NovelToon NovelToon
Retaknya Sebuah Kaca

Retaknya Sebuah Kaca

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Arrafa Aris

Pernikahan yang didasari sebuah syarat, keterpaksaan dan tanpa cinta, membuat Azzura Zahra menjadi pelampiasan kekejaman sang suami yang tak berperasaan. Bahkan dengan teganya sering membawa sang kekasih ke rumah mereka hanya untuk menyakiti perasaannya.

Bukan cuma sakit fisik tapi juga psikis hingga Azzura berada di titik yang membuatnya benar-benar lelah dan menyerah lalu memilih menjauh dari kehidupan Close. Di saat Azzura sudah menjauh dan tidak berada di sisi Close, barulah Close menyadari betapa berartinya dan pentingnya Azzura dalam kehidupannya.

Karena merasakan penyesalan yang begitu mendalam, akhirnya Close mencari keberadaan Azzura dan ingin menebus semua kesalahannya pada Azzura.

"Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca lalu pecah? Kaca itu memang masih bisa di satukan lagi. Tapi tetap saja sudah tidak sempurna bahkan masih terlihat goresan retaknya. Seperti itu lah diriku sekarang. Aku sudah memaafkan, tapi tetap saja goresan luka itu tetap membekas." Azzura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. RSK

Subuh dini hari, setelah selesai melaksanakan shalat subuh, Azzura meraih ponsel di atas meja.

"Mudah-mudahan Momy sudah bangun," gumamnya lalu menghubungi nomor sang mertua.

Di deringan yang ketiga barulah panggilan itu tersambung.

"Zu, ada apa, Nak? Kok kamu sudah bangun sepagi ini?" tanya Momy.

"Nggak apa-apa, Mom. Aku hanya ingin meminta izin pada Momy. Izinkan Nanda libur selama dua hari. Boleh ya, Mom."

"Boleh, Nak, apa kamu masih di hotel bersama Close?"

"Nggak Mom, aku lagi di rumah sakit. Kemarin aku sudah izin padanya."

"Ya sudah nggak apa-apa, Nak. Momy dan Daddy akan membesuk ibumu nanti."

"Iya, Mom, terima kasih," ucap Azzura. Setelah itu ia memutuskan panggilan telefon.

.

.

.

Apartemen Laura ....

Ketika Close membuka mata, ia langsung meraih ponselnya di meja nakas.

"5.30?!" Ia melirik Laura yang tampak masih tertidur pulas di sampingnya. Menyibak selimut kemudian bangkit dari tempat tidur.

Dengan langkah cepat menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sisa-sisa percintaannya semalam.

Beberapa menit kemudian, ia sudah tampak rapi. Memilih meninggalkan tempat itu tanpa membangunkan sang kekasih

Ketika dalam perjalanan pulang Close menyeringai.

"Aku ingin lihat sampai di mana batas kesabaranmu menghadapiku."

Tak lama berselang, ia tiba di hotel. Dengan tergesa-gesa ia melangkah cepat menuju lift.

Sesaat setelah berada di depan pintu kamar, Close menempelkan kartu akses. Masuk ke dalam kamar sembari merogoh saku celana.

"Ah, Sial! Aku malah lupa menyimpan nomor ponselnya!" umpat Close. Menghempas tubuh di atas ranjang, memejamkan mata melanjutkan tidur.

.

.

.

Jam 9.00 pagi ....

Nyonya Liodra dan Tuan Kheil menyambangi rumah sakit kota J untuk membesuk sang besan.

Tok ... tok ... tok ...

Azzura yang baru saja merapikan kupluk ibu, mengarahkan pandangan ke arah pintu. Ia langsung tersenyum saat tahu siapa yang datang.

"Mom, Daddy, berdua saja?''

"Iya, Nak," sahut Momy seraya menghampiri. "Bu Isma, maaf kemarin kami nggak sempat ke sini menjengukmu."

"Nggak apa-apa, Bu."

"Bagaimana keadaannya Ibu sekarang?" timpal Tuan Kheil.

"Alhamdulillah, saya merasa jauh lebih baik," jawab Bu Isma dengan senyum tipis.

"Azzura, ini ... gunakan untuk memenuhi semua kebutuhanmu juga perawatan ibumu, Nak," kata Momy seraya memberikan black card miliknya.

"Mom," ucap Azzura nyaris tak terdengar. Ia memeluk mertuanya itu merasa terharu. "Nggak, Mom."

"Tapi, Nak ...."

"Mom, terima kasih sudah berbaik hati menanggung semua biaya operasi ibuku. Aku nggak berharap lebih dari Momy, cukuplah tiap bulan Momy membayar biaya perawatan ibu," bisik Azzura.

"Azzura ... jika kamu butuh bantuan jangan sungkan mengatakannya pada kami, Nak," kata Daddy.

"Terima kasih, Dad Mom," ucap Azzura sembari mengurai pelukannya.

"Kembalilah ke hotel. Mungkin Close sudah menunggumu," pinta Momy.

"Tapi Mom ...."

"Nggak apa-apa Nak, Momy sudah menyewa dua perawat untuk mengurus ibumu di sini," jelas Momy.

Azzura menghampiri ibu kemudian menggenggam jemarinya. Meskipun akan ada perawat yang akan mengurusnya. Tetap saja ia merasa berat ingin meninggalkan sang ibu.

Melihat keraguan di wajah putri semata wayangnya itu, Bu Isma membuka suara.

"Sayang, kembalilah ke hotel, kasian suamimu dia pasti cemas menunggumu."

'Dia nggak bakalan peduli apalagi mencemaskanku, Bu,' batin Azzura. "Baiklah Bu, Mom, Dad. Aku pulang sekarang," pamitnya.

Setelah itu, ia meraih paper bag. Meninggalkan kamar rawat dengan berat hati.

Entah mengapa saat mengingat Close, seketika ia bergidik ngeri. Mengusap tengkuk sambil menghela nafas.

"Entah apa yang akan terjadi padaku jika serumah dengan pria arogan itu. Apapun yang akan terjadi aku harus kuat serta bertahan demi ibu."

Begitu tiba di parkiran, dengan malas Azzura menunggangi kuda besinya. Meninggalkan tempat itu menuju hotel.

.

.

.

Tok ... tok ... tok ....

Close yang sedang menyesap rokok di balkon langsung berbalik badan disertai seringai. Melangkah menghampiri pintu lalu membuka benda itu.

"Beraninya kamu membohongi. Kamu bilang pulang ke rumah, nyatanya kamu nggak ada di sana!"

Close langsung menarik rambut Azzura yang tertutup hijab. Mendorong keras sang istri sehingga keningnya terbentur ke sisi ranjang.

"Ssssttt." Azzura meringis dengan wajah tertunduk mengusap kening.

Merasa belum puas, Close kembali mencengkeram pipinya. "Katakan, kamu di mana saja kemarin?!"

"Lepasin!" pinta Azzura.

Close menyeringai melepas cengkeramannya lalu berdiri.

"Kemasi semua barang bawaanmu. Kita akan pulang tapi bukan di rumah Momy melainkan rumahku," perintah Close.

"Hmm." Hanya itu jawaban dari Azzura.

"Jangan pernah berharap apapun dariku. Aku nggak bakal menganggapmu sebagai istri melainkan hanya sebagai orang asing. Aku bahkan nggak akan menyentuhmu apalagi bernafsu dengan wanita kampungan sepertimu. Kita akan tidur di kamar yang berbeda!" tegas Close dengan percaya diri.

Azzura tersenyum sinis merasa miris. Ucapan sang suami setidaknya membuatnya lega. Ia pun tak sudi jika harus sekamar apalagi disentuh oleh Close.

"Cepat kemasi barang-barang mu. Aku akan menunggumu di mobil," perintah Close sembari akan melangkah keluar. Akan tetapi terhenti ketika Azzura membuka suara.

"Hmm. Berikan saja alamat rumahmu. Aku akan ke sana menggunakan motorku. Bukankah kita ini seperti orang asing?" sindir Azzura.

Close terpekur mendengar sindiran itu. Dengan perasaan jengkel ia pun menulis alamat rumah lalu memberikannya pada Azzura.

Setelah mendapat alamat itu, Azzura kemudian berpamitan. Meninggalkan kamar dengan senyum sinis.

"Apa kamu tahu Close? ucapanmu tadi, secara nggak langsung telah menjatuhkan talak satu ke atas diriku," gumam Azzura.

Sedangkan Close yang masih berada di dalam kamar hotel tampak termenung. Tak habis pikir dengan sikap Azzura yang tampak begitu tenang.

Satu hal yang baru ia sadari adalah, baju yang dikenakan Azzura kemarin masih tetap sama.

"Sebenarnya ke mana gadis barista itu semalam? Pakaiannya masih tetap sama nggak diganti!"

...----------------...

1
Tuti irfan
Luar biasa
Thewie
laki2 anjing gayanya menyesal,khilaf..keparat kau close. tutup ajalah kau kayak namamu
Juniati Juniati
😭😭😭😭
Thewie
kok ada bawang merahnya Thor 😭😭😭😭
ay Susie
piye tow kiiiihhhhh
Surati
bagus
Epifania R
biarkan saja dia sekalian masuk RSJ
Epifania R
semoga azzura bahagia
Epifania R
jangan mau zu
Epifania R
rasaakan
Epifania R
lanjut
Epifania R
siapa yang datang
Epifania R
makin penasaran
Epifania R
massa mau saingan sama anak sendiri
Epifania R
mau kemana zurra
Epifania R
😭😭😭😭😭
Epifania R
😭😭😭
Epifania R
maaf tiada guna
Epifania R
😭😭
Epifania R
taunya cuman menebak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!