Hai, kenalin aku Ririn, seorang perawat di salah satu RS ternama, suamiku seorang kepala kelasi di kapal, yaaaa.. jadi istri seorang pelaut yang sering di tinggal berlayar oleh suaminya itu sekarang aku. Saat suamiku pergi untuk berpamitan aku selalu berfikir amankah dia jangan jangan banyak wanita yg menggodanya.. Ahhh pikiranku kemana mana. Sampailah di titik kumpul dimana banyak teman dan rekan kerja suami disana yang jadi sorotan adalah ada dua wanita dengan tubuh yang seksi menghampiri kami, dan dengan pd nya dia cipika cipiki dengan suamiku. Mereka tampak sangat akrab lalu memberikan ucapan selamat atas pernikahan kami..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evy Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf Mas Frans
Malam itu, pikiranku tak bisa tenang. Suami tanpa memberi kabar keadaan ini membuatku tak bisa fokus sama sekali.
Jam 11 malam akhirnya waktunya pulang, pergantian shift dengan yang jaga malam. Aku menuju ke parkiran di basement Rumah Sakit.
Suasana benar - benar membuatku merinding, sepi dan sunyi hanya tinggal beberapa mobil aja yang tersisa.
Ya karena sebagian temanku memakai motor jadi kami pulang dengan arah yg berbeda, aku yg sedang berjalan ke mobil, melihat kanan kiri "kenapa nggak ada orang ya, sepi amat.!" Aku segera bergegas masuk ke dalam mobil.
Ku nyalakan mesin mobil dan lampu dalam, ku taruh tas jinjingku di jok samping.. Ku ambil ponselku berharap ada notif dari mas frans...
Tak lama ada pantulan lampu mobil dari belakang yang menyilaukan.
Bimmm... Bimmm... (Suara klakson mobil di bunyikan)
Kulihat mobil Loniq menghampiriku, tak asing dengan mobil ini..
Ini adalah mobil listrik milik Dokter Bagas, ia justru menghampiri dan parkir di depan mobilku..
Dia membuka kaca jendela mobilnya "rin ayok pulang, biar aku kawal takut di gondol setan di persimpangan." Ucapnya dengan tertawa
"Duluan aja dok, aku pulang sendiri aja" Jawabku
"Yaudah kalo gak mau aku anter. aku mau disini aja nungguin kamu keluar dulu" Ujarnya masih dengan mobil yang menghalangiku
"Awas minggir dok, gimana mau keluar orang di tutupin gini jalannya.!" Jawabku dengan kesal
"Cieee, marah - marah terus ini ririn istrinya orang. Yaudah monggo duluan mbak ayu" Jawabnya dengan memundurkan mobilnya
Tak lama aku gas mobilku dan bergegas keluar dari parkiran
Begitu juga sorot lampu mobil Dokter Bagas yang mengikuti di belakang. Harusnya kami berpisah di persimpangan jalan karena Rumah kami tidak searah, ku lihat dari kaca spion mobilku, mobil Ioniq hyundai itu masih mengikutiku. "Apa sihhh maksud dokter ini, ngikutin aku" Ucapku dengan kesal. Ku pacu mobilku dengan kencang karena malam ini jalanan sudah sepi,
Mobil berhenti karena lampu merah di perempatan jalan, tak lama mobil Dokter Bagas berhenti di sebelahku,. Di buka kaca jendela mobilnya "Rin, jangan kebut - kebutan bahaya. Pelan aja. kalo takut biar aku anter sampe rumah dengan selamat. Kalo malam biasanya banyak preman." Teriak dokter bagas ke arahku
"Ngapa sih dokter ngikutin aku terus, aku udah bisa pulang sendiri malem - malem." Ucapku dan kembali memacu mobilku karena lampu sudah hijau..
Tak lama ada suara brakkkk.....!
Suara benturan mobil.....
Seketika aku kaget dan ku injak pedal rem, mobilku berhenti ku pastikan itu bukan Dokter Bagas, aku khawatir jika itu dia..
Kembali aku putar balik menghampiri kecelakaan tersebut..
Mobil Dokter Bagas juga berada di lokasi tapi aman, ternyata Dokter sedang membantu pengendara motor yang sedang kecelakaan di jalan barusan..
Aku bergegas turun menghampiri dokter.. "Kenapa ini dok" Melihat dokter membopong seorang ibu - ibu yang berlumuran darah. Lokasi sudah ramai di kerubungi orang.
"Tolong ambilkan kotak P3K di dalam mobilku rin,!" Dokter berkata kepadaku.
Segera aku berlari ke mobil dokter bagas, ku buka pintu depan mobil. awal yang sangat kaget terdapat foto kami berdua yang tergantung di rear view mirror mobilnya..
Tak lama ku ambil kotak P3K yang selalui ia simpan di Kompartemen mobil miliknya
"Ini dok" Dengan ku berikan P3K ke dokter.
Kulihat dokter memberikan pertolongan pertama untuk ibu tersebut yang sudah tak sadarkan diri. "Segera telepon ambulan rin,"
Ku telepon segera Rumah Sakit, dan dokter sesekali menghubungi polisi.
Ku lihat anak ibu itu yang terus menangis melihat ibunya yang berlumuran darah. Dokter Bagas menghampiri anak tersebut ku lihat dia menggendongnya dan mendekatkan ke ibunya yang sedang pingsan. Orang - orang yang menghampiri di tempat kejadian ini mengamankan pengendara mobil yang tampak baik baik saja..
Tak lama ambulan dan polisi datang, Aku hanya diam dan melihat, dokter bagas yang menyerahkan semua kejadian ini kepada polisi dan menyerahkan korban ini ke tenaga medis yang ada.
Dokter Bagas menghampiriku yang masih lemas melihat kejadian kecelakaan ini. "Kenapa rin" Dengan mengusap kepalaku yang masih tertutup kerudung
"Hah, nggak papa dok cuma kaget aja" Ucapku
"Nggak papa, bukan aku kok yang kecelakaan. Udah malem ayok pulang istirahat biar aku anter sampe depan komplekmu biar aman." Ucap dokter bagas sambil membantu aku untuk berdiri.
Baju dokter yang berlumuran darah, membuatku kasian kepadanya.
"Dokter pulang aja, aku nggak papa pulang sendiri dok. Itu darah dimana mana. Segera pulang dan mandi" Ucapku dengan nada halus penuh perhatian.
"Iya nanti aku pulang setelah nganter kamu bener bener selamat sampai rumah. Aku ga akan mampir kok.. Takut di tonjok in suamimu hahaha" Ucap dokter sambil tertawa ringan
"Yaudah dok, manut aja"
Kami kembali ke mobil masing - masing.. Dan benar dokter bagas mengikutiku sampai di depan komplek perumahanku..
Dengan membunyikan klaksonnya sesekali kamipun berpisah..
Sampai rumah ku temui hanya ruangan yang sepi, tanpa ada yang menyambut, lampu pun masih padam..
Dengan lemas aku berjalan menuju kamar, ku letakkan tas ku bawa..
Masuk ke kamar mandi, hanya untuk cuci tangan, kaki, dan muka karena malam ini terasa dingin ketambahan seperti tidak punya tenaga.. Ganti pakaian lalu ku rebahkan diriku ke atas ranjang..
Ku buka ponselku tak kuda pati pesan dari mas frans..
"Huh kebiasaan deh ga pernah sempetin buat kasih kabar" Ucapku
Aku scroll ponselku, sesekali ku kirim pesan kepada suamiku "yang, udah berlayar atau belum, kok nggak kasih kabar ke aku.? Aku nungguin. Semoga baik - baik aja selamat bertugas sayang. Sampai ketemu lagi." Tulisku dalam pesan singkat itu.
Berharap mas frans membalas pesanku saat itu juga..
Pesan terkirim ada centang dua, pertanda pesanku masuk dan ada sinyal dong..
Ku beranikan telepon mas frans saat itu, entah keberanian darimana.. Karena aku bukan tipe wanita yang suka telepon duluan, gengsi biasanya mas frans dulu yang telepon duluan..
Panggilan Berdering hanya butuh waktu berapa menit mas frans lalu mengangkat telepon dariku.. "Hallo," Ucapnya
Ku dengar suaranya berat, seperti habis bangun tidur
"Hallo yang, aku gak ganggukan.?" Tanyaku
"Hah, nggak yang. Kenapa yang telepon gak biasanya kamu telepon aku duluan." Jawabnya
"Yakan khawatir yang, kamu ga ngasih aku kabar dari kamu berangkat."
"Iya sayang maaf capek banget, mana banyak kerjaan juga" Jawabnya dari balik telepon
Sesekali aku mendengar suara nyanyian wanita dari kejauhan seperti di kamar mandi karena ada gemericik air terdengar.
"Yang, kamu sama siapa?" Tanyaku curiga dengan suara itu
"Hah sendirian aja yang kenapa?" Tanya suamiku kembali
"Aku ko denger ada suara cewe nyanyi ya, kaya lagi mandi terus nyanyi nyanyi gitu.. Kamu sama cewe ya" Jawabku dengan curiga
"Yakan mulai, fikiranya yang nggak nggak.. Mungkin suara dari kamar sebelah yang. Kan ini di kapal to sayang.. Kapal pesiarkan ga cuma aku yang tidur di sini" Suamiku berusaha menjelaskan.
"Emmmm boleh vc gaksih yang bentar aja, aku kangen." Jawabku untuk memastikan
Panggilan di alihkan ke Video Call
Ku lihat mas frans bersandar di pinggi ranjang, dengan telanjang dada.
"Ko ga pake baju yang,?" Tanyaku semakin curiga
"Habis mandi sayang, kan aku habis piket jaga tadi" Ucapnya
"Ko aku lihat, ini bukan di cabin ya yang ga kaya biasanya" Tanyaku masih dengan kecurigaanku
"Yaa ampun yang, sedetail itu kamu masih curiga sama aku.! Nih liat nihhhh. ( dia mengarahkan kamera ponselnya di sekeliling). Udah puas, aku lagi di kamar stateroom, kabinku lagi di benerin karena ada yang rusak." Ucapnya
"Iya ihhh kamarnya bagus kaya di hotel ya yang." Jawabku dengan melihat suamiku
"Udah ahhh kalo curiga ga percaya sama aku, aku udah jelasin lo yang kamu tetep gak percaya. Namanya juga stateroom ya pasti kaya kamar hotel yang, kan ini kapal pesiar bukan kapal nelayan." Jawabnya dengan muka jutek.
"Iya iya aku percaya, maaf udah curigaan namanya juga istri di tinggal jauh dari suami ya pasti pikiranya ga tenang to yang." Jawabku memberi pembelaan
"Yaudah, jangan curigaan aku disini kerja sayang buat kita. Doain aja yang baik bail dari sana.. Aku lagi capek di tambah kamu telepon cuma mau berdebat aja makin aku jadi tambah kesel yang." Jawabnya
"Yaudah maaf, udah ganggu kamu istirahat.. Di matiin aja. Assalammualaikum". Jawabku dengan hati yang dongkol.
" Nah nahkan malah marah, harusnya aku yang marah lo ini yang. Yaudahlah terserah aku yang. Aku lagi capek. Waalaikumsalam"
Telepon di matikan..
Tak terasa air mataku langsung jatuh membasahi pipiku.
Ini baru malam pertama aku di tinggalnya, gimana nanti dua bulan ke depan, aku sanggup atau tidak Yha Allah.
Aku menangis sesenggukan di tengah malam..
Ku luapkan perasaanku dalam sebuah tulisan di buku dearyku.
Disanalah tempat pelampiasanku tersalurkan.
" Ririn, jangan rapuh!
Jangan biarkan air mata membeku di pipimu.
Kamu telah melampaui beberapa masa sulit dan menyedihkan, bukan?
Dan bukankah kamu kuat melewatinya. Basuh rasa sedih dan air matamu rin, senyapkan dalam bentuk doa kepada-Nya.
Ririn,! Karena kamu yang di pilih maka kamu akan kuat dan mampu menjalaninya.
Ya, pelangi yang indah tercipta dari panasnya matahari berpadu dengan terpaan badai dan hujan. Dan semoga aku selalu bersabar."
Tulisku dalam buku dearyku untuk meluapkan segala yang men9,gganjal di dalam hati. Merasa jadi orang yang paling ter sakit di muka bumi.
Walau sebenarnya aku juga salah sudah memperkeruh keadaan sebelumnya.
Maaf mas frans... Ucapku dalam hati
Bersambung...