Awalnya Su Lingyu adalah penggarap spiritual dari zaman modern. Namun karena sebuah kecelakaan konyol, ia terpaksa memasuki sebuah dunia novel percintaan zaman kuno, menjadi selir Pangeran Bupati Bo Mingchen sekaligus karakter penjahat wanita yang akan berakhir menyedihkan.
Su Lingyu tidak mau berakhir menyedihkan. Jadi dia dengan patuh menandatangani perjanjian perceraian lalu pergi. Dengan tubuh koi nya yang makmur, Su Lingyu berhasil melalui semua masalah yang timbul setelah bergesekan dengan pemeran utama wanita.
Namun, kenapa rasanya ada yang salah dengan plotnya? Dan apa yang salah dengan Bo Mingchen yang perlahan menipunya kembali ke istana pangeran bupati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memenuhi Perjanjian (2)
Awalnya, Kaisar Bo kurang senang dengan keputusan Bo Mingchen untuk menjadikan Su Lingyu selir. Lagi pula, Su Lingyu tidak punya pendukung di belakangnya.
Di istana, seseorang yang tidak memiliki pendukung hanya menjadi kelinci yang memasuki sarang harimau.
"Aku dan dia akan berpisah dalam beberapa hari lagi." Bo Mingchen tidak menyembunyikan masalah ini darinya.
Mendengar hal ini, Sikong Lian melebarkan matanya. "Apa? Pisah? Serius? Apakah ini kehendakmu sendiri atau ...."
Sudut mulut Bo Mingchen berkedut ringan. "Kami sepakat untuk berpisah dengan baik."
"Apakah karena ini ada hubungannya dengan gadis dari keluarga Ling itu? Kudengar kalian bersama sekarang," kata Sikong Lian menebak alasannya.
Bo Mingchen mengerutkan kening. "Dari mana kamu mendapatkan berita berantakan ini?"
"Ini sudah menyebar sejak orang-orang melihat kalian bersama. Keluarga Ling diperhatikan oleh beberapa keluarga lainnya. Ada kemungkinan kerja sama antar pedagang menjadi lebih besar jika kalian benar-benar bersama."
Lagi pula, keluarga Ling adalah keluarga pedagang besar. Wajar jika koneksi dibutuhkan.
"Ini tidak benar."
Entah kenapa, Bo Mingchen merasa kesal ketika rumor ini menyebar. Baru saja Su Lingyu akan segera disingkirkan, bagaimana bisa dia terjerat lagi dengan gadis lainnya?
Ia sepertinya harus mencari tahu lebih dalam setelah keluar dari sini.
Pertemuan dengan Ling Hua benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Karena dia merasa kepribadian Ling Hua cocok untuk diajak kerja sama, maka ia menawarinya beberapa keuntungan.
Namun tak bisa dipungkiri jika keduanya berinteraksi hampir setiap hari. Tapi Bo Mingchen tidak pernah ada perasaan apa pun padanya. Di matanya, wanita hanyalah pembuat onar.
"Kamu datang hanya untuk itu?" Sikong Lian bertanya dengan heran.
"Ya, tidak ada lagi. Aku hanya bosan."
"Ck, siapa yang menyangka jika seorang bupati yang agung pun akan bosan dan tidak ada kerjaan."
Bo Mingchen tidak menimpali. Bukannya tidak punya pekerjaan, ia hanya tidak ingin tinggal di istananya sendiri saat ini. Ia khawatir ketika kembali, Su Lingyu akan menggunakan berbagai alasan untuk bicara dengannya.
Tapi, ia mengerutkan kening ketika memikirkan kehidupan hari-hari sebelumnya.
"Menurutmu, apa yang membuat seseorang akan berubah pikiran?" tanyanya.
"Berubah pikiran yang seperti apa?"
"Dari awal kamu terobsesi tiba-tiba menjadi tidak peduli."
"Oh ... Masalah ini ..." Sikong Lian tampak berpikir lebih jauh. "Menurutku alasan paling besarnya hanya satu."
Bo Mingchen menatapnya dengan pertanyaan di kepala. Sikong Lian tersenyum tidak berdaya.
"Jika hal ini terjadi pada wanita, maka wanita itu sudah menyerah. Atau mungkin karena sudah terlalu lelah, sadar semuanya sia-sia, jadi apa gunanya terus terobsesi?"
Bo Mingchen mengerutkan kening lagi dan lagi saat melihat Sikong Lian. "Sepertinya ini adalah pengalaman mu sendiri?"
"Yah ... Tentu saja. Benar gara-gara kamu, aku jadi teringat hari itu.'
Mengatakan hal ini, Sikong Lian tiba-tiba saja ingin menangis tapi tidak ada air mata yang keluar. Ia menyentuh kepalanya dengan kedua tangan, frustrasi.
"Aku juga sama. Beberapa bulan lalu, aku sangat menyukai seekor merak hijau yang diperdagangkan di negara tetangga. Tapi aku tidak bisa mendapatkannya, aku sangat miskin. Jadi hanya bisa melihat merak cantik itu dipeluk oleh pihak lain yang membeli dengan harga penuh. Sangat menyakiti hatiku."
"..." Bo Mingchen tidak tahu jika ada cerita seperti itu pada orang ini.
"Kemudian ketika aku kembali ke rumah, aku bermimpi setiap malam jika merak itu milikku. Aku terobsesi oleh merak hijau yang cantik itu. Sangat menyebalkan, hatiku sakit. Tapi aku sadar tidak ada gunanya. Merak itu mungkin sudah disayang oleh majikannya. Jadi aku akhirnya melepaskan semua keinginan menculik merak dan membunuh majikannya."
"Kenapa aku tidak tahu jika kamu suka merak? Apakah kamu tidak tahu jika memelihara hewan seperti itu tidak diizinkan oleh keluarga bangsawan mana pun kecuali keluarga kerajaan?"
Sudut mulut Bo Mingchen berkedut beberapa kali. Dia menghabiskan tehnya dengan tenang.
Mendengar hal ini, Sikong Lian segera berhenti meratap sejenak dan memikirkannya.
"Benar juga. Kenapa aku lupa tentang ini? Jika aku membelinya, bukankah itu akan masuk ke kantong kaisar secara gratis?"
Lagi-lagi dia meratap. Di lain sisi dia senang karena gagal membeli merak. Di sisi lain dia kesal karena keluarga kekaisaran begitu picik.
"...."
Pikiran ini terlalu gelap. Bo Mingchen merasa dia tak bisa mendengar semua keluhannya lagi, jadi segera pergi. Bahkan saat dia pergi pun, Sikong Lian tidak peduli, masih meratap.
Sikong Lian mungkin tidak tahu kapan pria itu pergi.
Ini bisa dikatakan bahwa Bo Mingchen membuka luka lama yang terkubur jauh di hatinya. Hanya demi seekor merak, apa bagusnya? Pikir pria itu.
Bo Mingchen kembali ke istana bupati dan menghabiskan waktu di ruang belajarnya.
"Bagaimana situasi di rumah?" tanyanya pada Lu Tian.
"Sama seperti biasanya. Nona Su tidak membuat masalah."
Yang ada, Lu Tian hanya mencium bau masakan setiap kali dia pergi ke sana diam-diam untuk mengawasi. Su Lingyu mungkin sudah lama tidak lagi memikirkan tuannya.
Bukankah ini kabar bagus?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Beberapa hari kemudian, akhirnya tiba waktu perjanjian perceraian yang disepakati.
Bo Mingchen mengundang Su Lingyu ke rumah belajarnya. Ia menyerahkan selembar kertas berisi perjanjian yang disepakati. Serta beberapa surat lain tentang perak, barang-barang dan rumah.
"Mulai sekarang, semua ini adalah milikmu." Nada bicara Bo Mingchen sangat tenang, namun memperhatikan ekspresi Su Lingyu.
Gadis itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut atau enggan. Tapi mengambil kertas dari tangannya dengan percaya diri. Lalu hitung satu persatu kompensasi yang diberikan.
Rumah, jumlah kepingan perak dan batangan emas, perhiasan, masih banyak lagi.
Sungguh, Bo Mingchen sangat murah hati.
Lalu kenapa Su Lingyu begitu bodoh di dalam novel nya, tidak menginginkan semua harta itu. Tidak ada gunanya mengejar cinta yang jelas bertepuk sebelah tangan.
Su Lingyu akhirnya tersenyum puas. Ia menghitung aset keseluruhan miliknya.
Bo Mingchen kurang senang dengan reaksinya. "Apakah ada yang kurang?"
"Tidak, tidak. Ini cukup. Sangat cukup." Su Lingyu buru-buru menggelengkan kepala. Lalu segera menandatangani surat perceraian.
Akhirnya, perjanjian perceraian selesai diurus.
"Kamu bisa berkemas sekarang. Aku akan mengantarmu ke rumah itu."
Bo Mingchen tidak pelit tentang ini. Gadis itu bersedia berpisah dengannya. Belum lagi sikapnya selama sebulan terakhir juga tidak mengganggu. Tidak apa-apa jika mengantarnya ke rumah baru.
Ia memiliki rumah yang pernah dibeli sebelumnya. Awalnya memang disediakan untuknya sejak awal.
"Oh, bagus." Su Lingyu tidak menolak. "Ngomong-ngomong, aku juga punya hadiah perpisahan untukmu."
Su Lingyu mengeluarkan botol giok kecil dari saku lengan bajunya. Namun sebenarnya ini diambil dari rung spiritual secara diam-diam.
"Ini ambilah." Ia menyerahkan pada Bo Mingchen.
Pria itu terkejut. "Apa ini?"