seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Rihan yang melihat situasi yang semakin memanas pun berusaha untuk menengahi pertengkaran antara Ibu dan istrinya. Dia gak mau rencana nya gagal.
"Sudahlah Bu, Ibu jangan bilang begitu, Bagaimanapun sekarang Kanya adalah istri ku. Jadi Rihan minta Ibu jangan bandingkan lagi Kanya dengan Niela. Niela hanya masalalu Rihan Bu. " Ucap Rihan sambil mengedipkan ngedip kan matanya kepada Ibunya, agar menyudahi masalah ini.
"Sudah yuk, Kanya kita ke kamar saja. Kamu pasti lelah." Kata Rihan dengan lembut.
Sedangkan Sarah, Niela dan Bu Ratih kembali duduk di sofa.
"Kanya gak sopan sama sekali ya sama ibu?" Niela mencoba menjadi kompor agar Bu Ratih semakin benci pada Kanya.
"Iya Nil, Dia itu memang begitu. Mentang gulo ini rumahnya jadi dia seenaknya begitu. Kalau bukan karena rencana Rihan Ibu males berpura pura baik dengan dia.
"Sudah Bu, udah marahnya. Nanti darah tinggi Ibu naik." ucap Sarah mengingatkan.
"Iya, Ibu harus menjaga kesehatan Ibu." Kata Niela memberikan perhatian pada Bu Ratih.
"Iya Nil, Terima kasih Ya Nil, Kamu perhatian sekali sama ibu. Ibu pasti senang sekali kalau kamu yang jadi menantu Ibu."
"Sama Bu, Niela juga senang kalau menjadi menantu Ibu. Ya sudah ayo kita makan Bu, tadi Niela beli makanan." ajak Niela.
"Ibu sampai lupa kalau kamu belum makan. Pasti kamu sudah lapar ya?.Maaf ya Nak gara gara Kanya Ibu jadi lupa kamu belum makan." Ucap Bu Ratih.
"gak apa-apa Bu, Nela bisa memaklumi nya."
"Ayo kita siapkan makanan nya. Sarah kamu panggil Kakak mu untuk makan sama sama.!" Ucap Bu Ratih.
"Apa gak ganggu mereka Bu," Kata Niela.
"sudah tidak apa apa, kamu tenang saja. Sudah sana Rah, panggil Kakak mu, " Kata Bu Ratih.
"iya Bu " jawab Sarah. Sarah pun memanggil Kakaknya untuk makan.
Tok Tok Tok
"Kak....Kak Rihan...di panggil ibu untuk makan." Kata Sarah .
"Iya kamu kesana dulu. Nanti Kakak dan Mbakmu nyusul." Ucap Rihan.
Sarah pun meninggal kan kamar Kakaknya.
"Kanya, ayo kita makan dulu." Ajak Rihan.
"Mas saja yang makan, Aku gak selera makan" Kata Kanya.
"Kenapa Kanya? Apa kamu masih marah sama ibu? Kalau begitu Mas minta maaf atas ucapan Ibu tadi." Kata Rihan.
"Tidak mas, Aku tidak selera saja. Jadi Mas gak perlu minta maaf. Mas cepat nyusul sana dari pada ibu marah lagi nanti." Kata Kanya.
"Ya sudah, Kalau begitu Mas makan dulu ya."
" Ya Mas." Jawab Kanya singkat.
Kini Rihan sudah sampai di meja makan.
"Istri Mas mana? Kok gak ikut makan." Tanya Niela.
"Katanya lagi gak nafsu makan"
"Sudah biarkan saja dia, tidak perlu mikirin dia. Sekarang kita makan saja." Ucap Bu Ratih.
"Kalau makan begini serasa keluarga Cemara deh, keluarga harmonis gitu." celetuk Sarah.
"Iya apalagi kalau di tambah ada cucu.' kata Bu Ratih.
"Emang Mas Rihan belum punya anak?" Tanya Niela.
"Belum Nil, padahal ibu itu sudah pingin banget gendong cucu." Ucap Bu Ratih.
"Apa mas Rihan dan Kanya menunda punya anak?" Tanya Niela.
"tidak kok, kalau Mas malah pingin banget punya anak secepatnya.' Kata Rihan.
"Kanya mandul makannya sampai sekarang mereka belum punya momongan."kata Bu Ratih.
"Kanya mandul? Pantas saja gak bisa punya anak. Kalau mas nikah sama aku, aku akan memberikan banyak anak " kata Niela.
"Makanya kalian cepet nikah. Kalau perlu nikah sirih dulu." Bu Ratih memberikan usul.
"Wah, boleh juga itu, benar apa yang dikatakan Ibu mas. Kita nikah sirih saja dulu. Bagaimana menurut kamu sayang?" Tanya Rihan pada Niela.
"Kalau aku ikut mana baiknya Mas Rihan saja ." Kata Niela.
"Bagus kalau kalian setuju. Bagaimana kalau seminggu lagi alian menikah." Kata Bu Ratih.
"Nikah? Siapa yang nikah Bu? Tanya Kanya yang datang secara tiba-tiba.
Mereka semua yang ada disana terkejut, sekaligus takut kalau Kanya mendengar pembicaraan mereka.
"Oooo ..Ehmmmm i..itu anak saudara Ibu yang akan menikah." Jawab Bu Ratih tergagap.
"Oooo." Kanya hanya ber Oh saja sambil mengangguk.
Padahal Kanya tahu pembicaraan mereka.
"Kamu mau ikut makan Kanya? Ini tadi Niela belikan banyak makanan." Tanya Rihan basa basi.
"Iya Mbak Kanya, ayo ikut makan bersama." Ucap Niela.
"Terima kasih atas tawarannya, tapi aku kesini hanya mau ambil minum karena haus. Mantan kamu masih disini Mas? Aku kira sudah pulang." Kata Kanya.
"Tadi aku mau pulang kok, tapi Ibu ngajak makan bersama." Jawab Niela.
"Iya bener tadi ibu yang mencegah dia pulang dulu. Ibu masih kangen sama Niela. Karena sudah lama tidak bertemu.
"Rupanya begitu, Kalau begitu aku mau ke kamar lagi. Dan jangan lupa selesai makan piring langsung di cuci." Ucap Kanya . Lalu Kanya melangkah kaki nya meninggalkan mereka semua..
Mereka merasa lega karena Kanya tidak mendengar pembicaraan mereka. Padahal Kanya sudah mendengar dan pura pura tidak mendengar.
"Huffft, Untung saja tidak ketahuan."Kata Rihan.
"Iya, Ibu juga sudah deg degkan tadi." Kata Bu Ratih.
"Setelah ini aku pulang ya Bu" Kata Niela.
"Kok buru buru pulang Nil, Ibu kan masih kangen."
"Biar Istri Mas tidak marah marah lagi Bu,"
"Benar juga, kalau begitu kamu pulang pakai apa Nil?"
"Nanti aku pesan taxi online saja Bu."
"Jangan, nanti biar Rihan saja yang antarkan kamu pulang." ucap Bu Ratih.
"tidak usah Bu, Niela tidak mau merepotkan Mas Rihan Bu, apalagi Mas Rihan baru pulang kerja." Niela menolak hanya di mulut saja. dalam hatinya berharap Rihan mau mengantar dia pulang, Niela ingin Rihan memprioritaskan dia daripada Kanya..
"Tidak ada yang merasa di repot kan kok, Han, kamu bersedia kan mengantar Niela pulang? Tanya Bu Ratih pada Rihan..
"Tapi apa istri Mas Rihan tidak marah Bu? Bagaimana jika Istri Mas Rihan marah marah lagi ke Ibu, karena Ibu nyuruh suaminya ngantar aku pulang.?"
"Santai saja, Kanya tidak akan berani marah marah lagi pada Ibu. Kamu tidak usah khawatir Nil. Han, Bagaimana kamu mau kan ngantar Niela pulang? "
"Iya Bu Rihan yang akan ngantar Niela pulang dengan selamat sampai tujuan." Jawab Rihan .
"Tuh kan Rihan saja santai, dan mau mengantar kamu pulang dengan selamat sampai tujuan. Rihan justru paling tahu tentang Kanya. Jadi kamu santai saja."
"Ya sudah kalau kalian memaksa. Aku jadi merasa gak enak." ucap Niela pura pura merasa tak enak karena merepotkan Rihan .
"Santai Mbak Niela.! Jawab Sarah .
"Kalau begitu aku pulang dulu ya Bu . Assalamualaikum." Niela pun pamit mau pulang.
"Iya, kalian hati hati.". Rihan pun mengantar Niela pulang.