Berawal dari kematian tragis sang kekasih.
Kehidupan seorang gadis berparas cantik bernama Annalese kembali diselimuti kegelapan dan penyesalan yang teramat sangat.
Jika saja Anna bisa menurunkan ego dan berfikir jernih pada insiden di malam itu, akankah semuanya tetap baik-baik saja?
Yuk simak selengkapnya di novel "Cinta di Musim Semi".
_Cover by Pinterest_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seoyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
“Yak! Berhenti mencari perhatian, kau akan membuat bus itu oleng kesini!” pekik Matthias ketika para gadis penumpang bus terlihat heboh sampai membuat bus tersebut tampak miring ke sisinya karena banyak nya penumpang yang berpindah ke sisi yang sama.
Sementara itu karena banyaknya penumpang ingin melihat ketampanan calon suaminya, sampai tubuh Anna terombang-ambing kesana kemari, membuat Anna geram dan akhirnya ia pun memutuskan untuk mundur berpindah ke sisi lainnya.
Melihat tujuan nya menghilang dari kerumunan, Bastian pun mengangkat sudut bibirnya seraya menurunkan kecepatan mobil nya perlahan sampai busway yang ada disampingnya melampaui mobil nya. Kemudian dengan cepat Bastian mengubah haluannya ke sisi lain busway dan kembali menancap gas agar bisa menyamai kecepatan busway.
“Aish! Sial! Kau sudah gila?! Apa yang kau lakukan,” kecam Matthias yang benar-benar tak mengerti dengan perilaku aneh karib nya saat ini.
Alih-alih menanggapi racauan Matthias, Bastian malah tampak menyunggingkan senyum tipis nya kala pandangannya kembali bertemu dengan calon istrinya yang kini juga sedang memperhatikannya dari balik jendela busway.
Karena semua penumpang wanita beralih ke sisi yang lain, Anna pun akhirnya bisa duduk di kursi dengan nyaman, ketika para gadis sibuk membuat kehebohan di sisi lainnya.
Tidak seperti Bastian yang terus memandangi Anna di tengah fokus nya menyetir, Anna lebih memlih membuang muka dan memutuskan pandangannya dengan Bastian.
“Kekanak-kanakan sekali,” gumam Anna pelan yang lalu meraih ponsel dalam tas dan memainkannya tanpa memperdulikan Bastian.
Tak sampai disitu, ketika salah satu penumpang menyadari jika pria tampan yang menjadi pusat perhatiannya berpindah ke sisi yang lain, ia pun lantas membuat kehebohan yang membuat para penumpang lainnya ikut berpindah.
“Yak! Pria itu pindah kemari!” seru nya nyaring yang membuat satu sisi mobil kembali memikul beban yang cukup berat.
“Aish! Sialan!” umpat Anna pelan, ketika sekumpulan siswi SMA itu terus mendorong tubuhnya sampai ke sudut dan alhasil kini tubuhnya pun terhimpit, bahkan sisi wajahnya menempel di kaca jendela bus.
Bukannya merasa kasihan dengan nasib naas yang dialami calon istrinya, namun pria berdarah dingin itu malah mengembangkan senyumannya yang mampu membuat para wanita semakin menggila.
“Wuuaaahh! Astaga! Dia tersenyum! Anjir senyum nya manis banget gila! Dia benar-benar makhluk dari planet bumi kan?!” celetuk salah satu siswa yang tepat berdiri di samping Anna.
‘Aish! Sial! Mulutnya bau bangke lagi!’ dumel Anna dalam hati usai aroma busuk yang berasal dari mulut siswi itu menusuk ke dalam rongga hidungnya.
‘Dia pasti sengaja melakukan ini! (dumel Anna lagi seraya melirik tajam ke arah Bastian yang masih mentertawakan nasib tragis Anna) awas saja, kau pikir aku akan diam aja huh, akan ku balas kau!’ kutuk nya bersamaan dengan darahnya yang mendidih ketika pria menyebalkan itu terus saja mengisenginya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setibanya di halte bus yang berada dekat dengan perusahaan HB Group, Anna pun lantas turun dengan segenap kekuatan yang ia miliki untuk membelah lautan manusia di depannya, karena para siswi SMA masih saja berkerumun menyaksikan kepergian mobil mewah yang terus melaju melewati busway.
“Fiuuhhh! (akhirnya usai berjuang keluar dari busway, kini Anna bisa menghirup udara segar yang berhembus menyegarkan indra penciumannya)
Aish! Pria brengsek itu! Pasti sengaja membuat kehebohan di bus yang membuat semua gadis menggila.
Tentu saja, ku akui memang dia sangat tampan, (oceh Anna dalam perjalanannya menuju perusahaan sembari mencoba merapihkan blouse nya yang tampak kacau akibat berdesak-desakan dengan para gadis liar itu)
Tapi apa gunanya wajah tampan, kelakuan seperti bocah!” Anna tak hentinya menggerutu sepanjang perjalanan selagi langkahnya terus berpacu bersamaan dengan bunyi heels yang kian terdengar nyaring.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu di area depan pintu utama, para staf keamanan serta beberapa karyawan yang bertugas berjaga di lobi pun tampak berbaris rapih untuk menyambut kedatangan pimpinan muda mereka.
Tak ketinggalan, Regan yang kini sudah naik pangkat menjadi kepala bagian humas pun terlihat berada di barisan terdepan.
Semua serempak menaruh kedua tangan mereka di atas perut seraya menurunkan pandangan, ketika salah satu keamanan membantu membukakan pintu untuk Bastian yang hari ini lebih memilih mengendarai kendaraan sendiri, alih-alih menggunakan supir seperti biasanya.
“SELAMAT PAGI PAK BASTIAN!” seru para karyawannya serempak ketika Bastian memijakan kakinya di aspal.
Di tengah sambutan paginya yang begitu energik dari para karyawan nya, kedua mata elang nya mencoba menelusuri area sekitar, seolah tengah mencari sesuatu yang tidak berada dalam radarnya.
Dan benar saja, sosok yang di carinya itu malah terlihat sedang mengendap-endap berjalan menuju pintu sisi timur, berusaha menjauhi kerumunan juga pusat perhatian, yang lantas membuat Bastian tak mampu mengendalikan emosional yang tersalurkan melalui kekeuhan tawa kecil nya.
Sontak saja para karyawan yang mendengar kekeuhan tawa Bastian pun seketika saling melempar tatapan aneh nya, namun meskipun begitu tak lantas membuat mereka lancang ingin mengetahui ekspresi pimpinannya saat ini yang tengah berjalan melewati mereka.
“Tolong parkirkan mobilnya,” perintah Matthias pada sang petugas keamanan yang sebelumnya membukakan pintu untuk Bastian.
“Baik pak,” patuh nya yang langsung berlari kecil menuju pintu pengemudi.
Matthias pun bergegas berjalan masuk menyusul langkah cepat Bastian.
Melihat Anna yang malah berdiri di depan lift para karyawan bersama dengan beberapa karyawan lainnya, membuat Bastian kembali tertawa sinis, terlebih ketika Anna dengan sengaja menghindari kontak mata dengannya, tentu saja hal itu semakin menjatuhkan harga dirinya.
“SELAMAT PAGI PAK BASTIAN!” sapa para karyawan nya seraya menundukan kepalanya ke arah Bastian, berbeda dengan Anna yang hanya ikut-ikutan menunduk dengan gerakan asal juga tak bersuara.
“Kau akan terus mengabaikanku Annalese?!” pekik Bastian yang tak perduli dengan sapaan para bawahannya, karena pandangannya hanya terfokus pada 1 wanita tinggi yang berada di antara kerumunan karyawannya.
Mendengar pekikan tajam pimpinannya, tentu saja membuat para karyawan merasa terhentak dan saling melempar tatapan bingung, mencoba mencari tahu siapakah gerangan yang di maksud pimpinannya?
Karena Anna masih juga terdiam tak bergeming di tempat, Matthias yang berdiri di samping Bastian pun ikut melirik ke arah Anna seraya memberikan kode peringatan jika dirinya harus bergabung dengan sang pimpinan di lift khusus alih-alih bersama dengan para karyawan lainnya.
‘Aish! Sial!’ umpat Anna dalam senyuman palsunya untuk menunjukan kepatuhannya.
Dengan sangat terpaksa dan helaan nafas pasrah ia pun menarik langkah meninggalkan rombongan karyawan untuk beralih bergabung dengan Bastian dan Matthias di lift khusus. Yang membuat semua pasang mata mengarah padanya, karena tak menduga jika ada seorang wanita asing yang diijinkan ikut bergabung bersama pimpinan angkuh itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di dalam lift.
Berbeda dengan lift karyawan, suasana tampak ricuh dan heboh membicarakan wanita asing yang baru saja masuk ke dalam lift yang sama dengan pimpinan mereka, berbagai spekulasi pun bermunculan sehingga menimbulkan banyak nya berita simpang siur mengenai identitas Annalese.
Ada yang mengira Annalese adalah kekasih baru Matthias, aktor yang kini tengah naik daun, ada juga yang berpendapat jika Anna adalah wanita simpanan Bastian, yang jelas hanyalah image Anna yang saat ini sudah tercoreng buruk di mata para karyawan.
Entah dia kekasih Matthias atau simpanan Bastian, pada akhirnya Anna hanya terlihat seperti wanita murahan bagi para karyawan wanita yang tidak menyukai kehadiran dirinya.
Bersambung***