Kehidupan memang penuh lika-liku. Itulah yang terjadi pada kisah kehidupan seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang pengusaha kaya raya. Namun hidupnya tidak berjalan semulus apa yang dibayangkan.
Jika orang berpandangan bahwa orang kaya pasti bahagia? Tapi tidak berlaku untuk gadis ini. Kehidupannya jauh dari kata bahagia. Ia selalu gagal dalam hal apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
...𝙱𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚝𝚒𝚝𝚒𝚔 𝚕𝚎𝚕𝚊𝚑𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒...
...𝓚𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓛𝓾𝓴𝓪...
"Bella, kamu ada dimana?" tanya Kavendra dari balik pangilan telepon.
"Brighton" jawab Bella singkat
Ia tau mengapa papanya itu menelfon dirinya. "Buat apa? Nyari anak itu? Sekarang kamu cepet pulang" ucap Kavendra tegas tak terbantahkan.
"Aku cuma mau nemenin kak Gerald"
"Tetep aja tujuannya nyari Arlla kan? Kamu bela-belain nyari dia sampai gak masuk kuliah. Kamu tau? Hampir aja kamu di DO kalau bukan papa yang bertindak" ucap Kavendra kesal.
"Aku akan pulang minggu depan" ucap Bella
"Sekarang!!"
"Aku akan pulang minggu depan atau aku gak pulang sama sekali ke rumah" ucap Bella dan langsung menutup teleponnya begitu saja.
"Udah bisa membantah ya dia sekarang" Kavendra melempar ponselnya ke sembarang arah. Kesal dengan putri kesayangannya yang mulai berani membantah dirinya.
Bella memutar kemudinya menuju stasiun untuk menjemput Gerald. Dari radius 500 meter tampak seorang pria bertubuh tinggi berdiri menunggu seseorang. "Kak" sapa Bella dari dalam mobil.
Gadis itu keluar dari dalam mobil menghampiri Gerald. "Maaf ya aku ninggalin kamu dua hari. Aku diminta berada disana untuk menyelesaikan sedikit masalah yang terjadi" ucap Gerald tak enak hati.
Bella mengangguk dan tersenyum. Ia tak mempermasalahkan hal itu sama sekali. "Aku di minta pulang sama papa" ucap Bella memberi tahu.
"Kayanya kita harus kembali"
"Aku sudah menyusuri kota ini tapi gak menemukan kak Arlla" ucap Bella
"Sepertinya begitu. Perusahaan juga sekarang sedang membutuhkan aku" ucap Gerald
Keduanya masuk ke dalam mobil dan menuju apartemen yang di sewa Gerald selama beberapa hari ini untuk tinggal sementara. Sesampainya di apartemen, Gerald menjatuhkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya sejenak. Tangannya memijat pelipisnya agar pening di kepalanya sedikit mereda.
Sedangkan Bella, gadis itu masuk ke dapur dan mulai membuat sebuah makanan untuk mengisi perutnya dan Gerald yang pastinya juga lapar. Aroma wangi dari masakan yang dibuat Bella mengindari Gerald untuk melihat gadis itu dan menyusul ke dapur.
"Masak apa?" tanya Gerald
"Gurame asam manis" Bella mencium aroma dari masakannya yang sangat menggoda siapapun.
Setelah matang, Bella menyajikannya di sebuah piring dan menyiapkan nasi serta peralatan makan untuknya dan Gerald. "Kak, makan dulu" ucap Bella memanggil Gerald yang tadi kembali duduk di sofa.
Dengan gerakan kilat, Gerald sudah duduk di salah satu kursi makan. Matanya menatap ikan gurame yang dimasak oleh Bella. Perutnya yang keroncongan membuatnya ingin segera menyantap makanan itu.
"Kak" panggil Bella dan menjeda makannya sejenak. "Setelah ini, kakak udah berhenti nyari kak Arlla?" tanya Bella
Gerald terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Mungkin bukan aku yang terjun langsung mencari Arlla tapi aku tetep nyuruh anak buahku melanjutkan pencarian sampai dia ketemu" ucap Gerald
"Di weekend aku akan mencari sendiri Arlla" sambung pria itu.
"Maaf ya gara-gara ikut aku cari Arlla, kamu sampai lupa sama kuliah kamu" Bella menggelengkan kepalanya menolak pernyataan yang dilontarkan Gerald.
"Dari awal aku sendiri yang minta ikut kan" Gerald hanya menganggukkan kepala kemudian keduanya melanjutkan aktivitas makannya.
"Sebenarnya aku punya satu dugaan" ucap Bella membuat dahi Gerald berkerut.
"Apa?"
"Gak mungkin kak Arlla pergi hanya karena marah sampai selama ini bukan? Dia bukan wanita yang kekanak-kanakan" ucap Bella
"Aku pikir pasti ada seseorang yang menyembunyikannya atau kak Arlla diculik?"
"Tapi siapa yang ngelakuin itu?" tanya Gerald
"Mungkin dia punya musuh" tebak Bella
"Orang yang gak suka sama dia kan cuma kamu sama papa kamu" ucap Gerald spontan membuat Bella tersedak makanannya sendiri.
"Maaf, aku gak bermaksud"
"Orang yang jatuh cinta sama dia mungkin" ucap Bella
"Selain aku, siapa lagi?"
"Coba kita tanya ke kak Livia. Secara dia kan sahabatnya mungkin tau" ucap Bella
Gerald meraih ponselnya yang berada di saku celana. Tangannya yang lihai mencari nomor Livia dan menghubungi wanita itu. "Ada apa Gerald?" tanya Livia dari seberang sana
"Ada orang lain ga selain gue yang suka sama Arlla bahkan mungkin sampai ngejar-ngejar dia?" tanya Gerald to the point.
"Mmm gue gatau. Arlla gak pernah cerita apapun soal itu ke gue" ucap Livia
"Ada kabar soal Arlla?" tanya Livia
"Belum ada. Rencananya kita mau balik lagi ke Edinburgh"
"Kenapa?"
"Perusahaan lagi butuh gue sedangkan Bella dia harus kembali masuk kuliah" ucap Gerald menjelaskan.
"Terus, pencarian Arlla dihentikan gitu aja?" tanya Livia
"Tetep ada anak buah gue yang akan gue suruh untuk melanjutkan pencarian"
"Dia hilang tanpa jejak gitu aja" gumam Livia
Bella menatap Gerald mencari jawaban atas pertanyaannya tadi. "Gimana? Apa kata kak Livia?" Bella menodong pria itu dengan pertanyaan yang harus segera di jawab.
"Dia gatau. Karena Arlla gak pernah cerita apapun soal itu" ucap Gerald dan meletakkan ponselnya di samping usai memutus sambungan teleponnya dengan Livia.
"Selain dua kemungkinan itu, bisa jadi Kak Arlla udah meninggal" ucap Bella pelan
"Jaga omongan kamu" sentak Gerald membuat Bella terkejut.
"Maaf kak. Tapi, apa ada ya orang yang menghilang selama berbulan-bulan ini bahkan jejak terakhirnya aja gak tau dimana" ucap Bella
"Kita harus tetep berpikiran positif" Bella mengangguk menyetujui. Ia juga tak ingin hal itu terjadi pada kakaknya. Dia belum sempat mengucapkan kata maaf pada Arlla.
"Aku denger sebelum kak Arlla menghilang, kalian ada masalah" tanya Bella dan menatap intens wajah Gerald. Sedari awal dia sangat penasaran dengan masalah apa yang terjadi antara kakaknya dengan kekasihnya ini. Tetapi baru sekarang lah ia berani mengutarakan rasa penasarannya itu dengan bertanya langsung pada Gerald.
Rahang tegas itu mulai berhenti mengunyah dan terdiam sepersekian detik sebelum menjawab. "Waktu itu aku mabuk" ucap Gerald membuka suara setelah hening beberapa saat.
"Kakak suka mabuk?" tanya Bella
"Engga. Waktu itu lagi ada masalah dan aku minum dikit"
"Lalu?" Bella menuntut pria itu untuk melanjutkan ceritanya yang membuatnya penasaran. "Ada cewek yang bantuin aku pulang. Aku juga gatau itu siapa. Dan kebetulan Arlla lagi nelfon aku karena dia khawatir. Cewek itu jawab panggilan Arlla dan ya... "
"Dia salah paham"
"Aku udah berusaha jelasin ke dia. Tapi dia waktu itu langsung matiin ponselnya dan entah pergi kemana"
"Jadi belum sempet jelasin ke kak Arlla?" tanya Bella
"Belum"
"Lagian kakak ngapain mabuk" cibir Bella
Ia sangat tidak suka dengan seorang laki-laki yang suka mabuk. Menurutnya itu hanya akan merugikan diri sendiri dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah jika alasan seseorang mabuk karena sedang banyak masalah.
Tok tok tok