Bercerita Tentang Seorang Pria Berusia 22 Tahun Yang Tiba-tiba Bereinkarnasi Ke Benua Douluo Saat Sedang Menonton Anime Naruto, Dia Juga Membawa Cheat Dari Dunia Naruto.
Apa Yang Akan Terjadi Jika Kekuatan Dari Dunia Naruto Dengan Kekuatan Dari Benua Douluo Bertabrakan?
maaf kalo ada yg kurang enak bahasanya, karna aku masih pemula. makasih :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Misterius Dalam Mimpi
"Tidakkkkkkk!!!!!"
Lin Feng terbangun dari tempat tidur sambil berteriak keras. Wajah Lin Feng pucat pasi dan berkeringat banyak, nafasnya terengah-engah berat
Lin Yi yang sedang menata meja makan mendengar teriakan putranya dari dalam kamar, dia terkejut sesaat tapi langsung sadar dan bergegas ke kamar Lin Feng dengan wajah khawatir.
Lin Dong yang sedang duduk menunggu makanan siap, juga mendengar teriakan itu langsung berdiri dan mengikuti istrinya ke kamar Lin Feng.
Setelah tiba dikamar Lin Feng, mereka berdua melihat putranya yang sedang duduk dengan linglung, dan memandang wajah putranya yang pucat pasi, lalu mereka menghampiri Lin Feng.
Lin Yi duduk di sampingnya kemudian memeluk putranya yang linglung dengan lembut sambil mengelap keringat di wajah Lin Feng lalu bertanya dengan nada khawatir: "Ada apa Feng kecil, apakah kamu bermimpi buruk?"
Lin Feng yang di peluk oleh ibunya tersadar, dia tidak menjawab pertanyaan ibunya, tapi menundukkan kepalanya dan memeluk ibunya dengan erat.
Lin Yi memandang putranya yang tidak menjawab juga tidak menghiraukannya, dia menepuk kepala putranya dengan lembut di pelukannya. Lin Dong di samping Lin Yi melihat putranya bertingkah aneh bingung, tapi dia juga segera duduk di sebelah Lin Feng sambil memeluknya.
Gambaran keluarga berjumlah 3 yang saling berpelukan pun terlihat.
Lin Feng yang berada di tengah merasakan kehangatan tubuh orang tuanya, wajahnya yang tegang perlahan mengendur.
Beberapa menit kemudian Lin Yi melihat putranya yang sudah tenang tersenyum lembut bertanya lagi sambil memegang wajah putranya: "Ada apa Feng kecil? Kenapa kamu berteriak? Apakah kamu mengalami mimpi buruk?"
"Ya ibu, aku bermimpi melihat ayah dan ibu meninggalkan Lin Feng sendirian" Lin Feng menjawab dengan sedih.
"Mana mungkin kami meninggalkanmu sendirian...... kamu itu putra kesayangan Ibu dan Ayah. Tidak mungkin melakukan hal seperti itu." Lin Yi menjawab dengan serius dan tegas.
"Apa yang di katakan ibumu benar nak, kami tidak mungkin tega meninggalkanmu sendirian. Kau tau Feng kecil, dulu saat kamu baru lahir, ayah merasa kamu itu anugrah yang di berikan oleh tuhan untuk kami. Kehidupan kami yang biasa jadi lebih bersinar dengan kehadiranmu nak." Lin Dong juga memandang putranya lalu berkata dengan lembut sambil membelai kepalanya.
"Terima kasih ayah, ibu, aku sekarang sudah baikan hehe~" Lin Feng mengusap matanya yang sedikit lembab tersenyum cerah lalu berkata dengan nada lembut.
Lin Yi memandang putranya yang sudah baikan juga senang, dia mengusap kepala Lin Feng lalu tersenyum berkata "Ya sudah jangan memikirkan hal itu, ayo kita makan. Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu tuh."
"Baiklah ibu, aku akan mencuci muka dulu."
Setelah mendengar perkataan Lin Feng, kedua orang tuanya berjalan keluar dari kamar dengan perasaan lega.
Melihat ibu dan ayahnya keluar kamar, wajah Lin Feng yang tadi tersenyum kembali normal, dia mengerutkan keningnya "Kenapa aku memimpikan itu? Dan itu terlihat sangat jelas sampai-sampai terasa sangat nyata." dia bergumam pelan.
Kemudian dia menggelengkan kepalanya dengan cepat "Sudahlah, kupikirkan nanti aja. kalau aku tidak keluar sekarang, nanti mereka mengkhawatirkan aku lagi."
Lin Feng kemudian keluar kamar. Dia mencuci mukanya sebentar lalu pergi ke dapur dan melihat orang tuanya sedang menunggunya sambil tersenyum.
Lin Feng menarik napas dalam-dalam lalu berjalan ke meja makan membalas senyum mereka.
..................
Bukit belakang desa.....
Lin Feng sedang berbaring di atas rumput dengan kaki menyilang, lalu dia memikirkan mimpi yang di alami tadi malam.
"Huh~ Mimpi yang sangat nyata." dia menghela nafas pelan.
Teringat mimpi yang di alaminya tadi malam, raut wajah Lin Feng jadi dingin bercampur marah juga sedih. Apa yang di alami dia di mimpi itu terasa sangat nyata.
Dalam mimpi itu, dia melihat orang tuanya tergeletak di genangan darah tak bernyawa, dan disebelahnya ada seorang pria berambut panjang memegang pedang berwarna merah menyala. Pria itu menatap dengan dingin ke arah mayat orang tuanya, lalu menoleh ke arahnya dan berkata dengan arogan.
"Inilah akibat karna merusak rencana yang sudah ku buat dengan susah payah." Setelah mengatakan itu, pria misterius yang berdiri disamping mayat orang tuanya menghilang, menyisakan Lin Feng yang putus asa melihat orang tuanya meninggal.
"Siapa pria itu? Dan kenapa aku memimpikan itu?" Lin Feng berkata dengan kebingungan.
Setelah mencoba mengingat wajah pria itu, dan siapa pria dalam mimpinya, Lin Feng menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa.
"Wajahnya pria itu buram, tapi entah kenapa aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat."
"Sudahlah, mungkin itu hanyalah mimpi karena aku terlalu memikirkan bagaimana menjadi kuat untuk melindungi orang tuaku."
Kemudian Lin Feng berdiri, lalu dia mengangkat kepalanya ke atas memandangi langit yang cerah.
"Tidak terasa sudah siang aja, pulang aja lah, udah waktunya makan siang juga. Dan dalam 15 hari kedepan aku akan bersantai sejenak utuk mengurangi beban pikiranku ini."
Lin Feng kemudian berjalan dengan santai ke rumah sambil menikmati pemandangan sekitar desa.
Sesampainya di rumah, Lin Feng kembali makan bersama orang tuanya, seusai makan. Melihat ayahnya bersiap ke ladang, Lin Feng menghentikan ayahnya, lalu berkata dengan serius menyuruh ayahnya untuk berdiam diri saja di rumah.
Lin Feng berkata "Sekarang aku sudah bisa menghasilkan uang ayah, sekarang kamu tidak perlu bekerja di ladang lagi."
"Kau tau apa nak? Walaupun kamu sudah kaya, hal itu tidak akan menghentikan ku pergi ke ladang." Lin Dong berkata dengan marah pada putranya. Kemudian dia berbalik lalu pergi ke ladang.
Lin Feng berdiri melihat ayahnya pergi tanpa menghiraukan perkataannya dengan ekspresi tidak percaya.
Ibu Lin Feng melihat putranya yang terpana mendekati Lin Feng dan berkata dengan lembut: "Percuma saja nak, ayahmu sangat mencintai pekerjaannya, biarkan saja."
Hari-hari berikutnya berjalan dengan tenang, Lin Feng di rumah benar-benar bersantai dan tidak berlatih, kesehariannya hanya makan, tidur terus menerus, kadang berkeliling desa dan juga kerumah kakek kepala desa. Dam juga Lin Feng mencoba membujuk ayahnya berkali-kali untuk tidak pergi ke ladang tapi gagal.
15 hari kemudian
Lin Feng berpamitan, dia berbohong pada orang tuanya dan berkata akan mencari cincin jiwa bersama Dekan akademi, dia terpaksa berbohong agar orang tuanya tidak khawatir.
..........................
Pinggiran Hutan Star Dou
Lin Feng sedang beristirahat di hotel pinggir Hutan Star Dou, dia kesini butuh waktu 1 jam menggunakan teknik instan, sekarang kekuatan jiwanya hampir habis.
"Hufttt~.... untung aku punya pil pemulihan jiwa, jadi cepet sampainya"
"Sebenarnya........ aku tidak harus mencari cincin jiwa, karna bisa beli lewat Shop, tapi.... aku tidak akan membelinya. Tujuanku ke Hutan Star Dou adalah untuk mendapatkan pengalaman bertarung."
"Percuma saja kalau punya keterampilan bagus tapi nol pengalaman bertarung."
"Dan juga aku tidak akan terlalu pilih-pilih mendapatkan cincin jiwa, yang penting memenuhi umur saja sekitar 500 keatas."
Lin Feng tidak akan mempersalahkan cincin jiwa apa yang di dapatkannya, karena dia mempunyai banyak ninjutsu yang lebih kuat dari keterampilan jiwa, dia tidak kekurangan skill.
Dia membutuhkan cincin jiwa hanya untuk menembus level master jiwa.
(alam yang ada di douluo adalah dari level 0-99 : petarung jiwa 0-10, guru jiwa 11-20, tuan jiwa 21-30, guru jiwa hebat 31-40, sekte jiwa 41-50, raja jiwa 51-60, kaisar jiwa 61-70, santo jiwa 71-80, contra 81-90, judul douluo 91-99.)
Bab Berakhir.
(........)