NovelToon NovelToon
Widuri

Widuri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kaa_Zee

Widuri memilih kabur dari rumah, pergi jauh dari keluarga kakeknya yang tiba tiba menjodohkannya dengan sesosok pria yang bahkan tidak dia kenal.
Akibat perbuatannya itu sang kakek murka, tidak hanya menarik uang sakunya yang fantastis, sang kakek juga memblokir kartu kredit, mobil bahkan kartu kartu sakti penunjang hidup dan modal foya foya yang selama ini Widuri nikmati.
Akankah Widuri menyerah ataukah bersikeras pada pendiriannya yang justru membuatnya semakin terjerumus masalah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaa_Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.08

"Bagaimana kalau kau saja yang menikah denganku?" ulangnya untuk dua kali.

"Hmm?"

Widuri mengulas senyuman tipis dibibirnya. Sementara Marcel mendadak menginjak pedal rem hingga suara mesin mobil menderita. Seketika Widuri yang memang tidak menggunakan self belt itu tersungkur, jatuh terduduk dengan kepala membentur dashboard depan.

Brukkkk!

"Awwww .... Sakit tahu!" ucap Widuri kaget, ia terjepit dengan satu kaki terlipat ke atas.

"Kau ...!" Tatapan Marcel setajam silet tertuju pada gadis yang tengah tertelungkup itu, tak peduli sedikitpun keadaan Widuri saat ini. "Kau benar-benar gila ya!" lanjutnya.

Widuri berdecak, bangkit dengan susah payah tanpa pertolongan.

"Marcel. Tolong aku dulu kek! Sakit tahu!" ucapnya kembali duduk, menggosok pelan kening dan kepala yang terbentur tadi. "Dasar manusia tidak punya hati!" sambungnya lagi.

Marcel masih menyalang, tatapannya mengikuti pergerakan Widuri, ia tidak peduli pada Widuri yang kesakitan.

Berkali-kali pria itu menggelengkan kepala lalu berdecak kesal. "Selain miskin, gelandangan, kurang ajar, kau juga tidak tahu malu!"

"Widuri ... Namaku Widuri, terima kasih atas penilaianmu, asal kau tahu saja kalau aku itu orang kaya, aku benar-benar kaya. Uangku juga banyak, ya walaupun sekarang aku tidak bisa mengaksesnya!" dalih Widuri, "Dan kau akan kaget sampai mulutmu menganga kalau tahu siapa sebenarnya keluargaku!" ucap Widuri yang kini mengusap sikutnya yang sakit juga. "Gelandangan itu karena aku kabur dari rumah. Aku kabur karena ak---!"

"Sudah cukup. Aku tidak mau mendengar sedikitpun ocehanmu!" Marcel menyela cepat saat Widuri bicara panjang lebar, ia langsung membuka self belt yang membelit dirinya, mencondongkan tubuh kearah dimana Widuri duduk. Gadis itu jelas kaget, jantungnya hampir copot karena himpitan Marcel.

"Apa yang kau---?" katanya, was-was Marcel melakukan hal tidak senonoh padanya.

"Keluar." Sentak bengis. "Keluar sekarang juga!" ulangnya seraya mendorong pintu hingga terbuka. "Ayo. Tunggu apa lagi!"

Widuri terperangah, lagi-lagi dirinya terusir?

"Marcel ... Aku ...,"

"Aku bisa gila mendengar semua ocehanmu! Kau terlalu berisik ...!" ucap Marcel, ia mengangkat dagunya sebagai tanda menyuruh Widuri pergi.

Secepat kilat Widuri kembali menarik pintu mobil dan menguncinya rapat. Ia juga menaikkan kembali kaca mobil yang sebelumnya ia buka.

"Aku tidak akan pergi. Aku tidak mau...!" katanya seraya menarik tali pengaman lalu memasangkannya dengan benar.

 "Aku akan diam saja, aku tidak akan bicara. Tapi biarkan aku ikut sekali ini saja karena aku tidak punya tempat tujuan. Kakiku pegal dan aku---," ucapannya langsung terhenti saat melihat Marcel menaikkan satu alisnya keatas. "Baiklah aku akan....!" sambungnya seraya merapatkan bibir mungilnya, lalu diangkatnya telunjuk mengikuti garis bibir sebagai tanda bahwa ia akan diam tanpa bicara lagi.

 Marcel yang sejak tadi dibuatnya kesal hanya bisa menghela nafas panjang, kesabarannya hanya setipis tissu namun entah kenapa ia tidak bisa menolak. Hingga ia pun kembali melajukan kendaraan roda empatnya.

Suasana didalam mobil menjadi hening, Widuri tidak lagi bicara sepatah kata pun begitu juga dengan Marcel. Mereka tengah fokus pada fikirannya masing-masing hingga mobil berhenti disebuah gedung.

Marcel keluar setelah memarkirkan mobilnya, ia melirik Widuri yang masih berada didalam.

"Gadis gila ini benar-benar penurut!" batinnya bicara saat melihat Widuri keluar setelah ia tatap tajam.

Mereka memasuki lobby sebuah gedung apartemen yang begitu mewah, jelas sudah siapa Marcel sebenarnya.

"Hotel, resto, dan sekarang apart mewah. Jelas dia itu orang kaya. Bahkan mungkin lebih kaya dari pada kakek." batin Widuri.

"Untuk sementara kau boleh tinggal disini!" kata Marcel saat tiba didepan sebuah pintu lantas membukanya lebar-lebar.

"Ini tempat tinggalmu. Berarti kita akan tinggal bersama?" celetuk Widuri saat melangkahkan kedua kakinya masuk.

Kedua mata lentik itu menyisir keseluruhan ruangan dengan seksama, lukisan abstrak yang tergantung di dinding, kilauan lampu kristal yang menggantung ditengah ruangan, bahkan hiasan demi hiasan yang tertata rapi di meja menandakan unit apart ini terjaga sangat baik.

Widuri berjalan mengitari ruangan demi ruangan, bahkan masuk ke area dapur yang rapi, "Apa kau tinggal sendiri? Apa aku boleh memasak? Aku suka sekali memasak."

Marcel memijit pelipisnya walau tidak berdenyut, suara Widuri sangat mengganggu telinga. Gadis itu bahkan membuka tirai jendela dan terpukau saat melihat pemandangan yang tersaji disana.

"Wow keren ...! Ternyata ada tempat seindah ini dikota ini!"

"Aku mengijinkanmu tinggal bukan berarti kau bisa seenaknya!" katanya seraya menyambar tirai dan menutup jendela kembali.

"Ya Maaf ... Tenang saja, aku tahu diri kok. Aku pasti akan mengganti hutang-hutangku padamu, Marcel! Ya setelah akses finansialku kembali!" terangnya seraya mendudukkan dirinya diatas sofa.

"So, aku tidur dimana? Disini hanya ada satu kamar, dan jangan bilang kalau kau ingin kita tidur bersama karena ku pastikan itu tidak akan terjadi!"

Marcel dibuatnya kelu, gadis itu benar-benar banyak bicara dan jujur saja dirinya tidak suka kebisingan. Dia berdiri mematung, menatap Widuri dengan tajam.

"Ya... Baik ... Baik ... Aku tidak akan bicara lagi!"

Setelah mendengar hal itu Marcel menuju kamarnya, lalu keluar dengan membawa satu buah bantal dan juga selimut dan melemparkannya tepat pada Widuri.

"Tempat tidurmu disofa ini, jangan pernah berfikir untuk pergi ke kamar apalagi kita akan tidur bersama, walau hanya membayangkannya saja karena aku sama sekali tidak tertarik!" kata Marcel, setelah itu ia berlalu menuju dapur.

"Kau boleh memasak saat aku tidak ada! Aku tidak suka bau masakan terlebih ruanganku jadi bau!" lanjutnya, "Dan satu lagi, kau hanya boleh membuka tirai jendela saat aku tidak ada," katanya lagi seraya berjalan kembali ke arah ruang tamu.

"Apa ...!"

Marcel yang hendak ke kamar kembali berbalik. "Dan ingat ya ... kau harus membayar hutangmu yang sekarang semakin berlipat-lipat ini secepatnya!"

Setelah itu, barulah Marcel masuk kedalam kamar dan tidak keluar lagi. Sementara Widuri masih terperangah akan semua ucapan Marcel padanya.

Ia menyibakkan selimut yang dilempar menutupi sebagian wajah cantiknya seraya terus menatap pintu kamar dimana Marcel tenggelam didalamnya. Bisa-bisanya dia mengatakan semua hal yang mematahkan semua ucapannya.

"Ternyata dia mendengar semua ucapanku. Ku fikir dia tidak peduli apa-apa selain dirinya sendiri," gumamnya pelan

Dan yang pasti, Widuri bisa bernafas lega mendapatkan tempat yang bagus saat ini walau harus berurusan dengan orang macam Marcel dalam pelariannya yang menyedihkan ini, bahkan ia tidak punya uang sepeser pun.

Helaan nafas panjang terdengar lesu saat mengingat ia tidak memiliki apa-apa saat ini. Tak lama ia bangkit dari sofa, menyusun selimut juga bantal yang Marcel lempar tadi diatasnya. "Jangan fikirkan itu Widuri, sekarang kita fikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang untuk bertahan hidup!"

Sementara Marcel yang tengah berada dibawah guyuran shower tak berhenti merutuki diri. Bisa-bisanya ia membawa seorang gadis yang tidak ia kenal ke dalam unitnya, gadis yang bahkan menghina dan mencaci dirinya manusia tanpa hati. Kaca yang berembun ia usap menggunakan telapak tangannya, menampilkan pantulan dirinya yang segar dan basah.

"Apa kau yang fikirkan Marcel?"

1
lina
udh mao bae
lina
normal klo m widuri 🤣🤣

cus lah update k. yg banyak
lina
hayo update k. penisirin oy
lina
karna marsel d kirim ma zee buat jd jodoh u 🤣🤣🤣
lina
mulai perhatian tuh
lina
astagaaaa aku lupa novel ku dewek 😅😅
lina: eet udah abis bae
Zєє wallupattma: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ayo balik sana
total 2 replies
lina
widiiih niat kabur malah nyari jodoh 🤣🤣
lina
pasti marsel lagi
lina
buseeeh bales widuri. masa kalah m marsel
Momy fadilhafiz
karena aku udah punya calon sendiri kakek ☺️🤭
Zєє wallupattma: hihihi
total 1 replies
Momy fadilhafiz
suka ceritanya...sayang sekali cerita sebagus ini peminatnya sedikit
Momy fadilhafiz
ya elah Daniel... seorang CEO kok gak mau nyelidikin.latar belakang seseorang sich!!!
Zєє wallupattma: /Facepalm//Facepalm/itulah kenapa ya dia bodo amatan
total 1 replies
Momy fadilhafiz
ceritanya seru ... semoga dilanjut sampai tamat
Momy fadilhafiz: siap kk
Zєє wallupattma: Makasih kak... terus kasih othor dukungan biar makin semangat ya kak/Heart/
total 2 replies
lina
🤣🤣 ada gunanya juga itu s marsel yg duduk
Zєє wallupattma: suruh bayarin ya jangan diem bae/Facepalm/
total 1 replies
lina
jiwa pembangkan widuri
Zєє wallupattma: heeh wkwkwk
total 1 replies
lina
minta ama kake mu neng 😁
syifa fadila fasha
lanjuttkannn thor😍
syifa fadila fasha
besttt🔥🔥🔥🔥
syifa fadila fasha
bagusssssss bgt, lanjuuut thor🔥
Zєє wallupattma: makasih kak/Determined/
total 1 replies
Zєє wallupattma
kak... 😢 makasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!