"Bahkan ketika aku kehilangan seluruh kenangan ku, kisah kita akan tetap hidup sayang.."
"Tidak aku hanya ingin kau tetap bersama ku selamanya!". Maitias menggenggam tangan Istrinya dengan erat.
Tangan yang hanya berbalut kulit itu tidak akan bertahan lama sesuai prediksi dokter karena Eve, Istrinya sudah kangker Otak stadium akhir .
Masa-masa terakhir wanita itu yang tidak diketahui oleh Maitias adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya, dia bahkan hampir bertunangan dengan wanita lain saat istrinya bertaruh nyawa untuk calon anak mereka
Eve memilih tidak berobat meski nyawanya akan menjadi taruhan untuk mewujudkan impian suaminya
Akankah wanita itu tetap hidup bersama cinta sejatinya? Atau pergi untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LUKA TERDALAM
Di sebuah rumah sakit Romeo termenung untuk laporan pemeriksaan pada Eve, dia terpaksa membawa wanita itu ke sana karena Eve yang beberapa kali tidak fokus dengan wajah yang sangat pucat
Terutama saat mendengar penjelasan Noel terakhir kali, Wanita itu benar-benar tidak baik Romeo tidak rahu apa saja yang di pikirkan oleh wanita itu tapi saat mendengar bahwa wanita itu memiliki riwayat Kangker dan itu bukanlah yang baru
"Kedua orang tua mu memiliki riwayat Kangker dan itu turun pada mu"
"hmm"
"kenapa kau tidak pernah mengatakan nya!". Romeo menatap Eve tajam, pria itu menggenggam tangan wanita itu dengan erat "Kau bahkan tidak pernah bercerita sedikitpun tentang penyakit mu pada kami! Dan kau selalu bekerja keras seperti ini!"
"Maafkan Aku Romeo, sungguh aku tidak ingin mengatakan ini pada kalian aku hanya ingin bekerja dengan baik sebelum aku pergi dan semua akan tetap baik-baik saja"
"itu alasan kenapa kau ingin berhenti".
Eve mengangguk "Dan aku ingin menghabiskan waktu dengan orang yang aku cintai"
Kedua orang itu kini terdiam Romeo kecewa untuk kesekian kalinya, dia bukanlah orang spesial di hati wanita itu itu.
"Apa yang akan kau lakukan? Kau berhenti meminum obat mu"
Wanita itu tidak ingin menjawab apapun dia menatap Romeo yang kecewa tapi pria itu juga sudah terlalu jauh untuk mengetahui semua rahasia yang telah lama dia sembunyikan.
Sedangkan Romeo yang mencoba mengerti dia tidak memperpanjang masalah mereka, dia membawa wanita itu keluar dari tempat menyesak kan itu meski Eve mencoba menolak rangkulannya dia selalu menggenggam tangan wanita itu
Apakah kau tahu aku akan kehilangan seluruh ingatan mu? Kau akan kehilangan seluruh momen jika kau bertahan dalam sakit mu Eve. Romeo bergumam sambil sesekali menatap wanita yang tampak diam itu
Sampai saat mereka berada di area parkir, Romeo berhenti berjalan dan menatap lurus ke arah pria didepannya dia melepaskan tangan Eve membuat wanita itu tersadar.
"Maitias....". Panggil Eve "Kau di sini?"
"Ya dan kupikir kau harus menjelaskan apa yang terjadi sekarang".
Dia melakukan kesalahan lagi tapi dia sudah lelah untuk menjelaskan dia hanya dia di posisinya menunggu reaksi terduga dari Maitias pria itu berada di depannya bukan satu kebetulan
Romeo menghela nafasnya dia tidak menyesal karena bisa menemani Eve ke sana, tapi dia cukup sadar diri untuk menjelaskan apa yabg terjadi "Aku hanya menemani nya memeriksa keadaan nya saja, aku pergi!". Langkah pria itu menjauh tapi masalah tentu tidak akan selesai begitu saja
"Aku muak dengan mu Eve, sudah kesekian kalinya.... ".
"Kau tidak dengar apa yang Romeo katakan? hanya memeriksa keadaan ku tidak kah kau malu karena pria lain yang mengantarkan ku"
"kau seharusnya mengatakannya padaku!".
"Seharusnya kau peka!". Teriak Eve dia lelah "Haruskah kau pergi tanpa mendengar penjelasan ku?"
"apa yang kau akan jelaskan? Memakai pil kontrasepsi hanya untuk kesenangan mu dan teman-teman mu, cih ayolah sejak dulu kau tidak siap untuk menikah dengan ku!".
Keributan kini merasuki benak kedua orang itu Romeo berdiri tidak jauh dari sana untuk memastikan jika Eve baik-baik saja, dia sedikit kesal karena Maitias yang tidak berhenti menyalahkan istrinya. Apa yang kau lakukan Eve? kenapa kau tidak menjelaskan apa yang terjadi?
"kau hanya menikah untuk mempermainkan ku bukan? Kau bahkan tidak menjelaskannya kau yang membuat ku membuat semua kesimpulan itu!".
Eve mengerjapkan pandangannya yang terasa kabur karena air mata bersamaan dengan dengungan yang menyakitkan di kepalanya.
"Aku lelah Maitias, terserah lah..."
" cih aku jadi ragu jika anak yang kau kandung bukan milik ku".
Deg.
Seketika Jantung wanita terasa tertikam seakan semua gelap Eve hanya bisa menatap Maitias di ujung sana dengan perkataan Maitias yang berulang kali berputar di kepalanya. Apa yang dia katakan? anak ini adalah anaknya...
"Maitias... Kau keterlaluan!". Cih sakit sekali aku tidak tahan berada di sini!. Eve melangkah kakinya menjauh dengan derai air mata di pipinya "Aku tidak tahan lagi dengan sikap mu!"
"Eve tunggu!". Maitias mengejar wanita itu lalu menarik lengannya dengan keras "jelaskan pada ku huh! Apa itu benar-benar nak ku!"
"tidak dia bukan anak mu kau puas!".
Nafas wanita itu naik turun menahan amarahnya dia menatap tajam Maitias yang menjulang tinggi di hadapannya.
"kau mengakui nya!".
"Karena anak ku tidak butuh Ayah seperti mu! Jadi dia bukan anak mu!".
Kini Maitias terdiam pikirannya tidak jernih lagi, Eve tidak pernah berbohong sebelumnya dan pengakuan nya kini sangat mengejutkan dirinya
Sakit hati tentu saja, benar atau tidaknya perkataan Eve membuat semakin ingin menjauh sejenak wanita itu memukul dadanya berteriak mengatakan kekesalan dan kekecewaan yang dia rasakan.
"Kau jahat! Pergi dari ku!"
"Huh hahahaha akhirnya kau mengakuinya dasar wanita picik seharusnya aku menyadari sejak awal!".
"Maitias!".
"Cukup aku sudah mendengar kan penjelasan mu, mari kita urus kehidupan kita masing-masing Eve .... ".
Wanita itu kini mulai terisak saat Maitias melangkahkan kakinya menjauh dari sana meninggalkan wanita itu sendiri.
Kaki Eve seakan tidak bertenaga dia duduk dengan lemah di atas aspal yang dingin karena cuaca yang mending, sekan tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi
Maitias benar-benar memutuskan hubungan dengannya saat dia hamil, bahkan pria itu mempertanyakan kesetiaan lagi dan lagi
"Hiks.... Maafkan Ibu....". Eve mengusap perutnya, dia menyalahkan dirinya sendiri lagi "Ini hanya akan sebentar kalian akan tetap lahir, keadaan ini tidak akan membuat menyerah... Ibu janji...". Eve dia beberapa saat di sana meski cuaca nya sedikit dingin, memulihkan tenaganya untuk bisa kembali berjalan sampai sebuah jas hangat menutupi pundaknya
"Aku mendengar semuanya Eve".
"Romeo..."
"Lihat, dia bukan pria yang baik untuk mu bahkan jika kau tidak ingin menjelaskan apapun harusnya dia mencoba memahami mu...". Romeo mengusap lembut wajah wanita itu "ayo pulang biarkan saja dia, dia tidak menginginkan mu lagi lupakan dia.."
"tapi anak ini... "
"Aku tahu ini berat Eve, tapi hidup mu harus tetap berjalan fokus untuk pengobatan mu sekarang!". Wanita itu menggeleng sejak dia tahu dia mengandung dia tidak memikirkan resiko apapun
"Aku akan mempertahankan nya Romeo, bahkan jika Maitias tidak mengakuinya"
"kau akan kesulitan! Dan resiko terbesar nya kau akan....."
"aku tidak peduli meski aku kehilangan nyawa ku! Aku sudah berkorban banyak hal Romeo ini bukan masalah besar".
"Argh! Kenapa kau sangat keras kepala!". Romeo menunduk mengusap wajahnya kasar "pria itu bahkan tidak menginginkan anaknya!"
"Ini adalah luka terdalam yang Maitias berikan pada ku, tapi anak ini akan tetap tumbuh untuk menunjukan kebenaran nya!"
