Ibu Untuk Ciara

Bisma sedang berada di ruangannya bersama dengan Ciara. Ciara sedang asik dengan beberapa bonekanya sedangkan Bisma ia sedang duduk di kursi kebesaran nya.

" Apakah perkataan aku tadi keterlaluan ya kepada dokter Dhena ? Padahal dia yang menolong Ciara " gumam Bisma sambil memainkan balpoin di tangannya.

Entah mengapa kejadian tadi membuat Bisma menjadi kepikiran.

Bisma lalu menoleh ke arah Ciara.

" Papa.. Aku mau beli boneka lagi yang warna pink ya " ucap Ciara.

" Iya sayang nanti Papa belikan ya " balas Bisma.

" Pa.. Sudah besar aku mau jadi dokter, seperti Tante Dokter tadi " ucap Cia polos.

" Hmm.. Mau jadi dokter ? Kenapa mau jadi dokter ? " tanya Bisma menghampiri Cia.

" Agar bisa mengobati luka " ucap Cia.

Bisma tersenyum.

" Iya sayang, kamu boleh menjadi dokter nanti jika sudah besar " ucap Bisma.

" Oya Pa.. Kenapa Papa tadi seperti marah kepada tante dokter ? " Tanya Ciara tidak terduga.

" Hmm.. Euhh.. Nggak kok, Papa nggak marah " ucap Bisma salah tingkah.

" Padahal kan tante dokter baik Pa, aku mau deh main lagi sama tante dokter.. Kita udah temenan loh Pa.. " balas Ciara.

" Ciara dengar Papa.. Tante dokter itu dia sedang bekerja, jadi tidak bisa mengajak kamu lama-lama bermain " Bisma menjelaskan.

" Tapi nanti kapan-kapan aku boleh kan Pa.. Main lagi sama tante dokter " ucap Ciara lagi.

Bisma menghela nafas dalam.

" Iya boleh " Bisma tersenyum mengelus rambut Ciara.

Ciara kembali bermain dengan boneka-boneka nya, sedangkan Bisma ia kembali teringat perkataan orangtuanya tempo hari.

" Ciara sepertinya sangat bahagia sekali saat bersama dokter Dhena tadi, Cia ini memang membutuhkan sosok seorang Ibu tapi baru kali ini Ciara begitu bahagia dan akrab dengan wanita lain " batin Bisma.

Ia mengusap kasar wajahnya, menyenderkan tubuhnya kesenderan kursi.

...----------------...

Acara kegiatan dalam rangka ulang tahun Natural Corporindo masih berlangsung. Bisma dihubungi Jerry untuk segera kembali ke aula gedung utama dimana akan dilaksanakan pemberian hadiah kepada para pemenang.

" Sayang.. Papa akan kembali ke tempat acara tadi, kamu mau ikut Papa atau disini ditemani Tante Yola ? " tanya Bisma kepada Ciara.

" Aku ikut Papa "

" Ya sudah ayo " Bisma menggandeng tangan mungil Ciara.

Di Perusahaan pun tidak banyak yang tahu jika Ciara adalah putri dari anak pertama Waluyo Wirasastra yang sudah almarhum, yang mereka tahu Ciara adalah anak dari Bisma kecuali Jerry, Jerry mengetahui semuanya namun bukan kapasitas ia untuk memberikan penjelasan kepada orang-orang yang bertanya mengenai siapa Ciara sebenarnya.

Bisma dan Ciara turun menaiki lift menuju aula gedung utama. Keadaan masih sangat ramai oleh karyawan, beberapa karyawan yang mengikuti perlombaan sedang menunggu hasil yang akan dibacakan oleh pembawa acara.

" Untuk Lomba tumpeng.. Dengan skor delapan ratus dua puluh dimenangkan oleh ........ Tim Divisi Ekonomi "

Sorak Sorai karyawan terutama dari Divisi Ekonomi karena memenangkan juara menghias tumpeng.

" Baik kepada perwakilan atau ketua Tim nya silakan maju ke depan dan dengan hormat kepada Bapak Bisma Wirasastra berkenan untuk memberikan hadiahnya " ucap pembawa acara.

Jerry yang berada di samping Bisma, mengingatkan Bisma untuk maju ke depan.

" Pak Bisma.. Silakan ke depan " ucap Jerry.

" Oh ya "

" Ciara.. ayo " Bisma kembali menggandeng Cia menuju ke depan acara untuk memberikan hadiah kepada pemenang.

Di sudut lain Dhena, Alya dan Sari sedang berada di aula yang sama, mereka bertiga ikut menghadiri kegiatan di aula selepas pekerjaan nya di klinik tadi.

" Selamat ya " Ucap Bisma kepada perwakilan Divisi Ekonomi saat memberikan hadiah.

Ciara yang dengan setia selalu berada di samping Papa nya membuat para karyawan mengalihkan fokus nya kepada Ciara.

" Anak Pak Bisma cantik ya "

" Iya lucu banget, tapi sayang masih kecil udah ditinggal Mama nya "

" Mama nya emang kemana ? "

" Gak tahu kemana, pergi meninggalkan Pak Bisma atau bercerai, beritanya gak jelas "

Karyawan yang hanya mendengar informasi tidak tuntas dan simpang siur, selalu berkesimpulan sendiri.

" Dok, ternyata anak kecil itu anak dari Pak Bisma ya ? " tanya Sari.

" Hmm.. Oh iya Sar " Dhena tersenyum menjawab pertanyaan Sari.

Sari dan Alya tidak tahu kegaduhan yang tadi terjadi, Bisma membentak nya hanya karena ia membawa Cia jajan es krim.

" Hmm kalo inget kejadian tadi kesel juga, padahal aku gak niat jahat loh Pak Bisma yang terhormat, malah anaknya aja happy banget sama aku.. tapi aku malah kena semprot.. " Batin Dhena.

Disaat yang bersamaan Alya menyenggol tangan Dhena, membuat Dhena tersadar dari lamunannya.

" Dok, itu anak nya Pak Bisma dari tadi dadah terus ke arah dokter " ucap Alya.

" Mana ? "

" Itu dok "

Pandangan Dhena memfokuskan kepada Ciara benar saja, Ciara mengarahkan senyum kepadanya.

Dhena pun membalas senyuman Ciara lalu melambaikan tangan tidak terlalu tinggi kepada Ciara.

Di sisi lain Bisma yang melihat Ciara memberikan senyum manis nya kepada Dhena, hanya bisa ikut tersenyum kecil.

🌷🌷🌷