NovelToon NovelToon
ALEXANDRIA CEGILKU

ALEXANDRIA CEGILKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / BTS / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: story_Mawarmerah

"Berhenti deket-deket gue! Tinggalin gue sendiri, kehadiran lo cuma buat gue lebih repot!" ~ Lengkara

"Aku gak akan berhenti buat janji yang aku miliki, sekuat apapun kamu ngehindar dan ngusir aku, aku tau kalo itu cara kamu buat lindungi aku!"

###

Alexandria Shada Jazlyn ditarik kerumah Brawijaya dan bertemu dengan sosok pmuda introvert bernama Lengkara Kafka Brawijaya.
Kehadiran Alexandria yang memiliki sikap riang pada akhirnya membuat hidup Lengkara dipenuhi warna.
Kendati Lengkara kerap menampik kehadiran Alexandria, namun pada kenyataanya Lengkara membutuhkan sosok Alexandria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon story_Mawarmerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Tidak Akan Meninggalkanmu

“Shada mungkin Lengkara buru-buru, kamu kalo masih mau makan bareng saja sama saya, gimana?”

Lengkara menghentikan langkahnya sejenak mendengar ucapan Elang, hanya dua detik kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya lagi, Lengkara  berlalu tanpa berbalik dan tanpa ingin tau bagaimana reaksi Shada  yang masih berada di belakangnya. bersama Elang.

Lengkara hanya terus berjalan, menulikan tatapan orang-orang yang kini menatapinya diarea kantin hingga Lengkara terbebas dan menyusuri koridor kampus. Lengkara tak pelak terus berjalan, menatap lurus kedepan dengan sedikit mempercepat langkah kakinya.

“Lengkaraaa…” suara teriakan Shada terdengar juga akhirnya. Itu berarti Shada menolak ajakan Elang dan memilih Lengkara yang terus berjalan tak  mengindahkannya.

Lengkara terus berjalan melewati orang-orang yang menatapnya hingga kakinya menuju area Rooftop sebagai tujuannya. Shada yang berlari dan berteriak dibelakang pada akhirnya mampu menyusul Lengkara.

“Lengka aku panggil-panggil kamu! Kamu kenapa gak berenti-berenti?” Shada mencoba menjajarkan tubuhnya dengan Lengkara yang terus berjalan.

“Lengka.. aku disini!” tetap tidak ada jawaban apapun. “Lengkara ini aku!”

“Iya gue tau!” pada akhirnya Lengkara menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Shada. Terlihat gadis itu menghela nafasnya cukup cepat karena berlarian mengejar dirinya.

“Terus kenapa gak sahutin aku atau minimal berhenti? Aku lari-lari kejar kamu!”

“Gue gak suruh lo!” Lengkara menekan. “kenapa lo gak disana aja sama dia?”

Shada tersenyum dan menggeleng, “aku gak bakal ulang kesalahan yang sama, Lengka!”

“Maksud lo?”

“Iya, aku gak bakal ninggalin kamu kayak tadi pagi, maaf yah!”

Lengkara terdiam, gemuruh nafasnya yang terdengar kasar perlahan mereda begitu pun raut wajahnya yang tegang mendadak biasa setelah mendengar ucapan itu. Seolah tanah tandus yang begitu kering di sirami air hujan, serta keadaan gersang berubah menjadi tenang.

Kiranya itulah penjabaran Lengkara sekarang.

Shada masih tersenyum dihadapan Lengkara.

“Jadi jangan marah lagi yah..”

“Hei,, kata siapa gue marah!” Lengkara menyela protes.

“Kata aku! Bukan kata siapa tapi itu faktanya! Marah kamu itu nyeremin, sulit tau bujuknya!”

“Ngasal lo”

“Yey..” Shada mendesis dan mendongakan kepalanya pada Lengkara “Terus kalo kamu gak marah kenapa tadi nyuekin aku? terus sekarang juga kenapa gak berhenti jalan padahal aku teriakin kamu sedari tadi!”

Di ultimatum itu Lengkara diam, seperti bisa Shada tidak pernah mau mengalah untuk selalu mendobrak pribadi Lengkara agar terbuka. Final nya Lengkara melempar tatapannya lebih dulu dengan  bibirnya yang terkatup rapat.

Shada tersenyum melihat itu.  “Yaudah kamu mau ke Rooftop lagi kan? Ayook!”

Shada pun menarik tangan Lengkara untuk berjalan masuk pada pintu menuju rooftop, menaiki tangga manual tiga lantai gadis itu begitu antusias menarik tangan Lengkara keatas.

********

Tak terasa Lengkara dan Shada menghabiskan waktu dengan hanya diam membaca buku di Rooftop,  Sebenarnya hanya Lengkara yang membaca buku sementara Shada asik dengan ponselnya atau mengitari rooftop kesana kemari untuk menghilangkan bosan.

Gadis itu bahkan tak sadar tertidur di pojokan Rooftop.

Lengkara menggeleng, sebenarnya ia sudah acap kali menyuruh Shada beranjak dan meninggalkannya, tapi Shada tetap Shada. Gadis itu tak pelak menyerah pada Lengkara, kendati sikap dan kebiasaan Lengkara bersebrangan dengan kebiasaan dirinya tapi Shada selalu mampu menyesuaikan itu.

“Lengkara tapi aku belum ngabisin makanan aku!”

Lengkara mengingat lagi detik terakhir dirinya bersama Shada di kantin sekolah, agaknya Shada tertidur untuk mengalihkan atensinya terhadap makanan yang menjadi Boosternya, tapi ia tinggal untuk menyusul Lengkara.

Di detik itu juga Lengkara menyimpan bukunya. Ia menggeser tubuhnya sepelan mungkin guna meminimalisir gerak agar Shada tidak terjaga. Sampai Lengkara berhenti di depan Shada, menatapi wajah tenang gadis itu yang tertidur cukup lelap dengan melipat kedua tangannya di dada dan menyandarkan kepalanya pada dinding.

Sungguh Lengkara tidak menyergah apapun, apalagi berniat membangunkan Shada, ia benar-benar hanya diam menatapi Shada di jarak beberapa jengkal dengannya.

Berselang beberapa lama Shada mengerjap terjaga,  gadis itu menatap tempat duduk Lengkara namun ia hanya mendapati bingkisan hitam disana.

“Aku ketiduran,..” Shada menguap sembari bangkit merentangkan tubuhnya. “oh,, kamu beli makanan?”

Shada tersenyum, wajah kantuknya seketika hilang saat melihat makanan yang disimpan Lengkara tak jauh dari dirinya.

“Tau aja kalo perut aku laper!” Shada beranjak mendekati Lengkara, pemuda itu pun tengah berdiri di pembatas rooftop.

“Woahh… kesukaan kamu!” ucap Shada begitu antusias, ia benar-benar antusias berbicara dan membuka makanan disamping Lengkara.

Setelahnya Shada memotong Roti isian daging itu  menjadi dua bagian.

“Ini.. satu buat kamu, satu buat aku” ucapnya memberikan roti pada Lengkara.

“Gue udah__”

“Ambil aja! Aku tau kamu belum makan juga!”

Shada tersenyum, kiranya ucapannya memang benar jika Lengkara hanya membeli itu satu. Dalam artian Lengkara mungkin terlihat acuh, tapi ia bukan type orang  yang bisa mementingkan dirinya sendiri saat dekat dengan seseorang.

Lebih tepatnya, mereka berdua sudah sangat tau tabiat masing-masing dengan kebersamaan yang sudah mereka lalui.

Shada kembali menyodorkan roti itu pada Lengkara, “Aku gak jadi makan aja kalo kamu gak mau makan juga!”

Lengkara diam dan menatap Shada disampingnya, gadis itu mengangguk guna meyakinkan Lengkara. Pada akhirnya Lengkara meraih rotinya, mereka berdua menyantap makan siang mereka cukup lahap kendati dengan satu roti yang dibelah untuk satu dan lainnya.

Di detik yang sama suara ponsel Lengkara berbunyi, Shada tersenyum karena pada akhirnnya Lengkara mau mengikuti arahannya untuk tidak lagi men-silent ponselnya.

Lengkara berdehem  dan melihat ponselnya yang di hinggapi sebuah pesan. Tapi di detik itu juga Lengkara menghentikan gerak tangannya.

“Dari siapa?” tanya Shada heran melihat gelagat Lengkara. “Dari siapa Lengka?”

Tak mendapati jawaban apapun Shada dengan berani mencabut ponsel Lengkara.

“Bibi Cecil?” lirih Shada melihat siapa nama yang tertera dilayar ponselnya. Shada menatap dengan sedikit memperingatkan

“kamu masih berhubungan sama bibi Cecil?”

Diam, Lengkara masih diam dan enggan menjawab jika ia memang kerap masih bertukar kabar dengan bibi dari ibunya yang dikenal bermasalah.

Yah… sebelum Lengkara dibawah hak asuh Merian, dulu ia sempat tinggal dengan Cecil dan memiliki beberapa pengalaman tidak mengenakan. Cukup pelik sebenarnya ketika Lengkara pernah menganggap  bibinya itu adalah pahlawan dirinya, tapi siapa sangka bibinya malah menganggap Lengkara ladang pemasukan dirinya karena Lengkara adalah cucuk Brawijaya.

Finalnya Merian bertaruh hingga memberikan salah satu proferty dan kekayaan berjalan pada Cecil untuk membawa hak asuh Lengkara.

“Lengkara kamu gak jawab apapun?”

“Gue memang masih sering hubungan sama bibi Cecil!”

“Kenapa?” tanya Shada menekan, jujur Shada tidak suka pada Cecil.

Tapi Lengkara menatap Shada begitu yakin “Karena ada hal yang harus gue selesaikan sama dia!”

“Maksud kamu?”

“Yah, kematian kedua orangtua gue!”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!