“Ah. Jangan tuan. Lepaskan saya. Ahhh.”
“Aku akan membuatmu mendesah semalaman.”
Jasmine Putri gadis kampung yang berkerja di rumah milyarder untuk membiayai kuliahnya.
Naas, ia ternoda, terjebak satu malam panas bersama anak majikannya. Hingga berakhir dengan pernikahan bersama Devan anak majikan tampannya.
Ini gila. Niat kuliah di kota malah terikat dengan milyarder tampan. Apakah Jasmine harus bahagia?
“Aku tidak akan pernah menerima pernikahan ini,” tekan Devan frustasi menikah dengan pelayan.
“Aku harus menemukan dia.” Kenang Devan tentang gadis misterius yang menyelamatkan tiga tahun lalu membuatnya merasa berhutang nyawa.
Bagaimana pernikahan Jasmine dengan Devan anak majikannya yang dingin dan jutek namun super tampan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggalau
Di ruang kantor Devan duduk termenung menatap kosong ke arah layar komputer yang menyala. Sejak tadi pikirannya hanya berpusat pada perempuan cantik mengenakan seragam pelayan. Sungguh dia tidak bisa fokus melakukan apa-pun bayangan Jasmine terus bermain di pikirannya.
Perasaan Devan sungguh campur aduk. Ada rindu berselimut takut. Takut. Ya, ia resah tak bisa melihat wajah itu lagi setelah apa yang telah ia lakukan selama ini pada Jasmine.
Berhari-hari Devan berusaha menjauh membangun dinding jarak untuk Jasmine agar perasaannya tak meluap, namun begitu tahu bahwa perempuan itu telah pergi seketika tembok itu runtuh. Perasaanya hampa dan kini dia semakin yakin dia benar-benar jatuh cinta pada pelayanya itu dan kini dia merasa kehilangan.
Rey masuk ke dalam ruangan Devan setelah mengetuk pintu.
“Van, siang nanti kita ada meeting dengan klien!” ujar Rey sembari duduk di kursi di seberang Devan.
Devan menatap malas.
“Batalkan! Aku sedang tidak ingin melakukan apa-pun,” ucap Devan rasanya dia tidak punya tenaga.
Rey mengening menatap Devan lekat. Ya ampun ada apa dengannya?
“Van kau ini kenapa? Kemarin kau sangat sibuk, memintaku untuk mengatur jadwal. Sekarang kau ingin aku membatalkan semuanya,” gerutu Rey.
Devan hanya diam bersandar di punggung kursi.
Suara dering telepon membuat pembicaraan terhenti. Devan menatap sejenak layar ponselnya. "Raline," ucap Devan kemudian meletakkan ponselnya. Dia sedang malas menjawab telepon.
Melihat itu Rey tercengang. Devan tidak menjawab panggilan Raline. Sungguh ini kejadian langkah.
“Kau tidak menjawab panggilan telepon Raline."
“Biarkan saja," balas Devan malas.
"Aku dengar perusahaan keluarga Raline dalam masalah. Kakaknya sebagai pemimpin perusahaan banyak melakukan kesalahan hingga membuat perusahaan mengalami kerugian besar dan sekarang perusahaanya di ambang kebangkrutan," jelas Rey.
Devan hanya mengela napas berat mendengar penjelasan Rey.
"Sudah biarkan saja. Tidak usah membahasnya. Aku tidak akan ikut campur."
Rey berdecak heboh.
“Wow. Astaga apa benar ini Devano Kaisar Raditya? Kau bisa mengabaikan Raline,” papar Rey tahu hubungan Raline dan Devan begitu dekat. Devan begitu perhatian pada Raline. Hanya karena hubungan balas budi Devan sebab Raline telah menemani Devan di titik terendah di hidupnya.
“Ternyata kau bisa mengabaikan Raline,” cibir Rey menatap remeh. Ya. Terkadang Rey kesal melihat sikap Devan yang begitu lunak pada Raline tidak bisa menolak keinginan perempuan itu.
“Sudah diamlah. Kau hanya membuatku bertambah pusing!” decak Devan kesal.
“Btw. Aku ingin bertanya sesuatu kecelakaanmu itu?” wajah Rey berubah serius.
“Ada apa?” Devan terlihat tak semangat membahas.
“Apakah kau pernah bertanya pada Raline tentang perempuan berliontin kupu-kupu itu?”
“Untuk apa bertanya? Apa hubungan Raline dengan perempuan berliontin kupu-kupu itu,” ketus Devan sedang tidak ingin membahas masa lalu.
“Tiga tahun yang lalu Raline orang pertama yang tahu kondisimu dan dia juga yang pertama datang ke rumah sakit. Apa dia tidak bertemu dengan perempuan yang mengantarkanmu ke rumah sakit,” jelas Rey.
“Aku mendapatkan informasi bahwa saat kecelakaan itu benar kau di antar oleh seorang perempuan. Dan mungkin itu yang kau maksud perempuan berliotin kupu-kupu,” tambah Rey lagi.
Devan menarik napas panjang.
“Aku sudah bertanya pada Raline, tapi dia mengatakan tidak melihat ada perempuan yang mengantarkan aku ke rumah sakit,” jelas Devan.
Rey terdiam dengan pikirannya.
“Sudah keluarlah kau hanya membuatku bertambah pusing.”
Rey berdecak kesal. Devan benar-benar aneh. moodnya selalu berubah-ubah.
“Van. Sebenarnya ada apa denganmu? Kau menggalau seperti orang yang .... Apa benar kau sedang patah hati?” tebak Rey.
Patah hati
Ya kini perasaan Devan adalah definisi patah hati menggalau tak karuan.
“Bukan urusanmu pergi dari sini!” usir Devan kesal.
“Ya baiklah,” ujar Rey tak ingin berdebat dengan lelaki arogan yang ada di depannya.
Rey pun bangkit dari kursi kemudian melangkah pergi namun saat tangannya meraih tuas pintu. rey berbalik.
“Oh. Iya aku menyuruh orang untuk menyelidiki dari awal kecelakaanmu itu dan ternyata banyak yang berbeda dari penyelidikan Mario. Dan aku mendapatkan kabar baik. Perempuan yang menolongmu berliontin kupu-kupu itu, benar bukan nenek tua seperti yang sering aku tebak. Perempuan berliontin kupu-kupu itu gadis cantik dan masih muda, saat itu terlihat seperti anak Sma,” terang Rey.
“Sudah aku katakan.”
“Aneh saja ada seorang gadis berkalung emas tebal, Apa dia mau ke kondangan,” cibir Rey.
“Emm. Baru itu informasi yang aku dapatkan! Aku akan melaporkan perkembangannya lagi nanti.”
Rey pun keluar dari ruangan Devan. Sementara itu setelah bayangan Rey menghilang di balik pintu.
Devan kembali termenung, untuk pertama kalinya ia sama sekali tidak tertarik dengan pencarian perempuan berliontin kupu-kupu itu. Kini hati dan pikirannya tertuju pada perempuan berseragam pelayan yang terus menari-nari di pikirannya. Membuat dadanya terasa sesak terhimpit rindu.
Like. coment
seharusnya Devan ingat donk saat ditolong pasti bau keringat atau parfum Jasmine..