Laura benar-benar tak menyangka akan bertemu lagi dengan Kakak angkatnya Haidar. Ini benar-benar petaka untuknya, kenapa bisa dia muncul lagi dalam hidupnya.
Ini sudah 5 tahun berlalu, kenapa dia harus kembali saat Laura akan menjalani kisah hidup yang lebih panjang lagi dengan Arkan. Ya Laura akan menikah dengan Arkan, tapi kemunculan Haidar mengacaukan segalanya. Semua yang sudah Laura dan Arkan rencanakan berantakan.
"Aku benci padamu Kak, kenapa kamu tak mati saja" teriak Laura yang sudah frustasi.
"Kalau aku mati siapa yang akan mencintaimu dengan sangat dalam sayang" jawab Haidar dengan tatapan dinginnya tak lupa dengan seringai jahatnya.
Bagaimana kah kisa selanjutnya, ayo baca. Ini terusan dari Novel Berpindah kedalam tubuh gadis menyedihkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tipis sekali
Laura terus berteriak tak karuan, dia tak mau didandani dengan pakaian tidur yang begitu tipis, ini sangat memalukan sekali. Apalagi dadanya juga tak dipakai kan apa-apa selain gaun tipis itu. Untungnya mahkotanya masih mengunakan CD.
"Lepaskan aku, aku tidak sudi memakai pakaian ini. Aku akan memakai kaus saja, itu lebih nyaman dan sopan aku tak ini" teriak Laura.
Tangannya dipegang oleh beberapa orang, wajahnya juga sudah dirias dengan cantik "Mana ada orang yang nyaman memakai pakaian setipis ini, akan dingin lepaskan aku, aku ingin tidur dengan pakaian tertutup ku"
"Nyonya tenang, semuanya demi anda dan Tuan memiliki bayi" ucap salah satu maid, mereka semua memang sudah diminta oleh Tuannya untuk memanggil Laura dengan sebutan Nyonya.
"Aku masih muda tidak mau dipanggil Nyonya dan aku juga hanya akan hamil dari Arkan saja calon suamiku, aku tak mau yang lain. Aku tak akan mau hamil anak Kakakku sendiri" teriak Laura kembali dengan pintu yang terbuka dengan lebar, bahkan dibuka dengan sangat kencang.
"Keluar kalian semua"
Dengan patuh, mereka keluar meninggalkan Laura dan Haidar hanya berdua saja. Ditatapnya tubuh Laura dari atas sampai bawah. Tentu saja Laura langsung menutup gunungnya. Enak saja dilihat dengan mata telanjang seperti itu.
Haidar dengan langkah lebarnya mendekati Laura, tentu saja Laura mundur dan tak mau dekat-dekat. Namun tubuhnya ditarik dengan cukup kencang dan Laura merasakan sakit karena menubruk dada bidang Kakaknya.
Dagunya diapit dengan kasar dan Kakaknya mendaratkan sebuah ciuman yang menuntut dan kasar, Laura sampai tak bisa melepaskannya, bahkan lidah Kakaknya masuk, melumat bibir kecilnya sampai terdengar suaranya, Laura malah makin terbuai namun tak bisa membalasnya, dirinya benar-benar kosong bahkan dengan Arkan tak sampai seperti ini ya maksudnya sampai ke bibir tak pernah hanya Kakaknya yang pertama.
Saat ciuman itu terlepas, seperti ada yang hilang. Laura hanya diam, ingin marah tapi dirinya menikmatinya. Serba salah memang tubuhnya ini telah mengkhianati dirinya yang menolak keras sang Kakak.
"Suka ?" tanya Haidar sambil sedikit mengejek.
"Tidak, aku tidak suka lepaskan tanganmu ini. Aku ingin ganti baju yang ada aku masuk angin memakai pakaian tipis seperti ini" ketus Laura.
"Tapi aku suka cantik dan sangat seksi"
Laura memelototkan matanya, memukul dada Kakaknya yang keras itu.
Tubuhnya langsung diangkut seperti beras seperti biasa selalu saja seperti itu "Lepaskan aku"
"Memang kamu pantas untuk diberi hukuman Laura, aku ini suamimu tapi kamu masih mengingat mantan pacarmu itu. Kamu bilang hanya ingin memilki anak dari Arkan, sampai kapanpun semua itu tak akan pernah terjadi. Didalam rahimmu itu hanya akan ada anakku saja"
"Tidak aku tidak mau, hubungan kita ini sangat salah Kak. Sadarlah, aku tidak mau membuat Ayah kecewa dengan kita"
"Ayah tak tahu kamu masih hidup Almira, tenang saja tak usah memikirkan semua itu"
"Tidak, aku tidak mau. Lepaskan aku, aku tak sudi melakukan apapun itu dengan kamu yang berhubungan dengan anak. Aku hanya ingin seorang anak dari Arkan saja"
Sebuah pintu dibuka dengan keras, bahkan saat ditutup pun dengan kaki. Tubuh Laura dilempar begitu saja di kasur yang empuk dan nyaman, namun nuansa kamar ini begitu menyeramkan serba hitam dan untungnya tidak bau kemenyan hanya wangi maskulin kesukaan Kakaknya.
"Aku tidak mau disini"
Saat Laura akan bangkit tangannya langsung diborgol di atas kepala ranjang, tak lupa Kakinya juga sama di borgol. Kaki Laura menjadi terbuka dengan lebar. Sungguh Laura malu sekali saat Kakaknya terus menatap kearah mahkotanya itu.
"Dasar tak sopan kamu, melihat yang tak seharusnya kamu lihat"
"Kenapa memangnya, kamu istriku apa yang salah, aku bebas melihat kecantikan yang tersembunyi itu, daging yang lembut dan memabukkan"
"Sialan, aku tak suka dengan kata-katamu itu" Laura mencoba untuk merapatkan kakinya tapi sangat sulit sekali gara-gara borgol sialan ini.
Haidar sendiri merangkak menindih tubuh istrinya yang cantik dan seksi. Tanpa Laura sadari pakaian tipis itu dirobek dengan sangat mudah oleh Haidar.
"Akhh, tolong siapa saja bantu aku. Aku akan diperkosa, bantu aku"
"Berteriak lah sampai kamu lelah tak akan ada yang menolong, kamar ini kedap suara tak akan ada yang mendengar teriakan indah mu itu"
Laura tercengang, teriakan indah, padahal suaranya begitu cempreng dan menyakitkan.
Laura menatap dadanya yang polos, tidak ini memang tak benar, bahan pakaian itu memang tak bagus dengan sekali tarikan langsung sobek.
Haidar dengan pelan memegang mahkota Laura dari luar, membuat Laura menjadi tegang dan merinding, lalu satu jarinya masuk dan mengusap sesuatu Laura tak inginkan. Punggungnya melengkung saat tangan Kakaknya menusuk dan membuat didalam basah.
"Lepaskan tangan kotor mu itu"
"Benarkah ingin dilepaskan ? Kalau diganti dengan yang lain bagaimana"
"Tidak"
Haidar membungkukkan tubuhnya dan mencium leher Laura sesekali juga menggigitnya membuat tanda yang banyak, melumatnya dengan nikmat membuat Laura menahan nafas tak ingin mengeluarkan suara laknat yang pernah dirinya keluarkan dan membuat Haidar menyukainya.
Mulut Haidar langsung berpindah kedua gunung Laura yang cukup besar, menyusu seperti bayi tangan yang satunya tak tinggal diam, meremas dan mencubit sesuatu yang menegang.
"Akh lepaskan aku, tidak jangan-jangan" ucap Laura dengan nafas yang tak karuan.
Namun Haidar malah makin memancing hasrat Laura, dengan cepat Haidar melepaskan semua pakaiannya. Mereka sudah tak memakai sehelai benangpun. Laura memalingkan pandangannya saat melihat sesuatu yang tegak dan panjang, sangat memalukan sekali Laura begitu malu.
Tubuh Haidar mundur dan membuka CD yang masih terpasang dengan indah dan saat Laura melihat apa yang akan Haidar Haidar lakukan langsung meronta, namun semua itu percuma, pahanya makin dilebarkan dan sesuatu menyentuh mahkotanya, Haidar benar-benar menjilatinya dan membuat Laura kalang kabut, antar nikmat dan juga tak mau menerima.
Desahannya sudah keluar, bahkan Laura tak memperdulikan lagi malunya, makin ketagihan dengan apa yang Haidar lakukan, apalagi saat Laura mendapatkan pelepasan pertamanya, tubuhnya bergetar dan sesuatu keluar dari mahkotanya.
Tubuhnya sudah sangat lemas sekali dan keringat juga sudah memenuhi tubuhnya ini, namun ternyata itu belum selesai, Haidar kembali naik dan mencium seluruh tubuh Laura, menjilatinya tanpa jijik sedikitpun.
Saat hasrat Laura sudah terpancing lagi Haidar memasukan pedangnya yang panjang dengan sekali hentakan, membuat Laura kaget dan sedikit berteriak.
"Tenang sayang, aku akan melakukannya dengan perlahan rileks dan kamu akan mendapatkan kenikmatan untuk yang kedua kalinya"
Dengan perlahan Haidar bergerak dengan hati-hati, tak ingin melukai lagi Laura. Haidar ingin Laura yang meminta nanti tanpa dirinya memaksa seperti tadi. Malam ini mereka menghabiskan waktu menikmati sesuatu yang baru untuk Laura dan juga Haidar. Malam ini begitu intim tak ada yang menganggu mereka berdua.