"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - TGSP
Juan berangkat pagi-pagi seperti biasa, walaupun bias nya hari minggu di liburkan oleh Roberts, tapi sepertinya Syera ada kegiatan di luar rumah yang membuat gadis itu menghubungi nya pagi-pagi sekali.
Akhirnya, meskipun malas karena ini hari minggu, harusnya dia bisa bersantai di rumah bersama ibu dan adiknya. Tapi, karena pekerjaan dia harus mengurungkan keinginan nya untuk bersantai.
"Ma, Juan pergi kerja dulu ya."
"Kerja? Ini kan hari minggu." Ucap Romlah. Juan hanya tersenyum kecil, kalau saja bukan karena di tuntut kebutuhan, pasti dia akan memilih tinggal saja di rumah.
"Iya Ma, tapi Non Syera nelpon. Katanya ada kegiatan di luar, terus males sendirian."
"Kakak mah, katanya mau ajarin Rinda main catur." Rengek Rinda, adik perempuan Juan yang manja.
"Iya, nanti kalo kakak pulang kerja ya. Nanti, kalo kakak gak kerja Rinda gak bisa jajan. Gimana dong?"
"Hmmm ya sudah, jangan halangi kakak mu bekerja, Rin." Ucap Romlah berusaha menenangkan anak perempuan nya.
"Yaudah deh, kakak semangat kerja nya ya."
"Iya adek kakak yang cantik." Jawab Juan sambil mengacak rambut adiknya dengan gemas.
"Hati-hati ya, Nak." Peringat Romlah, Juan menganggukan kepala nya. Wanita paruh baya itu pun mengantarkan putra nya hingga ke teras dan kembali masuk ke dalam rumah setelah memastikan putra nya itu pergi dengan sepeda motor nya.
Juan mengendarai motor matic miliknya dengan kecepatan sedang, meskipun model nya sudah ketinggalan jaman, tapi masalah kecepatan, motor ini masih bisa di adu dan yang paling menyenangkan nya, motor ini tidak pernah mogok sama sekali.
Hanya setengah jam saja, hingga Juan sampai di kediaman Roberts yang mewah. Pemuda itu memarkir sepeda motor nya di garasi, dekat dengan koleksi motor-motor gede berharga ratusan juta, atau mungkin ada yang milyaran milik sang majikan.
Dulu, Roberts adalah bikers sejati. Dia doyan motoran, kemana-mana pun pasti memakai motor, padahal punya mobil. Kebiasaan itu tertanam hingga sekarang, Roberts jarang menggunakan mobil. Dia hanya akan memakai mobil kalau sedang ingin saja.
Juan mengambil kanebo dan mulai mengelap mobil yang padahal masih kinclong karena belum di gunakan sama sekali.
"Pagi, Ju.." sapa Roberts pada Juan, membuat pemuda itu sedikit tersentak kaget.
"Eehh, pagi pak."
"Kaget ya?" Tanya Roberts sambil terkekeh pelan. Juan juga tersenyum kecil, lalu menganggukan kepala nya.
"Sudah sarapan, Ju?"
"S-udah, pak." Jawab Juan, padahal dia belum makan apa-apa pagi ini. Hanya segelas kopi saja tadi sebelum berangkat kerja.
"Hmm, beneran?"
"Iya, pak."
"Yaudah, yuk sarapan lagi." Ajak Roberts membuat Juan sedikit terkejut mendengar ajakan sang majikan.
"Tidak, pak. Terimakasih."
"Ayolah, jangan menolak Ju." Ajak Roberts sedikit memaksa, akhirnya Juan pun mengiyakan. Pemuda itu mengekor di belakang Roberts dengan langkah tegap nya.
Syera yang sedang duduk sambil sarapan sedikit melotot saat melihat Juan ikut duduk tepat di depan nya.
"Selamat pagi, Non." Sapa Juan dengan senyum ramah nya.
"Hmmm, pagi." Jawab Syera sedikit ketus.
"Ayo, makan Ju."
"Iya, pak. Terimakasih." Ucap Juan sambil mulai memakan makanan yang sudah tersaji di depan nya. Juan memakan nya dengan lahap, hingga membuat Roberts tersenyum.
'Makanan orang kaya memang beda ya, enak banget.' Batin Juan sambil melihat nasi dan sepotong ayam dengan bumbu khas di piring nya.
"Nambah, Ju?" Tawar Roberts.
"A-ahh tidak, pak."
"Gak usah malu-malu, Ju. Makan aja yang kenyang."
Ya, meksipun yang empunya rumah mempersilahkan, tapi dirinya juga harus tau diri bukan? Malu lah, kalau makan dengan rakus di depan majikan sendiri. Meskipun memang harus dia akui, kalau perutnya belum kenyang. Maklum lah ya, usia segitu lagi-lagi doyan nya makan.
"Aku sudah selesai, pah."
"Iya sayang, segeralah bersiap-siap."
"Hmmm.." Syera hanya menjawab dengan deheman, gadis itu bangkit dari duduknya. Ternyata dia mengenakan rok mini yang memperlihatkan dalaaman yang dia pakai. Jelas saja, hal itu membuat Juan tersedak.
Uhukk… uhukk..
"Juan? Kamu baik-baik saja?" Tanya Roberts sambil menyodorkan segelas air putih ke hadapan Juan.
Pemuda itu menerima nya dan meneguk nya hingga hampir tandas, barulah batuk nya hilang.
"Mendingan?"
"I-iya Pak, maaf ya."
"Gapapa kok, memang nya kamu lihat apa sampai tersedak gitu? Biasanya kalau tersedak tiba-tiba kan gara-gara kaget gitu."
"Tidak ada kok, pak." Jawab Juan sambil tersenyum canggung.
'Pakaian anak mu, pak. Membuat aku jantungan setiap kali melihat nya.' Juan membatin.
"Ya sudah, kalau kamu sudah selesai makan nya, antarkan Syera ke rumah teman nya ya."
"Baik, pak." Jawab Juan, Roberts pun mengangguk lalu pergi dari ruang makan. Sedangkan Juan membereskan meja dan mencuci sendiri piring bekas dia makan dengan bersih di wastafel.
"Eeh, Juan. Kok nyuci piring?" Tanya Marni, kepala maid di mansion milik Roberts. Usia nya mungkin sudah menyentuh kepala empat saat ini.
"Iya, Bi. Malu, habis makan masa langsung pergi, hehe." Jawab Juan.
"Kan sudah biasa."
"Aku nya yang gak biasa, Bi."
"Ya sudah, kamu ke depan saja. Biar ini bibi yang bereskan."
"Terimakasih ya, Bi." Ucap Juan sambil berlalu pergi keluar rumah.
Tak lama kemudian, Syera keluar dari rumah dengan rok, namun tak semini yang tadi. Cukup panjang, namun tetap mini karena separuh paha nya masih terlihat jelas.
"Yuk berangkat." Ajak nya sambil masuk ke dalam mobil, tanpa menunggu Juan membukakan pintu untuknya. Padahal biasa nya, Syera akan masuk ke dalam mobil jika Juan sudah membukakan pintu nya.
"Hey, malah bengong. Ayo cepetan, keburu telat ini." Ucap Syera dari dalam mobil sambil memperhatikan jam di tangan nya. Juan yang tersentak pun, langsung masuk ke balik kemudi.
"Mau kemana, Non?"
"Ke mall." Jawab Syera datar, tanpa menoleh ke arah Juan.
"Baik, Nona."
"Bisa gak sih ngomong nya jangan terlalu formal?" Tanya Syera sedikit ketus.
"Maksud Nona?"
"Ya kamu ngomong nya jangan formal lah."
"Lalu, harusnya saya bicara seperti apa?"
"Pake aku kamu aja lah, jangan pake saya."
"Baiklah, akan saya coba." Jawab Juan.
"Nah kan, baru aja di bilangin."
"Maaf, Nona."
"Masih aja formal, padahal kan kita udah ciuman."
"Hah, Nona bicara apa?" Tanya Juan yang memang tidak mendengar ucapan Syera karena dia fokus mengemudi.
"Tidak ada."
"Ohh, oke." Jawab Juan, dia pun kembali memfokuskan pandangan nya ke depan.
Sepanjang perjalanan, Juan dan Syera hanya terdiam. Tak ada yang bicara sepatah kata pun, suasana nya begitu hening tanpa pembicaraan membuat Syera mengantuk.
"Non, jangan tidur. Kita ke mall mana?"
"Habisnya aku ngantuk, kamu diem aja sih."
"Memang nya saya harus bicara apa, Non?" Tanya Juan membuat Syera mendengus sebal.
"Dihh, nyebelin banget deh." Syera menyedekapkan tangan nya di dada sambil memalingkan wajah nya.
Juan menghentikan laju mobil nya di sisi jalan yang sedikit sepi, membuat Syera celingukan. Dia berpikir kalau ada masalah dengan mobil nya, atau Juan ingin pipis dulu. Tapi tidak, setelah beberapa detik berlalu, Juan tak kunjung turun juga.
"Ju, kenapa berhenti disini?" Tanya Syera sambil menatap Juan. Tiba-tiba saja, pemuda itu mendekat dan tanpa basa basi langsung mengecup bibir Syera sekilas, membuat gadis itu mematung.
"Bibir ini gemesin banget kalo lagi ngoceh." Ucap Juan dengan suara serak nya membuat bulu kuduk Syera merinding seketika. Kenapa Juan yang ini berbeda dengan Juan yang tadi? Apa mereka aslinya memang berdua?
"Ju-an.. hmmpphhh.."
......
🌻🌻🌻🌻