King Jayden Wiratama, seorang mafia berdarah dingin yang memiliki wajah tampan bak malaikat. Namun, di balik ketampanan nya itu tersimpan sesuatu yang tak di ketahui orang.
Ayyara Marshka Anggita, seorang gadis yang tak sengaja masuk dan terjebak dalam kehidupan seorang Jayden, membuat nyawa nya terancam bahaya karena musuh menjadikan Ayyara sebagai target untuk membalaskan dendam pada Jayden.
Bisakah Jayden melindungi gadis yang dia cintai itu dengan aman?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Ayyara Aneh?
"Papah.." Agnes berusaha melerai, tapi David langsung menghempaskan tangan istri nya.
"Aku tidak habis pikir, kenapa bisa punya anak seperti dirimu, Ayyara! Kamu begitu memalukan!"
"Memalukan? Aku, memalukan? Memang nya apa yang sudah aku lakukan hingga membuat papah merasa malu punya anak seperti aku?" Tanya Ayyara, dia menatap David dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Kata-kata sang ayah benar-benar menyakiti perasaan nya.
"Papah menyesal karena punya anak seperti aku, begitu?"
"Iya, aku menyesal karena punya anak seperti kau, Ayya." Ucap David.
Satu tetes cairan bening menetes membasahi pipi nya yang memerah, ini pertama kali nya dia menangis di hadapan sang ayah setelah beberapa tahun berlalu.
"Baiklah, kalau papah menyesal. Kenapa papah tidak membunuh Ayya saja? Dengan begitu, Ayya takkan membuat ayah malu lagi bukan?" Tanya Ayyara membuat David terkejut, apalagi Agnes.
"Sayang, jangan berkata seperti itu. Mama menyayangi kamu, sayang."
"Tapi papah tidak menyayangi Ayya, Ma." Jawab Ayyara dengan wajah sendu nya. Pertengkaran nya dengan sang ayah kali ini benar-benar menyakiti batin nya yang memang sudah terluka dari awal.
"Kamu bilang papah tidak menyayangi kamu, lalu untuk apa selama ini papah bekerja keras hah? Semua itu untuk kamu, Ayya. Agar kamu hidup serba berkecukupan."
"Ayya rasa, Ayya tidak butuh itu. Nyatanya, meskipun semua nya Ayya miliki, hati dan hidup Ayya terasa kosong. Serasa ada yang kurang, apa papah tahu apa yang kurang? Kasih sayang kedua orang tua." Jawab Ayyara, David terdiam begitu juga dengan Agnes.
"Ayyara capek, mau istirahat. Selamat malam, Ma."
"Ayya.." Panggil Agnes dengan nada khawatir.
"Gak usah khawatir, Ma. Ayya baik-baik saja, pukulan seperti itu takkan bisa membuat seorang Ayyara menyerah." Jawab Ayyara, gadis itu pun melangkah dengan meniti satu persatu anak tangga menuju ke kamar nya.
"Kamu lihat itu, Mas? Semua ini salah kamu, kenapa kamu tak pernah meluangkan sedikit saja waktu untuk putri kita? Kalau saja dia di limpahi dengan kasih sayang, pasti dia takkan tumbuh menjadi gadis pembangkang seperti ini, Mas."
"Diamlah, masuk ke kamar mu, Agnes." Tegas David membuat Agnes yang sudah berurai air mata menatap ke arah sang suami yang seolah tidak mempunyai hati sama sekali. Bisa-bisa nya dia terlihat biasa saja, padahal telah menyakiti putri nya?
"Jahat kamu, Mas!" Ucap Agnes, dia pun pergi ke kamar nya dan mengunci pintu nya. Dia tak sudi untuk tidur bersama pria yang tak segan-segan untuk menyakiti hati putri nya sendiri, menyakiti secara fisik dan batin nya. Ayah macam apa yang tega melakukan hal semacam itu? Sungguh, Agnes tidak habis pikir dengan suami nya. Sudah tahu salah, tapi tidak mau di salahkan. Egois memang.
Di kamar nya, Ayyara berdiri di depan cermin. Dia tersenyum kecut saat melihat bekas tamparan sang ayah membiru, rasa nya masih sakit tapi tak sesakit apa yang dia rasakan di ulu hati nya. Terasa sesak, tapi entahlah kenapa air mata nya tidak mau menetes sama sekali.
"Haaahh, aku lelah dengan semua ini." Gumam Ayyara. Tak ada yang bisa di andalkan di saat seperti ini, awalnya dia merasa tenang karena memiliki Jayden untuk tempat nya pulang, karena pria itu mengucapkan nya dengan tegas hari itu. Tapi sekarang? Entahlah, terpaksa dia kembali ke rumah yang sama sekali tidak dia sukai.
Ayyara membaringkan tubuh nya di atas ranjang, dia menarik selimut dan mencoba untuk tidur. Dia ingin melupakan semua kejadian hari ini barang sejenak, dia benar-benar lelah menjalani hari dan masalah yang seolah tiada habisnya.
Keesokan hari nya, Ayyara bersiap untuk pergi ke kampus. Dia menutupi lebam di wajahnya dengan menggunakan make up, tapi tetap saja hasilnya tidak tersamarkan dengan sempurna karena sebagus dan semahal apapun make up, tetap tidak bisa menutupi dengan sempurna.
Ayyara turun ke bawah, dia melihat ibu nya tengah sibuk di dapur, disana juga ada sang Ayah yang terlihat fokus membaca koran.
"Selamat pagi, Ma." Sapa Ayyara sambil mengecup singkat pipi kanan dan kiri sang ibu.
"Pagi, sayang. Mau kuliah?"
"Iya, Ma. Ayya ada dua kelas hari ini, Ayya pamit dulu ya."
"Gak sarapan dulu?"
"Enggak, Ma. Gak mood, kalo gitu Ayya pergi dulu ya." Ayyara pun pergi dari rumah tanpa sarapan terlebih dulu, padahal biasa nya gadis itu tak pernah melewatkan sarapan sekalipun. Karena, saat-saat itulah dia bisa bersama kedua orang tua nya. Tapi sekarang? Seperti nya Ayyara terlanjur muak. Gadis itu memilih sarapan bubur di pinggir jalan.
Setelah menghabiskan sarapan bubur nya, Ayyara pun kembali melajukan kendaraan nya ke kampus. Dia memarkir mobil nya di parkiran khusus dan masuk ke kelas, tanpa memperdulikan apa yang ada di sekeliling nya.
"Hai gays.."
"Ehh, Ayya. Hai, selamat pagi." Sapa Gita sambil tersenyum.
"Kok muka nya kusut gitu, kenapa? Berantem ya sama si sugar Daddy?"
"Diem, lagi gak mau bahas orang itu. Gue males." Jawab Ayyara, membuat teman-teman nya saling melempar tatapan keheranan, tak biasa nya Ayyara yang terkenal ceria itu masuk ke kelas dengan keadaan murung seperti ini. Tentu nya itu terasa aneh bagi Ayyara yang biasa nya selalu tampil dengan senyum manis dan fositif vibes nya. kira-kira, apa yang terjadi dengan Ayyara? Mungkin itulah yang saat ini memenuhi pikiran teman-teman Ayyara.
.....
🌻🌻🌻🌻🌻