NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:828
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Hati dan Pengawalan

Pagi di Noctis Hall terasa lebih tenang dari biasanya. Kael berdiri di balkon kamar tidurnya, menatap langit yang cerah, berusaha menenangkan pikirannya yang tak pernah benar-benar bisa diam. Selama beberapa hari terakhir, perasaannya terhadap Arlina semakin sulit dikendalikan. Walau ia berusaha menjaga jarak, pria itu menyadari, semakin ia menjauh, semakin kuat pula ikatan yang terbentuk di antara mereka.

“Pangeran,” suara Eryx tiba-tiba terdengar, menarik perhatian Kael. Eryx masuk tanpa mengetuk, seperti biasa. "Ada sesuatu yang ingin kubicarakan."

Kael menoleh, menatap sahabat dan pengawalnya itu dengan alis terangkat. “Apa lagi, Eryx?”

Eryx duduk di kursi dekat meja kerja Kael, tampak lebih santai daripada biasanya. “Kau tahu, aku bisa merasakan perubahan yang terjadi padamu.”

Kael mendengus, menutup matanya sejenak. “Jangan mulai, Eryx.”

Namun, Eryx tidak mundur. “Kau melunak, Kael. Apa yang terjadi? Kapan terakhir kali kau mengizinkan seorang wanita pergi keluar istana dengan pengawalan? Kau tahu itu bukan sesuatu yang biasa, bukan?”

Kael mengerutkan kening. “Dia perlu pergi, dan aku harus memastikan dia aman. Itu saja.”

Eryx tertawa ringan. “Ah, jadi alasanmu adalah untuk melindunginya? Atau... ada alasan lain yang lebih dalam, Pangeran?”

Kael menatap Eryx tajam, tetapi sahabatnya itu hanya menyunggingkan senyum nakal. “Tidak ada alasan lain. Arlina hanya... tidak bisa tinggal terus-menerus di sini.”

“Benarkah?” Eryx menggoda lagi. “Kau tahu, jika aku tidak mengenalmu dengan baik, aku akan bilang kau mulai jatuh cinta padanya.”

Kael menatap Eryx lama, merasa cemas. “Aku hanya tidak ingin masalah lebih besar. Hubungan ini bisa memicu konflik antara Umbrahlis dan Solaria. Kau tahu itu.”

Eryx mengangkat bahunya, tak terlalu peduli. “Mungkin. Tapi aku rasa kau mulai menemukan sisi lain dari dirimu. Kau lebih... manusiawi dari yang kukira.”

Kael menunduk, mengingat kembali pertemuan terakhirnya dengan Arlina. Sifat cerianya, kebaikannya yang tulus, selalu membuatnya merasa sedikit lebih ringan. Bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, Arlina selalu berusaha melihat sisi baik dari setiap hal. Tidak seperti kebanyakan orang di sekitarnya, yang lebih mementingkan ambisi pribadi.

"Sudah cukup, Eryx," Kael berkata akhirnya, suaranya lebih rendah, seperti ia berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Kau ingin mengajakku bicara soal Arlina, kan?"

Eryx tersenyum lebar, tidak menanggapi langsung. “Aku hanya ingin memberitahumu satu hal,” katanya sambil berdiri. “Kau tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan jika terus menutup matamu terhadapnya. Kau mungkin mulai merasa cemas, Kael, dan itu baik. Itu berarti kau peduli. Tapi ingat, kau hanya bisa terus berjalan jika kau membuka dirimu pada perasaan itu.”

Kael menarik napas dalam-dalam, mencoba menyusun kata-kata yang tepat. “Aku tidak tahu harus bagaimana, Eryx. Terlalu banyak yang dipertaruhkan.”

Eryx hanya mengangguk. “Aku tahu, Kael. Aku hanya ingin memastikan kau tidak kehilangan dirimu sendiri.”

Setelah beberapa detik hening, Eryx berjalan keluar dengan senyum misterius yang masih mengundang tanya. Kael menatap ruangannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Mungkin Eryx benar. Ia mulai merasa berbeda, dan itu menakutkan.

Siang hari itu, Kael mengunjungi taman istana, tempat di mana Arlina biasanya menghabiskan waktu senggangnya. Ia mendapati gadis itu sedang duduk di dekat salah satu pohon bunga magis, tangannya memegang buku yang hampir kosong. Ia menulis sesuatu di sana, wajahnya terlihat tenang, seolah ia tidak pernah terlibat dalam intrik politik atau kerumitan istana.

“Arlina,” suara Kael memecah keheningan, dan Arlina menoleh, tersenyum begitu melihatnya.

“Pangeran Kael,” sapanya dengan nada ceria. “Ada yang bisa saya bantu?”

Kael berjalan mendekat dan duduk di bangku taman, menyilangkan tangannya. “Aku ingin memberimu izin untuk keluar dari istana, tetapi dengan pengawalan.”

Arlina terdiam sejenak, menatap Kael dengan kaget. “Kamu serius?” tanyanya, seakan tidak percaya. “Aku bisa pergi keluar dengan pengawalan?”

Kael mengangguk. “Kau tidak bisa terus-menerus terkurung di sini. Tapi aku ingin memastikan kau aman. Jadi, aku akan memberikan pengawalan. Mereka akan menemanimu dan menjaga jarak, tetapi selalu ada di dekatmu.”

Arlina tersenyum lebar, jelas senang dengan keputusan itu. “Terima kasih, Pangeran! Ini sangat berarti bagi saya.”

Kael mengerutkan dahi, merasakan ketegangan yang mendalam di dalam dirinya. “Jangan terlalu jauh, Arlina. Jangan membuat dirimu berisiko hanya karena rasa ingin tahu.”

Arlina tertawa kecil. “Tenang saja. Aku hanya ingin keluar sebentar, menikmati udara segar.”

Namun, Kael tetap merasa gelisah. Mungkin ia baru pertama kali memberikan izin seperti itu kepada seseorang, dan perasaan itu sulit untuk diabaikan. Keputusan ini bukan hanya soal mengizinkan Arlina keluar, tapi lebih pada pengakuan bahwa ia peduli terhadap keselamatan gadis itu lebih dari yang ia sangka.

Ketika Eryx tiba dengan pengawal yang disiapkan, Kael berdiri dan memberi isyarat kepada Arlina untuk bersiap. “Aku akan menunggu di sini, jadi pastikan kau tidak menghilang begitu saja.”

Arlina hanya mengangguk, dan dengan semangat, ia melangkah keluar dari taman bersama pengawalnya. Kael memandangi mereka hingga mereka menghilang di balik gerbang istana. Tentu saja, ia tahu ini adalah langkah yang baik, tetapi entah kenapa, hatinya masih terasa gelisah.

Eryx yang baru datang dari arah belakang hanya bisa tersenyum lebar, menyadari kecemasan Kael. “Ayo, Pangeran. Jangan terlalu khawatir. Kau tidak bisa terus-menerus mengawasi setiap gerakan Arlina.”

Kael berbalik, menatap Eryx dengan ekspresi serius. “Aku hanya ingin memastikan semuanya aman.”

Eryx mendekat, meletakkan tangannya di bahu Kael. “Terkadang, Kael, yang terpenting bukan hanya mengawasi, tapi mempercayai.”

Kael menatap Eryx sejenak, sebelum menarik napas panjang. “Aku akan mencoba.”

Eryx tertawa kecil. “Bagus. Ini pertama kalinya, bukan? Kau mulai belajar. Mungkin Arlina memang akan mengubah segalanya.”

Kael hanya terdiam, tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa Eryx benar.

Kael berdiri di balik jendela istana, memandangi gerbang yang tertutup rapat. Sejak Arlina pergi, pikirannya terus dihantui oleh perasaan yang tak terdefinisikan. Ada ketegangan yang tidak bisa ia hilangkan, seolah ada sesuatu yang sangat penting yang bisa berubah dalam dirinya jika sesuatu terjadi pada Arlina.

Selama bertahun-tahun, Kael selalu menjalani hidup dengan kontrol penuh. Semua yang terjadi di Umbrahlis adalah hasil dari keputusan yang ia buat, dan tidak ada ruang untuk ketidaksempurnaan. Namun, Arlina datang dengan sikap cerianya yang tak terduga, dan entah bagaimana, ia berhasil mengusik kedamaian yang selama ini Kael banggakan.

"Mengapa aku begitu peduli?" Kael bergumam pada dirinya sendiri, suara hatinya meresap dalam kesunyian istana. Seakan mendengar, bayangan Arlina muncul di benaknya, wajah cerahnya yang selalu penuh tawa. Keinginan untuk melindunginya, untuk memastikan dia selalu dalam jangkauannya, muncul begitu saja, tanpa ia minta.

Tapi ia tahu, jika ia membiarkan dirinya terlalu terikat, semuanya bisa berantakan. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Arlina—apakah itu terjadi karena pengawalan yang ia izinkan atau karena kesalahan lainnya—maka semua yang telah dibangunnya akan runtuh. Umbrahlis akan terjebak dalam masalah yang tak bisa dihentikan.

Tapi di sisi lain, bagaimana bisa ia hanya diam saja saat gadis itu begitu penting baginya?

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!