Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 16. Enjoy time together
Sejak pesawat mendarat hingga mereka tiba di sebuah hotel lagi Ayana terus menerus bertanya kepada Aston apakah kejadian hari ini benar atau hanya mimpi saja. Namun Aston selalu menjawab pertanyaan Ayana di mana Ayana sedang bermimpi melainkan adalah kenyataan.
"Kita istirahat dulu besok kita baru akan berkeliling," perintah Aston.
"Tapi tunggu dulu, bukankah kamu ada urusan di Singapura selama lima hari lalu kenapa mendadak kita berada di sini?" tanya Ayana.
"Memang aku ada pekerjaan di Singapura namun itu hanya sehari saja, sisanya aku memang ingin bersantai dan menikmati waktu berdua denganmu," jawab Aston.
Mendengar ucapan Aston barusan membuat hati ayah sedikit menghangat. Mungkin Aston memperlakukan Ayana seperti ratu hanya dua tahun pernikahan karena di saat itu Ayana dan Aston akan kembali menjadi orang asing seperti waktu pertama kali mereka bertemu.
"Ada apa?" tanya Aston.
"Tidak apa-apa," jawab Ayana dengan hati yang pedih.
Ayana dan juga Aston memutuskan untuk beristirahat karena besoknya mereka akan melakukan perjalanan yang cukup melelahkan.
"Kita berapa hari di sini?" tanya Ayana.
"Kita dua hari di sini, karena aku ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggal lama-lama," jawab Aston.
Walaupun hanya dua hari Ayana begitu bersyukur, karena Ayana teringat ketika ia pergi bulan madu ke Maldives hanya sehari saja dan besoknya harus pulang. Itu membuat Ayana begitu kesal kepada Aston, namun jika ia kesal maka itu akan salah karena Ayana lah yang ingin menikah dengan Aston. Jadi Ayana harus terima resiko jika suaminya begitu sibuk.
Selesai membersihkan diri Ayana dan juga Aston memutuskan untuk tidur karena hari ini begitu melelahkan untuk mereka berdua.
Di saat Aston sudah terlelap ada sebuah panggilan masuk ke dalam ponsel Aston di mana itu membuat Ayana begitu penasaran dengan siapa yang meneleponnya. Tak ingin overthinking Ayana membangunkan Aston agar ia bisa menjawab panggilan itu.
"Aston ada telepon masuk," ucap Ayana membangunkan Aston dengan lembut.
Aston menjawab panggilan itu namun seketika, Aston menatap layarnya begitu lama dan tiba-tiba saja memberikan ponselnya kepada Ayana.
"Kamu saja yang ngobrol," ucap Aston.
Perilaku Aston malam ini begitu aneh hingga membuat Ayana kebingungan.
"Halo," jawab Ayana.
"Aston, apakah kamu itu,"
Dari suaranya saja Ayana sudah begitu hapal siapa yang menelpon Aston malam hari ini. Meskipun hanya bertemu sekali di Singapura kemarin namun Ayana tau siapa dia.
"Xaquila, ada apa?" Tanya Ayana.
"Ternyata istri Aston, di mana Aston?" tanya Xaquila di seberang sana.
"Ia sudah tidur, apa ada pesan yang ingin kamu sampaikan kepada suamiku?" tanya Ayana.
"Tapi jika kamu menitip pesan kepada Aston itu begitu tidak pantas, apa lagi sampai menelfon seseorang yang sudah beristri maka itu jauh tidak pantas lagi," tambah Ayana.
"Kamu sudah mempunyai kehidupan baru, begitu juga Aston yang sudah mempunyai kehidupan baru bersama istrinya maka itu tidak pantas kamu lakukan sekarang, aku mohon sebagai istri Aston agar kamu tidak menganggu Aston lagi." Ayana langsung menutup saluran telepon dari Xaquila tanpa menunggu jawaban darinya.
Di balik Ayana yang sibuk mengobrol dengan Xaquila di telefon ada Aston yang senantiasa mendengar pembicaraan mereka berdua walaupun dengan mata tertutup.
Ayana menatap kearah Aston sudah terlelap tidur. Setelah selesai berdebat dengan mantan kekasih Aston yang begitu tidak tau diri Ayana memilih untuk tidur.
...•••...
Setelah selesai sarapan pagi mereka pergi ke destinasi yang pertama yaitu Museum National Korea, adalah museum terbesar di negara ini dan merupakan rumah bagi banyak artefak yang berasal dari zaman prasejarah. Museum ini menyimpan banyak patung, lukisan, dan kaligrafi bernilai tinggi. Salah satu koleksinya yang paling terkenal adalah Maitreya in Meditation, sebuah patung yang terbuat dari perunggu emas yang menggambarkan Maitreya, calon Buddha, yang sedang meditasi.
Ayana begitu bahagia ketika Aston membawanya berkeliling, rasa sedih yang Ayana rasakan kemarin seketika hilang, namun jika sudah kembali terkadang Ayana teringat kembali dengan peristiwa di mana ia kehilangan calon bayinya.
"Ayo kita ke tempat selanjutnya," ajak Aston.
Seoul adalah kota metropolitan yang ramai sehingga menghirup udara segar di kebun dan tamannya akan selalu menjadi aktivitas yang menyenangkan. Salah satu tempat terbaik untuk merasakan pengalaman ini adalah Seoul Grand Park. Kebun raya terbesar di Korea ini menjadi kebanggaan karena menjadi rumah bagi 3.000 hewan dari seluruh dunia.
Cukup puas berkeliling Ayana dan Aston melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat selanjutnya.
Tak hanya terletak di Gunung Namsam setinggi 243 meter, juga memiliki ketinggian hingga 236 meter! Itu artinya, naik ke atas observatorinya akan memberikanmu pemandangan kota Seoul dari ketinggian hampir 480 meter di atas permukaan laut. Kamu juga dapat mengunjungi observatorium digital dan meneropong lewat teleskopnya.
Setelah puas berkeliling Aston memutuskan untuk mengajak Ayana makan malam.
Gotgan adalah restoran terkenal di Seoul yang menawarkan beberapa masakan Korea tradisional terbaik.
Terletak di lantai 50 gedung FKI, Anda dapat menyaksikan pemandangan Sungai Han yang menakjubkan dan menikmati hidangan Korea yang lezat yang disiapkan menggunakan bahan musiman.
Ayana begitu menikmati sajian makanan yang ada di hadapannya sekarang. Tanpa Ayana sadari Aston terus memperhatikan gerak-gerik yang Ayana lakukan.
Setelah selesai makan Aston langsung mengajak Ayana untuk kembali ke hotel karena jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Karena masih ada hari esok untuk berjalan-jalan lagi.
"Besok kita berangkat sore saja ya, karena aku ada rapat online," ucap Aston.
"Baiklah tidak apa-apa," jawab Ayana melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Aston lupa menanyakan perihal kenapa Xaquila menelfon kemarin malam. Mungkin setelah mereka beristirahat Aston akan menanyakan itu kepada Ayana.
Mereka berdua sudah selesai membersihkan diri saatnya mereka beristirahat karena lelah seharian berkeliling.
"Ayana," panggil Aston.
"Iya, ada apa?" sahut Ayana dengan nada lembut.
"Kenapa Xaquila menelfon kemarin?"
"Dia mencari mu,"
"Lalu kamu menjawab apa?"
"Tapi jika kamu menitip pesan kepada Aston itu begitu tidak pantas, apa lagi sampai menelfon seseorang yang sudah beristri maka itu jauh tidak pantas lagi. Kamu sudah mempunyai kehidupan baru, begitu juga Aston yang sudah mempunyai kehidupan baru bersama istrinya maka itu tidak pantas kamu lakukan sekarang, aku mohon sebagai istri Aston agar kamu tidak menganggu Aston lagi," jelas Ayana mengulangi kalimat yang Ayana berikan kepada Xaquila.
"Mungkin dia menyesal telah melepaskan mu," tambah Ayana.
"Penyesalan selalu datang di akhir, maka dari itu sebelum melepaskan yang pasti setidaknya ia harus memikirkan resiko dari tindakan yang ia ambil,"
"Apakah kamu masih mencintainya?" Entah kenapa Ayana melontarkan pertanyaan itu kepada Aston.
"Hatiku untuk mencintainya sudah tidak ada, maka dari itu jika ia berharap bisa kembali maka aku katakan itu akan sia-sia," jawab Aston.
"Apa ada aku di ruang hatimu? Jika ada maka biarkan aku mencintaimu," batin Ayana dalam hati.
"Cepat kita tidur," perintah Aston.
Mungkin mata Aston menutup namun beda dengan isi kepala yang begitu berantakan. Beda dengan Ayana yang langsung terlelap karena kelelahan berjalan seharian dengan Aston.
...•••...
Setelah Aston selesai rapatanya ia mengajak Ayana untuk berkeliling di hari terakhirnya di sini. Di sinilah mereka sekarang berada di Gwangjang Market adalah pasar permanen pertama di Korea dan telah ada sejak tahun 1905. Sekarang, pasar ini memiliki gang yang dipenuhi dengan jajanan kaki lima yang lezat. Kamu wajib mencoba jeon atau panekuk Korea dan tteokbokki atau kue beras pedas. Cuaca hari ini begitu pas untuk mereka makan makanan yang ada di pasar ini.
"Kenapa kamu tidak memakai sarung tanga?" Tanya Aston melihat Ayana kedinginan.
"Sudah aku siapkan di atas meja, namun aku lupa untuk membawanya." Jawab Ayana.
Aston mengambil tangan Ayana untuk menghangatkannya. Perilaku Aston membuat Ayana semakin membuatnya jatuh cinta kepada Aston.
Puas dengan berkeliling mereka melanjutkan pergi ke Namsam tower lagi. "Kenapa kita ke sini lagi?" Tanya Ayana.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin berkunjung ke sini lagi ketika malam hari dan ternyata bagus," ucap Aston.
Benar yang di ucapkan Aston jika ke sini pada malam hari suasananya menjadi lebih indah.
"Besok kita harus pulang, selanjutnya kamu mau ke mana?" tanya Aston.
"Aku ingin membeli beberapa oleh-oleh untuk sahabatku," jawab Ayana.
"Kalau begitu ayo."
Lotte Department Store's Main Branch, adalah pilihan Ayana untuk berbelanja oleh-oleh.
Di sini turis bisa menemukan merk-merk kosmetik atau fesyen kelas atas. Di supermarketnya turis juga bisa membeli makanan dan minuman khas Korea Selatan untuk oleh-oleh - pilihannya lebih banyak. Puas berbelanja oleh-oleh Ayana dan juga Aston kembali ke hotel untuk beristirahat karena besok pagi-pagi sekali mereka harus pulang.
...•••...
Setelah mendapatkan ijin dari Aston untuk berkunjung ke cafe tempatnya bekerja dulu barulah Ayana berani untuk datang kemari, karena Ayana ingin memberikan beberapa oleh-oleh yang sudah ia beli ketika liburan di Korea.
"Terima kasih, Ayana. Kamu memang sahabatku yang paling baik banget," ujar Anindira memeluk Ayana.
"Cukup, aku tidak bisa lama-lama di sini karena aku harus ke kantor Aston," ucap Ayana.
"Ciee ada yang kangen sama suami nih," goda Anindira.
"Biji matamu gak lihat nih aku bawa oleh-oleh untuk Fany,"
"Baiklah kalau begitu aku hanya bercanda," ucap Anindira tertawa.
"Kalau begitu aku ke kantor Aston dulu," pamit Ayana kepada Anindira.
"Ingin bertemu dengan suami pakai alasan ngantar oleh-oleh segala, dasar Ayana gengsian," ucap Anindira.
...•••...
Seperti yang Ayana katakan tadi jika ia akan pergi ke kantor Aston untuk membawakan Fany oleh-oleh yang sudah Ayana siapkan. Sapaan terus Ayana dapatkan saat ia sudah berada di kantor Aston.
Ayana mencari keberadaan Fany namun tak kunjung Ayana temukan karena di mejanya ia tidak terlihat. Saat ingin turun ke bawah untuk mencari keberadaan Fany sebuah suara menghentikan langkah kaki Ayana.
"Ayana," panggil Aston.
Ayana membalikan badannya dan melihat Aston berjalan kearahnya bersama dengan Hadwin sekertaris pribadinya.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Aston.
"Aku ingin bertemu dengan Fany untuk memberikan oleh-oleh ini kepadanya." Jawab Ayana sambil memperlihatkan paperbag yang ia bawa.
"Fany, hari ini tidak masuk ke kantor karena ia harus pergi keluar untuk urusan pekerjaan." Ucap Aston.
"Jam berapa dia akan kembali?"
Aston melihat jam tangannya. "Tiga puluh menit lagi."
Ayana melotot ketika mendengar Fany akan kembali tiga puluh menit lagi.
"Baiklah aku akan pulang dulu,"
"Tunggu dulu, berhubungan kamu sudah ada di sini ikut aku," ucap Aston.
"Ke mana?"
"Nanti kamu akan tau sesampainya kita di sana,"
Aston mengandeng tangan Ayana untuk ikut dengannya. Mobil yang mereka tumpangi melaju pelan menuju ke tempat di mana Aston mengajak Ayana.
Ayana bertanya-tanya ke mana Aston akan membawanya. Mobil yang mereka naikin tiba di sebuah restoran. Ketika Ayana melihat jam di ponselnya sudah menunjukan jam makan siang, mungkin Aston mengajaknya untuk makan siang bersama.
Mata Ayana melihat seseorang yang sangat familiar membuatnya menghampirinya.
"Fany," panggil Ayana.
"Nyonya Ayana," balas Fany yang begitu senang melihat Ayana.
"Aku tadi ke kantor untuk bertemu denganmu tapi kata Aston kamu sedang di luar untuk urusan pekerjaan, ini aku mau kasih kamu oleh-oleh." Ayana menyodorkan paperbag yang berisikan berbagai macam oleh-oleh untuk Fany.
"Terima kasih banyak," ucap Fany begitu senang di beri hadiah oleh Ayana.
"Kita makan siang dulu," ujar Aston.
Ayana begitu senang ketika bisa mengobrol banyak bersama dengan Fany.
"Aku sudah mendengar kabar dari tuan Aston jika anda keguguran," kata Fany.
"Iya, aku mengalami keguguran karena Zia sepupu Aston menaruh obat penggugur kandungan di jus yang aku minum," jelas Ayana.
"Turut berdukacita cinta nyonya,"
"Fany, bisa kah kamu memanggilku tanpa ada kata nyonya? Aku seperti terlalu tua di usiaku sekarang,"
"Tidak bisa nyonya karena itu sudah ketentuannya."
Ayana menggelengkan kepalanya. Setelah makan siang usai Aston juga dua sekretarisnya kembali ke kantor sedangkan Ayana pulang ke rumahnya untuk beristirahat.