Warnin!!!
Akan jadi baper bacanya ya..😊😊
Ethan Albert Wijaya adalah laki-laki berwajah tampan dan dingin. Riana Dwi Puspita seorang sekretaris yang di pekerjakan jadi asisten pribadi Ehtan, anak bosnya Wijaya Kusuma.
Di samping untuk meneruskan perusahaannya, pak Wijaya juga menyelidiki pacar Ethan dan sahabatnya yang di duga punya hubungan khusus di belakang Ethan.
Mampukah Riana menaklukkan bosnya itu? Bagaimana bisa Riana menyebut Ethan adalah dispenser berjalan? Apakah mereka akan saling jatuh cinta?
Cuuus, kepoin ceritanya ya ....😉😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06. Jadi Asisten Pribadi
"Kamu sedang apa di sini?" tanya Ethan pada Riana heran.
"Saya sedang bicara dengan papa anda pak." jawab Riana.
"Ya, bicara apa? Bukankah kalau mau membicarakan pekerjaan itu denganku. Kenapa dengan papa?" tanya Ethan kesal.
Dia kesal sekali Riana lebih dekat dengan papanya. Apa lagi datang ke rumahnya, dia juga heran kenapa juga papanya mau menerima Riana datang.
Ethan menatap kesal pada Riana, sedangkan pak Wijaya hanya tersenyum saja melihat anaknya kesal pada Riana. Dan akhirnya dia punya ide untuk mendekatkan anaknya dengan Riana.
"Ethan, kamu tahu kenapa Riana kemari menemui papa?" tanya pak Wijaya.
"Mau apa dia?" tanya Ethan.
"Emm, dia meminta pada papa. Kalau dia mau jadi asisten pribadimu, dia meminta itu. Ya, papa setuju saja. Karena papa pikir lebih baik kamu punya asisten pribadi dari pada sekretaris kan. Dia yang akan mengingatkanmu dalam bekerja nantinya." kata pak Wijaya.
"Pak, saya belum mengatakan apa-apa pada bapak." kata Riana bingung dengan ucapan mantan bosnya itu.
Kenapa jadi seperti itu?
Ethan tersenyum sinis pada Riana, dia melihat Riana juga kesal kenapa papanya mengatakan itu. Tapi, apa benar Riana meminta jadi asisten pribadinya pada papanya?
Waah, kalau itu memang benar. Riana ingin mencari mati dengannya, dan Ethan pun tertawa senang dengan pikirannya itu.
"Kamu minta sama papa jadi asisten pribadiku? Kenapa tidak minta padaku saja." kata Ethan.
Dia ikut duduk di kursi itu. Riana menatap tajam pada Ethan, kemudian beralih pada pak Wijaya yang seolah tidak mengerti kekesalan Riana.
"Ya, Riana. Ethan pasti senang sekali kamu jadi asistennya." kata pak Wijaya menyambungi ucapan anaknya.
"Tentu saja pa, dengan senang hati aku akan menerimanya. Artinya dia akan bekerja dengan lebih keras lagi denganku, dan tentunya akan mengingatkanku juga." kata Ethan.
"Tapi, bukan itu yang akan saya bicarakan dengan bapak." kata Riana pada pak Wijaya.
"Lho, bukannya tadi mengatakan itu?"
Kali ini pak Wijaya mendukung anaknya. Dia ingin Riana yang akan menggantikan pacar anaknya yang tidak baik itu.
Tapi justru Riana jadi bingung, kenapa pak Wijaya malah mendukung ucapan anaknya. Dia mendengus kesal sekali, ternyata dia salah datang ke rumah pak Wijaya untuk mengeluhkan semua perlakuan anaknya.
"Kalau begitu, saya pulang saja pak." kata Riana.
"Lho, kok pulang?" tanya pak Wijaya heran.
"Tidak ada gunanya saya datang kesini." jawab Riana mode kesal.
"Hei, siapa bilang tidak ada gunanya? Kamu sekarang asistenku. Kamu bantu aku memindahkan barang-barangku ke mobil. Aku ingin membawa barang-barangku di kamar." kata Ethan.
"Tapi, saya bukan pembantu pak." kata Riana mulai kesal sekali pada bosnya.
"Siapa yang menganggapmu pembantu? Kamu asisten pribadiku, aku minta sama kamu. Berarti kamu harus menurut." kata Ethan lagi.
"Ck! Saya datang kemari untuk bertemu dengan pak Wijaya. Mau meminta untuk di jadikan karyawan biasa saja, tapi kenapa jadi asisten pribadi sih?!" ucap Riana lagi.
"Jangan banyak protes! Cepat bantu aku!" ucap Ethan.
Riana melirik pada pak Wijaya, dan laki-laki itu hanya menengadahkan kedua tangannya dan mencibirkan bibirnya. Tanda laki-laki tuan itu tidak mau tahu urusan anaknya dan Riana.
"Pak, tolong saya." kata Riana seperti memohon pada pak Wijaya.
"Turuti saja dulu dia, Riana. Mungkin kamu nanti bicara baik-baik padanya ya." kata pak Wijaya.
Riana diam, dia kesal juga dengan sikap pak Wijaya yang berbeda kali ini. Dulu sewaktu jadi sekretarisnya tidak seperti itu, tapi kenapa sekarang malah mendukung anaknya?
Ya, tentu saja dia membela anaknya dari pada Riana. Riana mendengus kesal, dia menunduk dalam.
"Riana!"
Riana mendongak, menatap tajam pada bosnya dan mendengus kasar. Dia akhirnya berdiri dan mengikuti kemana Ethan pergi. Pak Wijaya hanya tersenyum saja, menyilangkan kedua tangannya menatap kepergian Ethan dan Riana masuk ke dalam rumah.
Nyonya Hana keluar membawa nampan berisi kue dan air di gelas. Dia heran kenapa Riana ikut Ethan masuk ke dalam.
"Lho pa, itu Riana katanya mau ketemu papa. Mau ngobrol, kok jadi ikut sama Ethan ke dalam?" tanya nyonya Hana pada suaminya.
"Biarkan saja ma, Ethan yang minta." kata pak Wijaya.
Nyonya Hana meletakkan nampannya di meja. Pak Wijaya mengambil cemilan yang di sediakan istrinya.
_
Ethan merapikan semua barangnya, Riana menatap apa yang di lakukan oleh bosnya. Ethan menoleh pada Riana yang sejak tadi diam saja menatapnya merapikan buku-bukunya.
"Kenapa diam saja?" tanya Ethan menatap Riana.
"Anda kan sedang merapikan buku-buku sendiri, buat apa aku harus ikuti." kata Riana.
"Ck, kamu itu asisten pribadiku. Harus membantuku, kenapa diam saja. Cepat bereskan buku-buku ini, nanti lanjut beresi baju-bajuku semua." kata Ethan.
"Pak, kenapa tidak menyuruh pembantu saja?" tanya Riana.
Ethan mendengus kesal, dia mendekati Riana. Mencoba membuat gadis itu untuk menuruti apa yang dia katakan. Riana mundur ketika Ethan mendekat padanya, matanya menatap bosnya yang sedang mendekat padanya.
"Eh, mau apa pak?" tanya Riana gugup ketika tubuh Ethan memepetnya terus.
"Kamu mau bantu aku atau mau begini?" tanya Ethan.
"Tapi, jangan begini. Mundur ngga?!"
"Ngga!"
Ethan terus maju, hingga Riana pun membentur lemari. Dia lalu mendorong tubuh Ethan dan melepas dari tubuh besar itu. Tapi tangannya di tarik oleh Ethan hingga dia hampir jatuh, tapi di tarik lagi.
"Cepat kerjakan!" kata Ethan membenarkan posisi Riana.
"Ish! Iya." kata Riana kesal.
Riana pun menuju rak buku Ethan, sedangkan laki-laki itu duduk di tepi ranjangnya. Melihat Riana merapikan dengan rasa kesalnya, Ethan tersenyum sinis. Lalu mengambil buku di atas meja dan membacanya.
Riana melirik bosnya yang sedang membaca buku dengan santai. Mulutnya tidak bisa diam dengan umpatan yang tidak jelas dan terdengar di telinga Ethan. Tapi Ethan hanya diam saja, dia terus membaca bukunya, sesekali melirik Riana yang masih kesal padanya.
"Kalau sudah selesai, kamu ambil baju-bajuku di lemari. Lalu masukkan ke dalam koper." kata Ethan pada Riana.
Riana diam saja, dia terus merapikan buku-buku yang sudah rapi di tasnya. Ethan memperhatikan apa yang di lakukan oleh Riana, dan menghentikan membaca.
"Riana."
"Apa sih?!"
"Kamu dengar tidak? Bukunya sudah rapi, sekarang pindah ke lemari bajuku." kata Ethan lagi.
"Pak, tolong jangan perlakukan saya seperti ini. Saya kemari itu hanya mau bertemu dengan bapak, bukan untuk di suruh seperti ini." kata Riana mencoba bernegosiasi dengan bosnya.
Ethan berdiri, dia mendekat lagi pada Riana. Riana seperti kaget, dia melihat ke arah pintu dan berusaha untuk pergi dari kamar Ethan itu. Kamarnya besar, jadi untuk berlari dari ruangan itu butuh waktu beberapa tiga menit agar sampai ke pintu.
"Kamu mau lari dari tanggung jawab?!"
"Tapi bukan tugasku." kata Riana.
"Sekarang tugasmu. Kamu sekarang asisten pribadiku, yang mengurusi semua keperluanku dan apa yang akan aku lakukan. Kamu harus membantuku." kata Ethan.
"Siapa yang jadi asisten pribadi? Justru saya mau pindah tugas, lebih baik jadi karyawan biasa dari pada jadi sekretaris anda." kata Riana.
"Oh ya? Papaku bilang, kamu mau jadi asisten pribadiku. Jadi, aku lebih percaya sama papaku dari pada ucapanmu ini. Cepat kerjakan!" ucap Ethan.
Dia pergi meninggalkan Riana yang masih kesal padanya. Dia keluar dari kamarnya, tapi kemudian dia muncul lagi. Hanya kepalanya.
"Kamu bereskan baju-bajuku sampai selesai, sebelum selesai kamar ini aku kunci!"
Brak!
_
_
********************
makasih Thor 🙏
terus berkarya 👌
semangat 👌
tapi apakah Bu naimah tau ya klo suaminya menikah lagi🤔
bisa salah paham ibumu Riana🤦
terima resiko 🤦😁😁