Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
di sisi lain Nesti yang sedang menikmati makan malam bersama Nafisa dan Muon di sebuah cafe.
Dan berbincang ringan seputar pekerja an mereka
"Lalu kapan kau akan memulai study mu Nesti,,??" Tanya Nafisa disela makan nya
"Aku belum tahu Naff,, mungkin secepatnya,,"
Nesti sembari menyeruput minumannya
"Aku rasa kamu tidak perlu lagi menyesuaikan diri karena fakultas itu juga fakultas tempat mu kuliah dulu,,"
Muon
"Ya aku tahu,, tapi suasana nya pasti berbeda,, aku sedang memikirkan ini semua,, kalau aku merasa tidak nyaman maka aku kan meminta Daddy ku untuk memindahkan ku keluar negeri,,
" Nesti "Apa pun yang kau lakukan kami akan tetap mendukung mu demi karier dan masa depan mu,,"
Ucap Muon
"Ya aku akan melakukan nya,, untuk menambah ilmu dan pengalaman ku,, semoga aku bisa berhasil,,"
Ucap Nesti
Mereka kembali melanjutkan aktivitas makan mereka hingga akhirnya mereka selesai dalam aktivitas makan malam mereka dan kembali pulang ke rumah masing-masing.
Nesti sudah tiba di mansion mewah milik pribadinya Nesti nampak berlatih keras dengan memukul samsak dengan kekuatan penuh.
BUGH BUGH BUGH
(suara pukulan di dalam ruangan boxing milik Nesti)
Nesti semakin bersemangat dan tidak berhenti-henti memukul samsak dengan lihai bak petinju profesional.
Tubuh atletis Nesti nampak semakin berbentuk sedangkan lengannya Semakin terlihat berotot.
Setelah menghabis kan waktu sekitar satu jam lebih Nesti mengentikan latihan nya dan mulai memberhentikan aktivitas dan berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang sudah sangat lengket karena keringat.
Dirasa cukup Nesti keluar dari kamar mandi dengan setelan piyama tidur nya.
Sebelum tidur Nesti nampak memperhatikan bingkai Poto yang ada di atas meja samping ranjangnya.
Nesti kembali duduk di tepi ranjang dengan membawa bingkai Poto tersebut
"Bagaimana kabarmu sekarang,,???"
"Apa kamu sudah bahagia,, atau kamu sedang menghabiskan malam mu dengan pria pilihan hatimu itu,,?"
Nesti mengusap bingkai Poto dengan tatapan penuh kerinduan
"Aku tidak tahu sampai kapan kau akan terus mengisi hati dan pikiran ku,,aku sudah jatuh terlalu dalam padamu,,aku berusaha menahan perasaan ku karena tidak mau merusak persahabatan kita,, tapi lihatlah kau sekarang sudah benar-benar pergi meninggalkan aku,, aku sangat merindukanmu Ardila,,"
Ucap Nesti dengan mata berkaca-kaca
"Aku harap kau selalu bahagia dan terus tersenyum bahagia seperti Ardila yang ku kenal dulu,, walau sulit aku akan tetap menerima kenyataan ini,,"
Sambungan Nesti
Nesti terus memperhatikan Poto kebersamaan nya dengan Ardila lalu mencium bingkai foto dengan penuh kerinduan.
Dirasa cukup Nesti kembali meletakkan bingkai Poto di atas meja namun
PLAK
(Suara kaca pecah)
Nesti yang terkejut segera turun membersihkan serpihan kaca Bingkai dengan tangan kosong
"Aaaa ssttt,,"
Ringis Nesti yang mendapati serpihan melukai jarinya
Nesti reflex memasukkan jarinya kedalam mulut untuk meredakan nyeri dan pendarahan di jarinya
Nesti memperhatikan darah yang membasahi Bingkai Poto pas di Poto Ardila
"Apa sudah terjadi sesuatu dengan mu,,!!!"
Perasaan Nesti dalam batinnya.
,
,
,
,
,
......................
Sedang kan disisi lain Ardila yang sedang mengendarai mobil nampak memperhatikan seorang pria yang sedang bermesraan dengan seorang wanita Ardila melirik tajam dan memastikan penglihatan Nya.
"Bukankah itu babe,,??"
Tanya Ardila dalam batinnya
Ardila memastikan nya dengan keluar dari mobil dan berjalan perlahan mengikuti gerak pria tersebut Ardila terus memperhatikan pria tersebut dari sudut tembok yang ada di depan restoran
"Sayang aku sudah bosan disini,, ayo kita kembali ke apartemen mu,,"
Ucap wanita tersebut sembari memainkan kerah baju babe
"Hmmmp tapi kita Harus hati-hati sayang,, aku tidak mau ada media yang meliput kita,, aku tidak mau karir ku hancur hanya karena sebuah kecerobohan,,"
Jawab babe sembari melirik kiri kanan dan menarik pinggang wanita tersebut untuk Lebih dekat dengan tubuhnya
"Hmmm aku mengerti sayang,,aku akan selalu mendukungnya karir mu,, termasuk menjalani hubungan konyol dengan pasangan di series mu itu,," Kesal wanita tersebut
"Kamu tenang saja,, dia hanya batu loncatan untuk karir bagi ku,, yang jelas hati ku hanya untuk mu,," Goda Babe dengan mencium mesra kekasihnya.
Sedangkan Ardila yang mendengar percakapannya tersebut nampak menutup mulutnya karena saking terkejutnya Ardila berusaha menahan langkah nya namun Ardila tidak sengaja menyenggol pas bunga yang ada di samping nya.
BRAK
(bunyi pas bunga jatuh)
babe yang mendengarnya segera menghentikan aksinya dengan menoleh ke arah Suara
"Siapa itu,,???"
Teriak babe sembari memeriksa lokasi Ardila yang merasa terpojok segera berlari menuju mobil
"Oh shitt,,,kau jangan kabur,,???"
Teriak babe mengejar Ardila
Namun Ardila sudah masuk kedalam mobil dan meninggal kan lokasi
"Siapa dia sayang,,??"
Tanya kekasihnya yang sudah berlari kearah babe berdiri
"Ardila,, istri Abdul,, aku harus cepat menyusul nya sebelum dia menceritakan ini semua pada Abdul,,!" Panik babe yang langsung bergegas memasuki mobil dan meninggalkan kekasihnya yang masih dalam wajah terkejut.
Ardila semakin menambah kecepatan mobil nya sembari menoleh ke arah spion mobil memperhatikan mobil babe yang hampir mendekati mobilnya.
Aksi kejar-kejaran berlangsung lama namun babe ketinggalan jauh karena lampu merah yang sudah menyala menghambat aksinya
"Sial,,sial,,,!!!!"
Gerutu babe sembari memukul stir mobilnya
Ardila yang merasa mobil babe tidak terlihat lagi semakin menginjak pedal gas mobil nya hingga mobilnya nya sampai di parkiran apartemen milik Abdul.
Stelah turun Ardila bergegas berlari memasuki apartemen nya.
Sebelum masuk Ardila mengetik kode pintu apartemen
CEKLEK
(pintu apartemen dibuka)
Ardila melangkah masuk dengan nafas tersengal-sengal
"Abdul,,, Abdul,, Abdul,,!!!"
Teriak Ardila di sepanjang ruangan hingga membuat Abdul menampakkan diri nya
"Aku masih memiliki telinga,,, dan untuk apa kau berteriak-teriak wanita sialan,,!!!!"
Ketus Abdul dengan Amarah Ardila menarik nafas dalam-dalam dan.
CEKLEK
(Pintu apartemen kembali terbuka)
"Babe,,??" Kaget Abdul mendapati kedatangan babe membuat Ardila terkejut dengan menoleh ke arah pintu.
Babe sedikit ragu dan memperhatikan expresi Abdul sebelum berbicara
"Hallo Abdul,," S
enyum paksa babe sembari mengatur nafas nya dengan berjalan ke arah Abdul
Ardila Semakin panik namun dia berusaha Manahan lengan Abdul untuk melangkah ke arah babe
"Tunggu Abdul,,!!"
Tegas Ardila dengan tatapan tajam kearah babe
"Lepaskan kan tangan ku wanita sialan,, dan jangan kau berani-berani menyentuh ku,,!!"
Bentak Abdul dengan menghempas kasar tangan Ardila
"Abdul dengarkan aku,, dia sudah menipu mu,,!!'
Ucap Ardila yang terus berusaha menahan lengan Abdul membuat Abdul memicingkan matanya dengan menangkis kasar tangan Ardila.
Hingga membuat Ardila terpental ke atas lantai
"Sudah aku katakan jauh kan tangan mu dari ku jalang,,!!!!"
Geram Abdul dengan mengacungkan telunjuk nya kearah Ardila.
Ardila tidak gentar dan Terus berusaha memberi tahu Abdul tentang apa yang Sudah dia lihat dan didengar.
Babe nampak gelisah dan berjalan mengapiri Abdul dengan memegang kedua tangan Abdul
"Apa kamu percaya Padanya,,?"
Tanya babe dengan expresi pura-pura tidak berdosa nya.
Ardila yang melihat tingkah babe menggeleng kepala
"Abdul dia sudah menipu mu dengan memanfaatkan mu,, dia sudah punya kekasih,,!!"
Teriak Ardila sembari berdiri membuat Abdul melirik tajam kearah Ardila dan babe secara bergantian
"Itu tidak benar Abdul,, aku memergoki dia sedang bermesraan dengan seorang pria,, dan karena itu lah aku datang padamu,,kamu percaya padaku kan Abdul,,?"
Panik babe bohong dengan gelengan kepala Abdul memicingkan matanya dengan menggempal kuat tinjunya membuat babe semakin panik
"Oke aku tidak akan memaksa mu untuk percaya padaku,, aku sudah cukup sabar dengan ini semua,, dan sekarang terserah kamu mau percaya kata-kata ku,, atau percaya pada istri sah mu ini,, yang jelas ini semua bohong,,"
Ancam babe dengan melepas kan genggaman tangannya
"Abdul percaya padaku,, dia sedang berbohong,, aku melihat nya dengan mata kepala ku sendiri,, dia hanya memanfaatkan mu demi karier dia,,"
Ucap Ardila yang tidak mau mengalah
"Tidak Abdul itu tidak benar,,aku mohon kamu percaya padaku,, dia wanita ular yang sangat berbahaya,, aku tidak mungkin melakukan itu semua,, karena aku benar-benar mencintaimu,,"
Elak babe yang membuat Abdul semakin tersudut emosi dengan gempalan kuat di tangan nya
"Aku tidak berbohong Abdul,, dia sudah memiliki ke,,,,,,"
PLAK
(satu tamparan keras mendarat di pipi Ardila)
Belum selesai Ardila bicara Abdul langsung membungkam mulut Ardila dengan tamparan yang sangat keras hingga membuat Ardila terhuyung dan terjatuh diatas lantai dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah.
Babe yang melihat itu semua Nampak menyembunyikan senyum puasnya.
Abdul berjalan kearah Ardila dan berjongkok didepan nya dengan mengelus pucuk kepala Ardila dan menarik kasar rambut Ardila kearah belakang
"Berani kau berbohong jalang!!,, aku tidak peduli kau bermesraan dengan siapapun dan dengan lelaki manapun,, tapi aku tidak suka kau mengadu domba ku dengan kekasih ku,, karena itu tidak akan membuat ku mudah percaya dengan mu,,!!"
Geram Abdul dengan tatapan penuh amarah
"Aaaa ssttt lepas'kan Abdul,, aku tidak berbohong,, dan aku tidak bermesraan dengan siapapun,, dia sudah berbohong dan memanfaatkan mu Abdul,,"
PLAK
satu tamparan keras kembali mendarat di pipi Ardila hingga meninggal lima jari Abdul membekas di wajah Ardila
"Aku semakin membencimu wanita sialan,,!!!!"
Teriak Abdul dengan penuh amarah sembari berdiri dan menyeret paksa rambut Ardila kearah kamar.
"Lepaskan aku Abdul,, hiks hiks hiks ini sangat sakit,, aku tidak berbohong Abdul,, hiks hiks,,"
Isak Ardila yang tidak tertahan lagi merasakan rambut nya yang diseret paksa oleh Abdul.
Abdul tidak mengindahkan ringisan Ardila dan terus menyeret Ardila seperti seekor binatang ke arah kamar.
Babe yang melihat itu semua semakin tersenyum senang dengan tatapan liciknya.
"Rasakan itu semua jalang sialan,, kau layak mendapatkan nya,,"
Senyum evil babe dalam batinnya.
Ardila Semakin berteriak menahan rasa sakit disekitaran kepalanya
"Aaaa ssttt lepas'kan Abdul,, aku mohon lepaskan aku,, hiks hiks hiks"
Isak Ardila disepanjang lantai Abdul terus berjalan dan mulai membuka pintu kamar mandi lalu menarik paksa Ardila dan menghempas kuat Ardila hingga membuat kepala Ardila terbentur keras di dinding kamar mandi.
"Sekarang kau akan ku hukum semalaman didalam ini,, wanita jalang seperti mu layak berbaur dengan kotoran kamar mandi ini,, dan jangan pernah berpikir untuk merusak hubungan ku dengan kekasih ku,,!!!" Ancam Abdul dan menutup paksa pintu kamar mandi dengan mengunci nya dari arah luar.
Ardila berusaha duduk sembari memegang kepalanya yang sudah mengeluarkan darah segar dari dahi nya akibat benturan keras
"Aaa ssssttt hiks hiks"
Isak Ardila menahan sakit sembari menyenderkan tubuhnya Kedinding kamar mandi dengan air mata yang terus mengalir.
Ardila terlihat sangat memilukan dengan pakaian dan rambut yang sangat berantakan sembari menyusun kedua lutut dan memeluk nya dengan erat sedang kan darah di dahinya terus mengalir hingga membasahi lututnya.
"Hiks hiks hiks Sampai kapan siksaan ini akan berakhir,, hiks hiks hiks aku sungguh tidak sanggup lagi,, hiks hiks hiks ayah ibu Tolong Ardila,, hiks hiks hiks"
Isakan Ardila yang terus meratapi nasibnya di kamar mandi.
Sedangkan Abdul dan babe nampak bercumbu mesra dengan ciuman dan lumatan sembari saling menggiring memasuki kamar tepat di mana Ardila di kunci.
Ardila yang mendengar decapan dan lenguhan menutup telinga nya dengan isakan dan air mata yang terus mengalir tanpa peduli darah dahi nya yang Terus bercucuran
"Ahhhhhhhhhh ayo sayang hisap lebih kuat lagi hmmm ahhhh,,"
Desahan Abdul yang terdengar jelas di ditelinga Ardila.
Ardila Semakin menutup kuat telinga nya seakan ingin keluar dari sana
"Tolong aku,, hiks hiks hiks aku sungguh tidak kuat lagi,, hiks hiks,,"
Isakan Ardila dalam batinnya dengan gelengan kepala dan Semakin kuat menutup telinga nya dengan air mata yang terus mengalir dan darah yang sudah membasahi lutut nya.
,
,
,
,
,