Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sofia
Sudah beberapa hari ini Adi selalu menelpon Sofia dan memintanya untuk menginap di rumah dengan alasan sakit Adi meminta Sofia mengajak Angga menginap di rumahnya. Sofia tidak berani mengatakan iya karena dia tahu kalau suaminya tidak ingin berada di rumahnya, karena di sana ada Inggrid.
Sore itu Sofia yang sudah selesai dengan pekerjaannya dia membuatkan segelas teh hangat untuk sang suami, Sofia adalah wanita yang begitu luar biasa, dia selalu mendahulukan suaminya di atas segalanya.
"Ada apa, kenapa wajahmu seperti itu sayang?" tanya Angga ketika melihat Sofia seperti memikirkan sesuatu.
"Tadi Ayah terus menelepon mas, ayah bilang Kita disuruh untuk menginap di sana." jawab Sofia.
Angga yang ingin makan itu pun langsung meletakkan sendoknya, dia menggenggam tangan istrinya kemudian tersenyum. "Mas kan sudah bilang kalau mas tidak mau pergi ke tempat ayah, bukan karena apa-apa, tapi karena mas tidak mau ke sana." jawab Angga. kalimat yang dia ucapkan itu begitu dan dia sudah mengatakan tidak ingin pulang ke rumahnya.
Sofia ingin mengatakan sesuatu namun angka langsung mengangkat tangannya, tanda dia tidak ingin melanjutkan perkataan apapun mengenai pulang ke rumahnya. seketika Sofia menutup mulutnya, dia tidak ingin rumah tangganya mengalami masalah karena hal ini.
Setelah hari itu Sofia tidak mengatakan apapun lagi karena Angga sudah mengatakan dia tidak ingin membahasnya, Sofia sendiri harus menghargai apa yang dikatakan oleh suaminya. beberapa hari kemudian salah satu pelayan yang ada di rumah Adi datang ke rumah Angga, Dia memberi kabar kalau Adi sakit. Sofia yang mempunyai banyak pekerjaan dia tidak berani untuk menelantarkan pekerjaannya dia akhirnya memilih untuk pulang pergi ke tempat Adi untuk merawatnya.
Sedangkan Angga sendiri, mau tidak mau dia harus pergi ke tempat ayahnya walaupun dia tidak ingin melihat Inggrid. Sore itu Sofia berpamitan untuk pulang terlebih dahulu karena dia harus mengemasi beberapa barang untuk diantar besok pagi, sedangkan Angga Dia masih berada di rumah ayahnya untuk menjaganya.
Inggrid yang hendak masuk ke kamar Adi nampak dia berdiri di depan pintu kamar, tiba-tiba saja Inggris nampak tersenyum saat melihat Angga yang sedang membantu ayahnya duduk.
"Ternyata kalau dilihat dari segimanapun Angga memang sangat tampan, tubuhnya begitu perfect dengan tonjolan-tonjolan yang menggairahkan." ucap Inggris sembari menggigit jarinya.
"Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa ayah bisa sakit seperti ini? ayah kan biasanya selalu menjaga kesehatan?" tanya Angga. Dengan begitu telaten Angga membantu ayahnya, Angga merapikan baju juga rambut Adi.
"Ya bagaimana lagi, Ayah kan kecapean apalagi kamu tidak mau mengurus perusahaan ayah." jawab Adi.
"Aku lebih suka bekerja di tempat lain Ayah, aku tidak ingin dibilang sebagai parasit yang bergantung pada Ayah." ujar Angga.
Tak berselang lama Inggrid masuk ke dalam kamar, dia seperti seorang wanita yang begitu perhatian kepada suaminya, dia meletakkan teh hangat dengan bubur yang masih mengeluarkan sedikit kepulan panas.
"Mas makanlah dahulu, aku akan menyuapimu." ucap Inggrid yang kemudian menyendok bubur dan meniup nya agar dingin.
Angga yang berdiri di samping Adi nampak dia terus memperhatikan Inggrid yang wajahnya benar-benar membuat Angga tidak suka. "Aku yakin wanita ini tidak merawat ayahku dengan baik, lihatlah Ayah sekarang sampai sakit seperti ini." gumam Angga dalam hati.
Sesekali Inggrid melirik Angga yang nampak bersikap begitu dingin padanya, wajah Angga yang sedikit dipenuhi jambang itu membuat Inggrid malah tersenyum. "Setelah pria ini mati aku pasti akan membuat pria ini bertekuk lutut padaku, Angga benar-benar begitu menggairahkan. Dia terlihat begitu mempesona." gumam Inggrid dalam hati sembari menyuapi Adi. matanya terus mencuri pandang ke arah Angga yang kemudian hendak pergi untuk mengambil air.
"Aku keluar sebentar, Ayah. Aku mau menelpon istriku juga mau mengambil air sebentar." ucap Angga.
Adi menganggukkan kepalanya, melihat itu Inggrid bergegas berdiri dia berpura-pura akan mengambil sesuatu. "Oh ya mas, aku mau mengambil air dulu." ucap Inggrid.
"Oh ya, bawakan aku buah apel dan jeruk." pinta Adi.
"Iya." jawab Inggrid.
ketika Angga berada di dapur, Inggrid berdiri sembari tersenyum, namun sesaat kemudian tiba-tiba dia berpura-pura terjatuh. "Aduh..," ucap Inggris yang berpura-pura terjatuh dia kemudian memegang kakinya sembari berakting merintih kesakitan.
"Ada apa nyonya?" tanya salah satu pembantu.
"Entahlah, kakiku tadi seperti keseleo." jawab Inggrid.
"Makanya hati-hati nyonya, sini aku bantu." kata pembantu.
Melihat Angga tidak bereaksi sama sekali Inggrid malah memikirkan sesuatu yang sedikit lebih berani. "Kakiku sakit, aku tidak bisa berdiri." ucap Inggrid.
"Lalu, aku harus bagaimana nyonya? aku tidak bisa membantumu masuk ke dalam kamarmu." ucap pembantu.
"Oh ya Angga, bisakah kamu membantuku? tolong bawa aku masuk ke kamar." pinta Inggrid Angga tidak bergeming dia mengambil segelas air mineral kemudian bergegas pergi dari tempat itu.
"Maaf aku sedang sibuk, cari pekerja pria untuk membantunya." jawab Angga yang kemudian berlalu pergi.
"Dasar brengsek, aku benar-benar tidak bisa berfikir. Sebenarnya apa yang ada di otak pria itu, aku cantik dan aku menggairahkan tapi kenapa dia tidak melirik ku sama sekali." ucap Inggrid dalam hati.
Karena tidak dihiraukan oleh Angga mau tidak mau akhirnya Inggrid berdiri sendiri, dia nampak terlihat begitu kesal kemudian menyuruh pelayan untuk meninggalkannya.
*Bersambung*
*Terima kasih atas dukungannya, semoga kalian suka dengan novelku. Jangan lupa baca novelku yang lain.
*Isteri bar-bar bos mafia*