dan Dania please ya Kak lanjutin.
copai
Kok tiba2 terharu ya
copai
Arya tuh paling bisa ya ngegoda tuan Saga.
Umroatin Hasanah
kak sheira lanjut ke anak2 babang saga donkkk pengen lihat gimana tuan saga ketiga tahu anak hadisnya ada yg naksirrrr ngak kebayang hebohnya/Facepalm/
Umroatin Hasanah: ketika tahu anak gadis nya ada yg naksir hehe typo saya nulisnya
total 1 replies
🍒 Chi Chi 🍒
Rion Mey sih keren
🍒 Chi Chi 🍒
Saga Junior gtu masak??
🍒 Chi Chi 🍒
ibunya saga uda mati kah thor ?
🍒 Chi Chi 🍒
kpn adik daniah laki nikah?
Lientina
😂😂
tina syam
krn kami miskin 🤣🤣🤣 jleb bgt yah daniah😂
Anonim
siapa nama Saga junior ya....
Anonim
Saga benar2 menjadi pengganti orang tuanya untuk adik2nya.
Benar2 sosok pria bertanggung jawab atas kebahagiaan keluarganya.
Anonim
iyalah semakin pinter Daniah cara merangkai kosa katanya biar dirimu tidak mode ngambeg Saga...wkwkwk
Anonim
Aran nanti bantuin tuh pengawal jangan sampai kena marah suamimu ya...
Anonim
Daniah dan Saga keluarga bahagia mempunyai anak lengkap putri dan putra
Anonim
selamat Niah...telah melahirkan baby boy dengan selamat walaupun penuh drama pemerannya tuan Saga
Anonim
Han itu hebat bisa menyelami hati Saga yang abnormal kalau menyangkut Niahnya.
Anonim
yang panik Han.
benar Han biar kamu tidak puyeng sendiri jangan bilang sama Saga yang bikin Saga emosi.
Anonim
Sagaa....wkwkwk...minta sangu dulu sebelum resepsi biar aman
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!