Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyerap khasiat Ginseng Hitam
***
"Terima kasih atas bantuan kalian berempat, jika kalian tidak segera datang, mereka pasti benar-benar akan melecehkan ku," kata wanita yang telah Xeiyin selamatkan.
"Itu hanya kebetulan, nyatanya saat kami tiba disana, sudah ada tiga mayat yang tergeletak," jawab Fa Lio Bai.
Wanita itu menundukkan kepalanya, Isak tangis pun terdengar dari Wanita itu yang terlihat sangat kehilangan, bahkan Fa Lio Bai dan semua juga ikut merasa sedih.
"Mereka adalah keluargaku, kakek tua itu adalah ayahku, sedangkan Pria yang satunya adalah Kakak ku, dan anak kecil itu adalah keponakanku. Kami berasal dari Kota Xianyang dan berencana untuk mengungsi ke wilayah Kekaisaran Han!" kata Wanita itu.
"Kenapa kalian ingin pergi mengungsi? Apakah di Xianyang sedang ada kekacauan?" tanya Fa Lio Bai.
Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan lalu dia pun menjelaskan akan alasan mereka ingin mengungsi. Wanita itu bernama Luan Xui, dia hanyalah rakyat biasa yang hidup serba kekurangan.
Suatu hari kakak Luan Xui yang bernama Luan Jia berprofesi sebagai pekerja kasaran tidak sengaja melihat para anggota Partai Tiga Pedang sedang berbicara dengan salah satu orang Istana.
Luan Jia tidak begitu mengetahui akan siapa sosok yang berbicara dengan anggota Partai Tiga Pedang itu, namun yang jelas suaranya adalah suara wanita.
Saat Luan Jia sedang menguping pembicaraan mereka, ternyata keberadaannya diketahui oleh salah satu anggota Partai Tiga Pedang. Karena takut Luan Jia lari dari sana, tentu saja anggota Partai Tiga Pedang tidak akan membiarkan Luan Jia lolos begitu saja, karena mereka yakin jika Luan Jia pasti sudah mendengar obrolan mereka yang sangat rahasia.
Luan Jia mengira jika dirinya tidak diikuti oleh orang-orang Tiga Pedang sehingga dia segera pulang lalu menceritakan apa yang dia dengar kepada keluarganya, namun saat mereka lengah, tiba-tiba saja istri Luan Jia terkena anak panah dari luar hingga meninggal, sedangkan Luan Jia dan Luan Xui lari dari belakang dengan membawa ayah dan anak Luan Jia.
Setelah lari selama tiga hari, ternyata mereka berhasil menemukan keberadaan mereka, hal itu membuat dia harus melihat ayah, kakak, dan keponakannya mati terbunuh di hadapannya, sedangkan Luan Xui hampir saja dilecehkan, sayangnya para kelompok Tiga Pedang gagal melakukannya karena Fa Lio Bai datang sebelum mereka benar-benar berhasil menodai Luan Xui.
Luan Xui mengakhiri ceritanya seraya menangisi keluarganya yang terbunuh, dan sekarang Luan Xui sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, hal itu membuat tangis Luan Xui pecah.
Xeiyin berusaha menenangkannya dengan merangkulnya, sedang Fa Lio Bai dan Fang An serta Fa Xian tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan Luan Xui menangis agar perasaannya bisa lebih tenang setelah menuangkan kesedihannya di dalam tangisnya.
Setelah Luan Xui sedikit lebih tenang, Xeiyin memberikan makanan karena Luan Xui memang belum sempat makan seharian, setelah selesai Qian pun menghampirinya.
"Nona Luan, apakah kakak Nona mengenali sosok wanita dari kerajaan itu, dan apa kakak Nona itu sempat menceritakan apa saja yang dia dengar dari obrolan mereka?" tanya Qian.
"Kakak ku tidak begitu melihatnya karena dia membelakangi wanita itu, namun melihat gaun yang digunakan wanita itu, seharusnya wanita itu adalah orang dari Keluarga Kerajaan itu sendiri," jawab Luan Xui.
"Dari keluarga sendiri ya? Sepertinya dugaan kakek Feng Feng memang benar!" batin Qian lalu dia kembali menanyakan percakapan mereka.
"Kakak ku bilang kalau wanita itu meminta anggota Tiga Pedang untuk menghadang perjalanan Pangeran dari Kekaisaran Han yang akan datang ke istana, bahkan menyuruh para anggota Tiga Pedang untuk membunuh Pangeran itu agar Kekaisaran Han memusuhi Raja Song, akan tetapi sosok dari Tiga Pedang itu menolak karena salah satu anggota Pedang mengatakan jika kemungkinan besar Pangeran itu akan dikawal oleh para prajurit khusus serta dua Panglima kuat," kata Luan Xui.
Fa Lio Bai menghirup nafas dalam-dalam lalu berkata, "Jika hal itu benar-benar terjadi, aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa masa depan Kerajaan ini jika sampai Kekaisaran Han memusuhi Kerajaan Song, untung saja Partai Tiga Pedang menolaknya," kata Fa Lio Bai.
"Iya awalnya kami juga berpikiran seperti itu, namun selanjutnya wanita itu meminta agar tidak perlu membunuh Pangeran itu, cukup di serang saja dengan cara menggunakan pakaian prajurit Kerajaan Song, dengan demikian Pangeran akan menganggap jika Raja Song berniat ingin membunuhnya," ucap Luan Xui.
"Benar-benar rencana yang busuk! Sebenarnya siapa wanita itu?" kata Qian yang geram serta menyadari jika Kerajaan sekali lagi akan dilanda musibah.
"Kekaisaran Han tidak hanya sebuah Kerajaan besar, namun mereka memiliki kekuatan militer yang kuat, kabarnya kekuatan para Panglima disana paling lemah adalah seorang Pendekar Jiwa Raja, dan yang terkuat adalah Pendekar Jiwa Kaisar. Jika sampai Kaisar Han menyatakan perang dengan Kerjaan Song, maka Kerajaan Song akan runtuh," kata Fa Lio Bai.
"Aku ada rencana Paman!" kata Qian kepada Fa Lio Bai.
"Apa rencanamu itu?" tanya Fa Lio Bai.
Qian tersenyum kemudian mulai menjelaskan rencananya kepada Fa Lio Bai, mengingat dirinya juga akan ikut hadir di acara tersebut, Qian pun akan menggunakan kesempatan itu.
Setelah mendengarkan rencana Qian, mereka semua sama-sama mengangguk setuju, sedangkan Xeiyin saat ini sudah tidak marah lagi kepada Qian.
Sekarang Fa Lio Bai memiliki tambahan satu orang lagi yang ikut bergabung dengan dirinya, walau Luan Xui bukanlah seorang pendekar, mereka tidak mempermasalahkannya.
Fa Lio Bai dan Qian serta Fa Xian mengubur jasad keluarga Luan Xui dalam satu tempat, begitu juga dengan jasad para anggota Partai Tiga Pedang itu dikubur dalam satu tempat.
Saat semuanya sudah tertidur lelap, Qian justru bangun dan dia mengeluarkan Ginseng Hitam nya. Karena Ginseng Hitam memiliki kadar racun, Qian tidak langsung memakannya, dia lebih dulu mencari informasi akan bagaimana cara mengkonsumsi Ginseng Hitam tersebut agar tidak keracunan, dan informasi itu dia minta dari Kertas Ajaib pemberian Kakek Pengemis.
Hanya dengan mengandalkan cahaya dari api unggun yang masih menyala, Qian akhirnya mengetahui cara mengkonsumsi Ginseng itu.
Kadar racun di dalam Ginseng memang tidak begitu kuat, jika dimakan mentah-mentah, Ginseng tersebut tidak hanya memberikan rasa pedas dan hangat, namun racun yang ikut masuk akan membuat kepala pusing serta mual-mual.
Menurut pemberitahuan dari Kertas Ajaib itu, Ginseng itu bisa dimakan dengan cara dibakar hingga setengah matang, tidak boleh sampai benar-benar matang karena khasiatnya akan menghilang.
Qian mengikuti petunjuk dari Kertas Ajaib itu, dia memotong Ginseng dan hanya mengambil potongan yang sebesar kuku ibu jari kemudian Qian membakar Ginseng itu di atas Api Unggun.
Aroma khas Ginseng itu mulai menyebar, dan setelah dirasa sudah setengah matang, Qian bersiap untuk memakannya.
"Semoga ini berhasil!" gumam Qian dan dengan penuh keyakinan, Qian pun memakan Ginseng bakar itu.
Rasa pahit dan pedas menyebar di seluruh rongga mulut nya, berbeda dengan Ginseng kebanyakan yang biasanya akan terasa manis dengan sedikit bercampur pahit, Ginseng Hitam ternyata seperti Jahe bahkan hampir mirip cabai.
Karena rasa Pedas yang menyebar membuat Qian mengeluarkan air mata karena berusaha bertahan untuk tidak mengeluh kepedasan sehingga nanti akan membangunkan yang lainnya. Walau Qian sudah meminum air dan berharap bisa mengurangi rasa pedasnya, namun ternyata air juga tidak bisa mengurangi rasa pedas tersebut.
Saat sedang menahan rasa pedasnya, tubuh Qian mulai terasa hangat. Qian segera duduk bermeditasi dengan mengabaikan rasa pedas karena ingin segera menyerap khasiat Ginseng Hitam yang mulai bekerja di dalam tubuhnya.
"Ternyata benar, aku mulai merasakan Tenaga Dalam ku sedikit bertambah! Jika begini terus, mungkin satu Ginseng Hitam ini bisa menambah satu Lingkaran Tenaga Dalam ku," gumam Qian saat merasakan Tenaga Dalam nya yang bertambah.
Walau itu hanya sedikit, akan tetapi Ginseng Hitam itu benar-benar memiliki khasiat yang mampu menambah Tenaga Dalam, dan menurut perhitungan Qian, kemungkinan besar jika dia memakan satu biji buah Ginseng itu, maka dia akan mendapatkan satu Lingkaran Tenaga Dalam.
Hanya saja Qian hanya memiliki satu Ginseng Hitam saja, dan jika dia ingin mendapatkan lebih banyak Tenaga Dalam, maka Qian harus memiliki lebih banyak Ginseng Hitam.