NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Peringatan

Pagi yang begitu cerah, udara sangat terasa sejuk suasana yang tak biasa di sebuah perkotaan. Biasanya meskipun masih pagi udaranya akan terasa gerah dan panas, namun kali ini tak dingin dan juga tak terasa Pada hari ini Dimas dan Indah sudah tak masuk kantor, dan mereka masih prepare untuk pulang ke kampung. Sementara waktu Indah dan Dimas pulang ke rumah ibu dari Indah. Karna Indah dan Dimas dipindah tugaskan ke kantor kabupaten, Pada pagi ini Indah dan Dimas tengah sibuk berkemas. Mungkin barangnya tidak dibawa sekaligus, karna mobil mereka tidak muat. 

"Sudah semua sayang?" Tanya Dimas pada istrinya. 

"Sudah, ini tinggal dimasukkan ke mobil" Jawab Indah saat usai mengikat kardus menggunakan tapi razia. 

"Kamu siap siap, biar aku yang masukkan ke mobil" Dimas mengangkat kardus pakaian dan membawanya masuk ke mobil. 

Kesibukan antara Indah dan Dimas berbanding terbalik dengan kegelisahan Hanifah. Hanifah gigit jari saat mendapatkan surat resmi dari pak gubernur mengenai pemindahan tugasnya ke kantor Kabupaten. 

"Haduuuh kok jadi gini sih, bego banget sih kamu fah. Lagian kemarin ngapain kamu malah ikutan nguping, kalok begini kan repot jadinya" Tutuk hanifah sambil menghigit jari. 

Sementara itu, orang yang juga bernasib sama dengan Hanifa malah berjalan begitu santai, melenggang sambil bersenandung. Romi berjalan menoleh ke kanan dan kekiri, berharap bertemu dengan wanita pujaannya. 

"Apa si cerewet itu belum sampai kantor, kok nggak kelihatan biasanya dia sok sibuk lalu lalang, udah kayak renternir" Monolog Romi sambil mencari keberadaan Hanifah disetiap sudut ruangan. 

Pucuk dicinta ulam pun tiba, sedang mencari keberadaan Hanifa dengan niat hati hanya ingin melihatnya meski dari jauh. Romi malah di hampiri langsung oleh Hanifa. 

"Romi" Panggil Hanifa dari belakangnya. 

"Waduh, baru juga dipanggil rom, jantungmu udah geter aja. Gimana kalok pegang tangannya, apa nggak pingsan. Aduh fah, suaramu sungguh merdu. Suara mbak Inul daratista aja kalah merdu dengan suaramu" Monolog Romi dalam hati mengagumi suara Hanifa. 

"Eh cumi" Panggil Hanifa rada kesal, karna Romi hanya nergeming terdiam mematung membelakangi nya. 

Karna kesal Romi dipanggil tak kunjung merespon, Hanifah menghampiri Romi dan menyadarkan Romi dengan cara menepuk pundak belakang Romi. 

"Eh budi, kupingmu masih berfungsi kan?" Kata Hanifah mengejutkan Romi. 

"Eh, budi siapa. Namaku Romi, budi budi" Tutuk Romi terkaget dibuat Hanifah. 

"Ya kamu salahnya dipanggil malah diem aja kayak patung. Lagian jadi orang budi banget" Kata Hanifah masih mengelak. 

"Masih aja buda budi, budi apaan sih?" Jawab Romi bingung. 

"Budi itu julukan buat kamu dari aku, arti dari budi itu budek dikit" Kata Hanifah dengan tengilnya. 

"Dih main kasih julukan sembarangan, dasar nying nying" Romi tak mau kalah memberi julukan Hanifah sebagai nyingn nying. 

"Kok nying nying sih, nying nying kan sebangsa tikus" Protes Hanifah. 

"Iya, emang karna mulut kamu brisik banget, ngomong mulu" Kata Romi dengan memenye menyenangkan bibirnya mengejek Hanifah. 

"Ok lah terserah kamu, tapi ini ada yang lebih menghebohkan dari pada kecrewetanku dan kebudekanmu, nih liat" Hanifah menyodorkan surat resmi yang ia dapatkan dari pak gubernur pagi tadi. 

"Hah? Kamu turun jabatan dan dipindahkan ke kabupaten?" Romi tercengang dan kaget melihat surat itu. 

"Terus aku gimana? " Lanjut Romi malah bertanya pada Hanifa. 

"Nah justru itu aku mau nanya ke kamu. Apa kamu juga dipindah tugaskan, aku yakin ini menyakiti masalah yang kemarin" Jawab Hanifah dengan nada yang sedikit melirih.

"Aku juga kurang tau, aku belum sampai di ruangan ku" Jawab Romi dengan raut wajah berfikir. 

"Ya udah buruan dicek kok malah diem" Kata Hanifa sambil menepuk dada Romi. 

"Aduh, santai dong" Kata Romi mengelus dadanya yang sedikit nyeri karna tepukan Hanifah.  

Romi kini segera nemasuki ruangannga dan mengecek apakah ada surat di mejanya, Hanifah yang penasaran mengikuti Romi dibelakangnya. 

Tak ada secarik kertas pun disana, hanya ada berkas berkas pekerjaannya yang belum ia kerjakan. 

"Nggak ada wleee aku nggak di pindah tugaskan wleee berarti cuma kamu yang dipindah" Romi mengejek Hanifa karna ia tidak dapat surat pemindahan. 

"Loh kok gitu sih, kemarin kamu juga kan nguping apa yang pak gubernur bicarakan sama pak pemborong itu. Wah nggak adil nih, harusnya kamu juga dipindahkan" Hanifah merasa tak Terima karna hanya dia yang dipindahkan sementara Romi tidak. 

Hanifah bergerak brutal memukuli Romi dan nenjambak rambut Romi, sementara Romi menangkis dan melindungi kepalanya dari amukan Hanifah menggunakan tangannya. 

"Aduh aduh, kok kamu jadi nyalahin aku sih. Aduh sakit, cukup fa" Pekik Romi kesakitan dan meminta ampun pada Hanifah. 

"Biarin aja, ini nggak adil buat aku. Harusnya kamu juga dipindahin. Kalok bisa dipindahin ke kantor kelurahan aja, pangkatnya jadi RT, bukan aku yang dipindahin" Hanifah masih mengamuk pada Romi. 

"Ya udah kalok aku jadi rt, kamu jadi bu RT nya ya" Kata Romi malah semakin membuat pukulan Hanifah semakin brutal. 

"Najing tralala, jangan harap ogah aku. Mending aku jadi nyonya Lee Min Ho dari pada nyonya Romi si RT" Hanifah terus memukuli Romi, sakit yang Romi rasakan pada tubuhnya, tak sebanding dengan bahagianya hatinya karna berdekatan dengan Hanifah seperti saat ini. 

Akan tetapi semua itu sirna saat ada orang yang nengetuk pintu ruangan Romi, karna Romi tidak mendengarnya. Orang itu membuka pintu dan malah terbegong bengong melihat Hanifah dan Romi yang sedang bercanda. 

"Kalian ini ngapain? Kalok berantem jangan dikantor" Tegur Dewi pada Hanifah dan Romi. Raut wajahnya masih menunjukan kebingungan terhadap dia orang itu. 

"Eh, mbak dewi. Jangan salah paham, aku cuma kasih pelajaran ke Romi. Soalnya jail banget dia sama aku, capek dijailin terus" Kata Hanifah berkilah. 

"Dih PD  sekali anda, mana ada saya jailin kamu. Yang ada aku dapat serangan tak terduga dari nying nying sawah satu ini" Kata Romi membela diri. 

"Nying nying sawa?" Hanifah dan Dewi terkejut mendengar julukan dari Romi. 

"Iya, dia nying nying sawah. Brisik banget soalnya mulutnya" Jawab Romi. 

"Iiihh awas ya kamu, emang biang korek kamu ini" Hanifah kesal pada Romi. 

"Sudah sudah, kalian ini kerjaannya bertengkar terus udah kayak kucing sama tikus. Curiga kalian adalah jodoh dimasa depan" Kata Dewi meledek mereka berdua. 

"Amit amit"

"Aamiin"

Hanifah dan  Romi menjawab dengan jawaban yang berbeda secara bersamaan. 

"Nah, Romi aja bilang Aamiin Berarti Romi ngarep nih sama kamu" Ledek Dewi pada mereka berdua. 

"Ah mbak  salah denger kali, orang aku bilang amit amit" Kolah Romi berbohong. 

"Lah ya udah terserah kalian, aku kesini cuma mau nganterin surat ini buat kamu Romi. Tadi pak gubernur nutupin ini ke aku suruh kasih ke kamu" Dewi menyodorkan amplop putih panjang pada Romi. 

Setelah itu, Dewi meninggalkan Romi dan Hanifah. Selepas perginya Dewi, Romi membuka isi amplop tersebut. 

Setelah membantunya, Romi malah menepuk jidat. Dan Hanifah merebut kertas yang usai Romi baca, sebelum pada akhirnya Hanifah tertawa senang karna melihat isi surat itu, Hanifah tercengang karna tempat yang Romi dapatkan sama dengannya. 

"Hahaha, udah sombong sombong malah dapet surat pemindahan. Tapi aku juga sedih sih, kenapa kamu dipindahin nya ke kabupaten yang sama kayak aku. Kayak.. Nggak ada tempat lain apa buat kamu, ketemunya kamu lagi kamu lagi. Udah reseh ngebosenin lagi. Haaah nasib nasib" Hanifah menyerahkan kertas itu dengan menempelkannya ke dada Romi lalu meninggalkan Romi begitu saja. 

"Hah? Apa iya satu kantor lagi sama nying nying my luv?" Monolog Romi dengan narsisnya, pandangan mata Romi menatap kosong kearah pintu yang tertutup. Dimana Hanifah baru saja keluar dan meninggalkan Romi di ruangannya sendiri. 

Lalu Romi menuju kursinya dan duduk seraya membaca kembali surat itu. 

"Loh? Ini kan daerah dekat rumah mertua si dimas. Kok bisa pas gini ya" Monolog Romi terkejut. 

Di sebuah perjalanan menuju rumah ibunya, Dimas dan Indah menyempatkan untuk menepi sejenak. 

"Sayang kita istirahat dulu ya, aku ngantuk" Kata Dimas pada istrinya. 

"Ya udah, biar aku aja yang gantiin kamu nyetir" Kata Indah menawarkan. 

"Nggak papa emang?" Tanya Dimas. 

"Ya nggak papa lah, daripada kita berhenti, nanti nggak sampek sampek. Udah deket ini" Kata Indah yakin. 

Alhasil Dimas dan Indah bertukar posisi, dengan Dimas duduk di kursi penumpang disamping Indah. Dan Indah bergantian yang menyetir menggantikan Dimas. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!