Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Kecewa Berat
Setelah memikirkan semua itu, akhirnya keputusan Danira sudah bulan. Dia sudah tidak sanggup lagi dengan pernikahan ini. Karena semakin dia berusaha untuk mempertahankan rumah tangga yang tidak benar ini, semakin resah hatinya. Bukan hanya hatinya saja merasa resah. Tapi, dadanya juga terasa sakit. Sakit sekali hatinya ketika mengetahui bahwa suaminya masih berhubungan dengan mantan kekasihnya. Bahkan, yang membuatnya semakin tidak habis pikir lagi ketika mengetahui bahwa laki-laki itu lebih memikirkan anak dari mantan kekasihnya daripada anak kandungnya sendiri.
Air matanya terus saja mengalir bahkan dia tidak bisa tidur semalaman setelah mengetahui kejadian itu. Kejadian, di mana suaminya langsung pergi meninggalkan rumah ketika mendapatkan kabar bahwa anak dari wanita itu sakit.
Nah, seperti pagi ini. Danira yang sudah bangun sejak tadi, atau lebihnya tidak tidur semalaman tahu bahwa suaminya baru saja pulang.
Ya, Anton terkejut ketika melihat istrinya masih berada di atas tempat tidur. Biasanya Danira tidak mungkin berada di atas tempat tidur jam segini.
"Danira, kenapa tidak bangun? ini sudah siang." ucap Anton ketika melihat wanita itu masih berada di atas tempat tidur mereka.
"Memangnya kenapa jika ini sudah siang? bagaimana dengan kabar Rara? apa anak buahmu sudah mendapatkan kabarnya?" tanya Danira yang ingin berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi sementara di sini.
Tapi, hatinya terlalu sakit ketika mengingat hal itu.
Deg!
Rara, dia baru mengingat sesuatu saat ini. Ya, seharusnya dia pergi mencari Rara bukan. Tapi kenapa dia bisa melupakan hal sepenting ini. Padahal niat awalnya keluar tadi malam untuk mencari keberadaan Putri ya. Eh, kepalanya bisa sampai melupakan hal itu.
Diamnya Anton sudah membuat Danira, paham betul bahwa hingga saat ini belum ada kabar apapun tentang putrinya.
"Aku jadi heran. Kemana sebenarnya kamu pergi. Aku pikir kamu buru-buru pergi dari rumah karena mendapatkan kabar tentang Rara. Tapi, aku rasa tidak begitu. Jadi, bisa ceritakan apa yang terjadi di luar sana hingga membuat kamu pulang saat hari sudah berganti? di mana kamu tadi malam. Apa yang terjadi diluar hingga kamu tidak bisa kembali dengan cepat?" cecar Danira karena dia ingin mendengar penjelasan langsung dari suaminya.
Dia benar-benar berharap setelah mendengar jawaban dari Anton, Danira ingin semakin memantapkan hatinya bahwa dia benar-benar ingin berpisah. Dia tidak bisa terus-terusan seperti ini.
"Aku-"
"Apa keadaan anak wanita itu jauh lebih penting daripada anak kamu sendiri Anton? Rara menghilang, dia kabur dari rumah dan hingga saat ini belum ada kabar apapun di mana keberadaan Putri kita. Tapi, bagaimana bisa kamu berada di luar dan mengabaikan semua ini begitu saja. Rara adalah putrimu, Anton. Dia darah daging kamu sendiri. Lalu bagaimana bisa kamu mengabaikannya dan menganggap bahwa permasalahan Rara ini begitu sepele. Ayah macam apa kamu ini hah?" seru Danira ya mulai tidak bisa mengontrol emosinya lagi.
Darahnya langsung mendidih seketika, saat ini dia tidak ada reaksi apapun yang diberikan suaminya.
"Danira, kamu kenapa? kenapa dengan diri kamu?" tanya Anton yang terlihat panik ketika menyaksikan wajah istrinya.
Dia hendak menghampiri Danira, untuk menanyakan keadaan wanita itu. Tapi, yang dia dapatkan bukan hal itu. Tangannya malah langsung ditepis oleh Danira, karena memang dia tidak ingin disentuh oleh suaminya.
"Danira," ucapnya sambil terkejut melihat reaksi yang dia dapatkan dari istrinya.
"Jangan berani-beraninya menyentuhku dengan tangan kotormu itu. Aku tidak sudi disentuh oleh tangan yang sudah menyentuh wanita lain. Aku tidak Sudi, Anton!" tunjuknya pada Anton, karena memang dia benar-benar tidak ingin disentuh.
"Apa-apaan ini Danira? apa maksud kamu yang mengatakan hal seperti itu?" pertanyaan tentang yang belum mengerti apa maksud Danira.
"Jangan berpura-pura tidak tahu karena aku tahu segalanya. Kamu pergi untuk menemui anak dari wanita sialan itu bukan. Kenapa? apa Dia tidak memiliki orang lain yang bisa dihubungi selain kamu. Apa dia semurahan itu hingga menghubungi suami orang lain di tengah malam?"
"Berhenti mengatakan jika Ratih murahan, Danira!" sentak Anton karena dia masih tidak terima jika Ratih dikatakan wanita murahan.
"Kanapa? kamu mau memukul aku sama seperti kamu memukul Rara? ayo pukul, pukul aku sepuas kamu, Anton. Atau jika memang bisa bunuh saja aku. Aku benar-benar sudah tidak sanggup lagi dengan semua ini. Aku lelah Anton, aku benar-benar lelah dengan semua kehidupan ini. Aku lelah harus bertahan dengan kami tidak pernah mau mempertahankan hubungan ini. Setidaknya jika kamu tidak bisa mencintaiku hingga saat ini jangan membuatku merasa sakit. Jangan membuatku semakin merasa sakit saat mengetahui bahwa dia masih hadir dalam hidupmu. Aku tidak peduli dengan perasaan apa itu, tapi tolong jangan perlakukan putriku dengan buruk. Rara itu anak kamu dan seharusnya kamu prioritaskan dia. Atau jangan-jangan anak wanita itu adalah anakmu juga? atau kalian sampai berhubungan badan di belakangku? katakan Anton! katakan jika itu semua tidak benar. Katakan jika kamu tidak sejauh itu menyakiti hatiku dan juga Rara bukan? katakan, mohon tolong katakan. Katakan bahwa semuanya tidak benar bukan?" air matanya kembali mengalir tanpa bisa ditahan olehnya.
Rasanya terlalu sakit menahan semua ini sendirian. Dia tidak tahu harus menceritakan hal ini pada siapa lagi. Jujur, ini benar-benar sangat menyakitkan sekali baginya. Bagaimana bisa ada seorang suami dan seorang ayah mengabaikan anak dan juga istri yang begitu saja, demi menghampiri wanita lain dan juga anaknya.
"Astaga, Danira. Ratih menghubungiku karena anaknya demam tinggi. Aku membawanya ke rumah sakit dan dia-"
"Dia apa? Dia menahan kamu kita mengatakan bahwa dia tidak memiliki teman. Aku rasa tidak mungkin seperti itu. Ada ayah dari anak yang lalu kenapa harus kamu? kenapa harus kamu yang dihubungi dan di saat dia memiliki banyak kerabat lain dia lagi. Kenapa harus kamu yang pergi Anton? event anak dia itu sakit atau sekarat sekali pun, kita tidak ada urusannya dengan hal itu. Sekarang Rara belum pulang juga dan bahan bagaimana dengan kerja orang-orang kamu? tidak ada yang bisa menemukan keberadaan Rara bukan. Lalu kamu bisa dengan mudahnya menemani wanita itu. Sementara anakmu sendiri entah berada di mana. Ingat Anton, aku peringatkan sekali lagi. Jika sampai hari ini juga Rara tidak pulang, maka aku bersumpah atas nyawaku sendiri, jika sapi terjadi sesuatu pada putriku. Aku benar-benar akan mengejarmu. Aku akan mengejarmu bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun. Aku juga akan membalaskan dendamku pada wanita yang kita juga keluarganya. Karena mereka telah salah membiarkan Putri mereka menghubungi laki-laki lain yang statusnya sudah beristri, di saat masih banyak kerabat lain yang bisa dihubungi.
***
biasanya terjadi peristiwa seperti ith dulu baru semua masalah terselesaikan🙂
mending buang aja😌
sini aku jitak kepalamu anton biar sadar
😡😡😡
🙏👍🌹❤😁