Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tidak salah
💞💞 HAPPY READING 💞💞
.
.
.
💕💕💕
Tiga hari berlalu, dari kejadian santi menjual bahan makanan waktu itu. Santi dan keluarganya semakin membenci anisa bahkan menegur anisa pun tidak mau. Sampai tiga hari orang tua santi juga masih ada di rumah santi. Mereka beralasan kepada besannya jika ayah santi masih cuti.
Pagi ini anisa berbelanja di tukang sayur keliling, seperti biasa setiap pagi pasti ada tukang sayur keliling untuk menjajakan sayurannya. Banyak ibu - ibu yang berbelanja sambil bergosip, hal inilah yang membuat anisa malas berlama - lama belanja.
" Ehh mbak anisa mau belanja apa mbak ? Ini ikannya segar - segar sayuran hijaunya juga fresh banget nih. " Seru tukang sayur kepada anisa.
" Aku minta ayamnya 1 kg , tempe 2, kangkung 2, sama sayuran sop nya 1 bungkus. " Ucap anisa sambil memilih - milih sayuran yang hendak dia beli.
Saat dia sedang memilih - milih sayuran , santi pun ikut bergabung. Perasaan anisa sudah tidak enak karena tidak biasanya santi belanja sayuran, jangankan belanja masak saja tidak pernah.
" Mang udin kemana saja selama 3 hari tidak jualan ?" Tanya ibu Titin sambil memilih sayuran.
" Selama tiga hari ini saya memang libur bu titin, biasa mengistirahatkan diri bu. Jangan kerja terus nanti cepat kaya " Ucap mang udin sambil terkekeh.
" Heleh... Cuma pedagang sayur keliling saja pakai acara libur segala. " Celetuk santi membuat ibu - ibu yang lain menatap jengah kearah santi.
Anisa diam saja dan pura - pura tidak mendengar, sepertinya santi hanya ingin memancing perhatiaan anisa saja. Terbukti dia selalu melirik kearah anisa.
" Punya saya hitung mang " Seru anisa.
" Mbak anisa tumben belanjaannya tidak banyak ?" Tanya ibu titin.
" Oh iya bu, karena sekarang orang yang makan dirumah berkurang jadi saya belanja sesuai dengan jumlah orang dirumah saja. " Jawab anisa.
" Memang rombongan samping rumah tidak makan dirumah lagi mbak ?" Tanya ibu-ibu yang lainnya.
" Sudah 3 hari ini tidak buk, mungkin masak sendiri bu." Jawab anisa sambil menahan tawanya melihat wajah santi yang sudah memerah. Entah karena malu atau karena dia kesal.
Namun tiba - tiba santi berkacak pinggang dan langsung berteriak sehingga mengundang perhatian warga yang lainnya.
" Haii anisa !! Aku tahu pasti orang yang kalian bicarakan itu adalah aku dan keluarga ku. ! Asal kalian tahu ya, aku makan itu di rumah mertuaku dan aku juga memberi uang bulanan yang cukup banyak untuk mertuaku. Jadi bukan berarti aku makan gratis, tidak salah dong aku dan keluarga ku makan dirumah mertua ku. " Ucap santi sambil berkacak pinggang.
" Makannya sih tidak salah mbak tapi kalau setiap hari dan satu keluarga itu yang jadi masalah. Lagi pula zainal kan anaknya ibu ratri jadi wajar kalau dia memberi uang kepada ibunya. Yang tidak tahu malu itu yang tiap hari datang cuma untuk makan tanpa mau membantu memasak" Ucap ibu aminah melirik sinis ke arah santi.
Rumah ibu aminah tepat disamping sebelah kanan rumah mertua anisa. Jadi sedikit banyak dia tahu tentang kejadian yang ada dirumah mertua anisa.
" Sudah mang cepat hitung punya saya karena saya mau lanjut beres - beres rumah" Ucap anisa malas berlama - lama karena pasti santi akan datang kerumah untuk melabraknya.
" Ayam, tempe, kangkung, sayur sop totalnya 50 ribu mbak. " Ucap tukang sayur menghitung belanjaan anisa.
" Ini mang uang ny pas ya. Ibu - ibu anisa duluan ya soalnya mau mencuci " Ucap anisa tersenyum ramah.
" Iya mbak anisa " Jawab ibu-ibu serempak.
Melihat anisa yang sudah meninggalkan tukang sayur, membuat santi juga pergi dari sana. Dia memang tidak berniat belanja , dia hanya ingin mempermalukan anisa tapi dia sendiri yang malu.
" Tidak jadi belanja mbak santi ?" Tanya ibu aminah.
" Aku tidak level belanja di tukang sayur keliling seperti ini. " Seru santi beralasan.
" Iyalah buat apa belanja, masak saja tidak pernah dan makan nebeng terus sama mas rendra " Ucap ibu titin yang mendapat pelototan mata dari santi.
* Ini pasti anisa yang sudah bicara yang tidak - tidak sama ibu - ibu mulut lemes itu. Awas kamu anisa, aku akan mengadukan semua ini kepada ibu dan mas zainal agar kamu di marah mereka* Gumam santi.
*********
Santi dan ibu nya datang kerumah ibu mertuanya, yang bikin anisa tidak habis fikir adalah orang tua santi terutama ibu Lina ibu dari santi. Ibu lina sama sekali tidak malu atau tidak menegur anaknya, padahal kelakuan santi itu tidak bisa dibenarkan.
" Anisa !! Sini kamu !" Teriak ibu mertua anisa dengan lantang.
Anisa yang sedang mencuci pun langsung menghentikan aktifitasnya dan menemui ibu mertuanya yang ada di ruang keluarga bersama menantu kesayangannya dan besan nya yang juga unik.
" Ada apa bu ? Anisa lagi mencuci bu." Ucap anisa dengan wajah kesal.
" Kamu bicara apa tadi saat belanja sayuran, kenapa santi pulang - pulang menangis ?" Tanya ibu lina menatao sinis anisa.
" Aku tidak bicara apa - apa, justru aku belanja dengan cepat untuk menghindari orang - orang yang pada bergosip. Jadi kalau anak ibu mengadu yang tidak - tidak ibu jangan menyalahkan saya " Jawab anisa dengan beraninya.
" Jangan bohong kamu ! Kamu kan yang bilang kalau aku dan keluarga sering makan disini. Padahal aku disini juga punya hak karena aku juga memberi uang bulanan untuk ibu dan anggap saja uang itu untuk biaya makan kami. " Teriak santi tidak terima.
" Aku tidak bilang begitu. Ibu aminah kan yang bilang ? Karena beliau tahu kebiasaan mbak dan suami mu , rumah ibu aminah loh cuma samping kanan rumah ini jadi dia sedikit mendengar apa yang diperdebatkan karena mbak sendiri bicara teriak - teriak seperti itu. Dan soal uang yang mbak berikan kepada ibu itu tidak ada apa - apanya dibandingkan yang mas rendra berikan " Ucap anisa dengan berani.
Santi dan ibunya menatap tidak suka kearah anisa . Merasa tidak enak dengan besannya ibu ratri pun ambil tindakan memarahi anisa, menurutnya anisa sudah keterlaluan.
" Anisa ! Kamu jangan keterlaluan. Ingat santi itu menantu saya. Menantu dari anak pertama saya, jika kamu mempermalukan santi sama saja kamu mempermalukan anak saya, Zainal. Cepat minta maaf sama santi dan ibunya !" Bentak ibu ratri dengan kesal.
Santi tersenyum sinis penuh kemenengan, karena mau seperti apapun kenyataannya ibu mertuanya pasti akan membelanya.
" Maaf ya bu aku tidak punya salah jadi aku tidak mau meminta maaf. Sudahlah tidak penting, aku mau lanjut mencuci karena cucian ku belum selesai." Ucap anisa meninggalkan mereka begitu saja.
Mau sampai perang dunia ke tigapun anisa tidak akan mau minta maaf karena dia memang tidak merasa salah. Jika dia salah tanpa di suruh pasti dia sudah meminta maaf.
*******
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK 🙏🙏🙏
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA YANG BANYAK 🙏🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏❤️❤️
aku yakin pasti nisa akan bantu nyariin kerja buat santi
kau yg kaya tapi kau yg jadi korban terus terusan.
.