Annabella gadis cantik keturunan Belanda dia telah dibesarkan oleh sepasang suami istri yang tidak memiliki anak, sejak usia Annabella 6 tahun dia telah diculik dan dibuang ke tengah hutan oleh sekelompok mafia Jerman, hingga akhirnya Annabella telah ditemukan oleh sepasang suami istri yang tidak memiliki anak dan dibesarkannya oleh mereka hingga Annabella tumbuh menjadi gadis cantik dan memiliki kekuatan yang begitu luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kak Desi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terimakasih nona
"Selamat datang tuan Mikael Muller dimarkas kami, kedatangan anda adalah suatu kehormatan bagi kesatuan kami mari tuan silahkan masuk.." kedatangan Mikael Muller disambut hangat oleh para anggota yang bertugas diperbatasan tersebut.
"Tidak terimaksih kedatangan saya kemari karena putri saya komandan dimana dia sekarang?"
Dadd.. Daddy!!!
Baru selesai Mikael Muller bertanya kepada komandan tersebut tiba-tiba dia mendengar suara teriakan Annabella, Mikael beringsut saat dia mendengar suara Annabella yang memanggil dirinya. "Jeff Drak lihat itu Annabella cepat lindungi dia." Drak dan Jeff berlari kearah Annabella yang sedang dipegangi oleh atasannya komandan. "Nona apa anda baik-baik saja?"
Drak menghampiri Annabella begitupun dengan Jeff yang tak lama disusul oleh Mikael Muller, kedua mata Mikael berkaca-kaca saat dia melihat anak gadisnya sudah tumbuh dewasa menjadi gadis yang begitu cantik. "Annabella putriku sayang.. owhh" Dadd hiks hiks tangisan Annabellapun pecah dalam pelukan Mikael ayahnya. Keduanya berpelukan penuh haru Drak dan Jeff ikut terharu melihat tuanya sudah bertemu dengan anak gadisnya, yang selama belasan tahun ia carinya kemana-mana.
Ketua komandan itu terperangah melihat Annabella berpelukan dengan Mikael Muller bahkan Mikuel Muller memanggil Annabella dengan sebutan putri.
Deg..
Hati ketua komandan itu begitu terkejut dia sudah sangat ketakutan melihat melihat Mikael Muller. "Selamat datang dimarkas perbatasan kami tuan Mikael Muller.."
Tanya ketua komandan itu dengan terbata-bata, ia berbasa-basi karena dia takut kalau Annabella mengadu kepada Mikael Muller. Kalau dirinya sudah mengganggu Annabella sedari tadi, seketika wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Ternyata benar adanya jika Annabella yang ia ganggunya adalah putri mahkota seorang miliarder terkaya di Paris. Hati Ketu komandan itu bagaikan disambar petir disiang hari ia tidak menyaka jika ia akan segera mendapatkan ajalnya secepat ini, itu yang ada dalam pikirannya ketua komandan tersebut.
Annabella melepaskan pelukannya dari Mikael Muller.
"Drak Jeff siapkan semuanya, kita kembali ke Paris hari ini" "tunggu Dadd.." Annabella menahan genggaman tangan ayahannya,
Mikael Mullerpun berhenti dan memperhatikan putirinya yang berjalan kearah ketua komandan yang mengejek dan melecehkannya tadi.
Annabella memanggil anak buah ayahnya, "pengawal bisakah kalian ambilkan kudaku dan kedua senjataku mereka menahannya didalam sana."
Kedua pengawal Mikaelpun bergegas masuk kedalam dan benar saja mereka menemukan kedua senjata Annabella dan kuda hitamnya. Para pengawalpun membawa satu ekor kuda dan senjata-senjata Annabella.
Para pengawalpun menyerahkan kedua senjata itu pada Annabella.
Annabella memegang kedua senjatanya
dan ia berjongkok mengelus sepatu bootsnya lalu ia bangkit dan kembali berdiri tepat didepan ketua komandan itu, Annabella mengulurkan tangannya pada ketua komandan itu, namun tidak disangka-sangka tangan Annabella begitu cepat ia menusukan pisau belatinya yang mengandung racun kearah perut ketua komandan itu. ketua komandan yang tidak menyadari dengan luka tusuk yang sudah ia dapatkannya dari Annabella ia merasa senang ketika Annabella mengajaknya berjabat tangan.
"Terimakasih nona" kalimat itu yang kular dari mulut ketua itu, selang beberapa menit setelah semua pesawat jet milik Mikael menghilang dari pandangan mereka, tiba-tiba ketua komandan itu mengeluarkan darah dari mulutnya darah yang begitu banyak seperti air mengalir.
Semua angkatan itu berhamburan berusaha memberi pertolongan pada kutannya, tapi sayang nyawanya tidak bisa tertolong lagi.
namun sayang nyawa komandan mereka sudah tidak dapat ditolong lagi.