Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10.
Matilda pulang dengan kesendirian nya, menggunakan sepeda motor pribadi mengiringi jalan ramai yang berlalu lalang sampai akhirnya dia berhenti di perempatan lampu merah.
Regan yang kebetulan disampingnya menyapa Matilda dengan ramah "Ketemu lagi kita" Sapa nya
"Eh Regan lu sendirian pulang?" Tanya Matilda mendalam.
"Iya kita satu arah ya pulangnya, hehe" basa-basi Regan kehilangan topik pembicaraan.
Mereka mengobrol sampai lampu hijau menyala. Setelah nya Matilda klakson ke arah Regan dengan mengendalikan kecepatan motornya duluan.
"Pah, Matilda pulang" Kata Matilda berteriak cempreng.
Pak Burhan keluar dari kamar nya setelah ada suara dari anak gadisnya.
"Gimana keadaan papah?" Matilda bertanya sambil buka kotak makan yang di belinya.
"Alhamdulillah sudah mendingan" Jawab Pak Burhan.
"Makan dulu ya pah, Matilda mau buatin teh hangat dulu sebentar" Katanya sambil berjalan ke dapur.
Kebetulan kantong teh celup nya sudah mau habis, memaksa Matilda untuk membeli teh di Indomaret.
Sambil kasih teh hangat untuk papah nya, Matilda bilang "Pah, Matilda mau ke Indomaret dulu ya, kantung teh stok nya mau sudah habis" Katanya sekaligus berpamitan.
"Iya Hati-hati" Jawab Pak Burhan.
Dengan bergaya apa ada nya, matilda masuk ke sebuah Indomaret terdekat dari rumah.
Sebelum dia pulang, nongkrong dulu di teras depan Indomaret yang sudah di sediakan meja dan kursi, sambil menelpon papahnya dia bilang mau cari angin terlebih dahulu sebelum dia pulang, biar papahnya tidak khawatir.
Membuka jajanan yang di belinya satu persatu sampai ada salah satu anak kecil menghampiri nya untuk meminta uang dibalik topeng badutnya.
Gadis itu menoleh, tidak ada kerisihan sama sekali pada anak itu, malah mendekat untuk mengajak nya berbelanja di dalam Indomaret.
Anak itu dengan bangga menuruti perintah dari Matilda, sambil di kawal Matilda anak gadis berusia 8 tahunan itu tengah sibuk memilih jajanan yang dia suka.
"Kak aku mau ini" Kata anak itu
Matilda mengangguk mengiyakan.
"Serius nih kakak mau belikan aku ini" Kata anak itu sambil memegang pringles keju berukuran kecil.
Matilda mengangguk, dia menaruh kembali pringles yang dipegang anak itu, dia mengambil yang lebih besar dari kaleng yang dipilih anak itu.
"Kalau beli yang ini lebih kenyang" Kata Matilda membuat anak gadis itu senangnya sampai mau nangis.
Matilda tersenyum merekah sambil mengelus kepala atas gadis kecil yang di bawanya masuk ke dalam.
Tak lupa juga dia memilih minuman dingin untuknya dan tambahan jajan lainnya.
Anak itu mengucapkan rasa terima kasih nya sambil menenteng plastik belanjaan berjalan meninggalkan Matilda.
Matilda kalau ada anak seperti itu rasanya ingin sekali membuat nya bahagia, apa lagi anak itu dari kalangan yang tidak punya apa-apa.
Matilda pun memilih untuk pulang ke rumah dari pada papahnya menunggu lama, dia juga membeli bumbu dan bahan masakan di Indomaret.
Sampai di rumah nya kembali, Matilda dikejutkan seseorang yang bukan lain itu Apit.
Apit menoleh setelah kedatangan nya yang sudah di tunggu-tunggu "Pulangnya kok lama banget? Ke Indomaret kan?" Sahut Apit
Matilda berdecak sebal "Bukan urusan lu" Katanya dengan wajah dingin
Apit mengerutkan kening samar "Dih lu kenapa Til?"
Perubahan sifat tiba-tiba dari Matilda membuat Apit keheranan, kemarin-kemarin masih keadaan stabil, bahkan saat pagi juga.
Semua perubahan itu setelah bertemu dan berbaikan dengan Frisca, Frisca sendiri berjanji ke Matilda untuk tidak menganggu Apit kembali, berkomitmen satu sama lain setelah saat Matilda memeluk Frisca.
Mereka berdua dari musuh kini mendadak jadi sahabat, sungguh aneh dan ada kejanggalan membuat Apit semakin bingung saat Matilda tersenyum miring tidak jelas.
"Lu kenapa tiba-tiba berekspresi seperti itu?" Tanya apit
"Muka lu kaya narji kalau dilihat-lihat" Matilda mengejek dengan dengan konyol.
"Astaga hobi banget ledek orang, tadi Limbad sekarang Narji besok-besok siapa lagi" Protes Apit
"Ya habisnya pipi lu bulet gitu" Matilda mengelak.
"Lu ada waktu ga malam ini? Gue telpon sampe gue whatsapp, lu ga respon sama sekali" Keluh Apit.
"Gue sibuk" Ketus Matilda jual mahal.
"Lu kenapa tiba-tiba jadi judes gini?" Jawab Apit
Setelah berhasil memancing kata, akhirnya disini Matilda ingin mengeluarkan unek-unek seriusnya, dia langsung menggeret apit ke samping rumah dan menjauh dari sisi papahnya.
"Kalau gue pikir-pikir kehancuran orang tua gue ini bukan salah Matilda tapi salah lu" Kata Matilda berwajah serius.
"Loh kok jadi gue?" Kata apit kebingungan
"Tadi waktu gue pelukan dengan Frisca, dia bilang kalau lu yang menyuruh teman-teman SMP untuk membully gue, sedangkan lu sendiri yang menolong gue dari bullyan itu, hal licik yang tidak mengotori tangan lu sendiri"
"Kecewa banget gue sama lu, sampai lu tega jauhin gue dari Frisca. Lu sengaja pura-pura jatuh cinta ke Frisca, sampai buat dua orang sahabat baik saling benci"
"Ternyata ayah gue benar, kalau lu orang yang jahat yang selama ini gue anggap baik!"
"Lu jangan percaya sama Frisca" Apit ingin mengelak, namun sebuah bukti membungkam mulut berbisa nya Apit
"Ini apa" Bentak Matilda sambil memperlihatkan ponsel berisi foto Apit yang sedang membayar ke siswa yang bukan lain itu pelaku yang membully Matilda saat di SMP nya.
"Foto itu dapat dari mana?" Tanya Apit dengan kemurkaan.
"Lu ga perlu tau, untuk sekarang lu pergi dari sini, gue sudah benci liat wajah kotor lu tanpa dosa ya" Amuk Matilda merajuk meninggalkan Apit sendirian disana.
Apit memperhatikan Matilda yang sudah menjauh sambil menendang botol minuman sekesal-kesalnya.
Dalam pikirannya sudah pasti yang sebar foto itu adalah Frisca, saat SMP Matilda dengan Frisca awal nya berteman biasa, lama-lama dia menjadi sahabat dekat sehingga waktu pacaran dengan Apit berkurang.
Merasa Matilda miliki nya sejak SD, Apit menganggap Frisca pengganggu waktu bersamanya, membuat dia marah sehingga membuat rencana gila sampai kebusukan nya terungkap oleh Matilda sekarang.
Apit ingin kembali kerumah, namun lebih dulu ada Pak Burhan yang menghalangi "Mau apa lu? Mau sakitin anak gue lagi!"
"Pergi lu dari rumah gue ya, atau om tidak segan-segan menghabisi mu disini"
Apit menciut dia berbalik badan berlari meraih motornya dan meninggalkan rumah Matilda.
Didalam kamar, Gadis itu menelpon sahabat kecil nya "Frisca gue sudah buat Apit marah besar gimana nih" Curhatnya.
Terdengar suara dari balik benda pipih yang sedang di tempelkan Matilda di telinga nya.
"Tuh kan sifat posesif nya masih saja ga berubah, dari dulu emang anak anjing satu itu buat kita kesal, untung lu percaya sama gue"
"Iya Frisca sorry, rasanya ada yang aneh pada diri Apit, tiba-tiba saat gue baru pindah di sekolah ini, dia malah dekatin gue lagi, kan lucu" Matilda beralibi.
"Gue kasian sama lu Matilda, terjebak cowok posesif akut kaya gitu" Jawab Frisca
JADE ( Who Stole My Virginity )